Loader

BUDDHA BAR DI PROTES ??? (SURUH DITUTUP)

Started by Bazzmore, 03/03/09, 09:55

Previous topic - Next topic

aku padamu h. rhoma irama...
One cigarette costs 2 minutes of your life. One bottle of beer costs 4 minutes of your life. One working day costs 8 hours of your life.

Ravelex.net - Administrator
Email : Admin[at]rvlx.net
Phone : 021-9996-7859 (office hour)
fax.: 021-7

Quote from: 7 on 04/03/09, 11:19


;D ;D ;D


Udah paling bener dulu tuh jadinya bukan Buddha Bar, mendingan jadi Jimmy Woo biar ga ada problem di kemudian hari.... :P

Nyusahin orang aja, knp gak di ijinin dr awal aja. Emangnya rubah nama BAR itu duit nya gak kecil? Waktu dulu aja g pernah denger ada temen g mo ganti nama BAR ditempat dia kerja itu mesti bayar kira kira 100jt an ke dinas parawisata.

ada udang di balik bakwan? *piss*
The things that don't kill, only makes you strong

itulah hebatnya indonesia, dari yang gak bisa tau2 bisa & dari yang bisa tau2 gak bisa...
Bukan Sembarang Pria, Pria Sembarangan....!!!!


duh yang beginian jadi bikin pusing aja sih? masih bnyk hal- hal yg lebih penting dibahas... heran mau disco aja urusannya jd panjang. mendingan yg protes itu kita ajak aja disco gmn???
im'a MIC person

BUDHA BAR ganti nama jadi "BU BAR"
gitu aja gmn?
Hehe..
Indonesia apa aja di duitin..
Gk beres!
BlackBerry PIN    : 22A7C276
Email                  : marshelariaherlambang@gmail.com
Twitter                : @Marchel_H

www.soundcloud.com/marchelherlambang

mo di adain kebaktian tuh di sana......
ada yang mau join ???
Walau makan susah Walau hidup susah
Walau tuk senyumpun susah
Rasa syukur ini karena bersamamu
juga susah dilupakan

(Ku Bahagia - Sherina)

Quote from: marchel on 05/03/09, 06:58
BUDHA BAR ganti nama jadi "BU BAR"
gitu aja gmn?
Hehe..
Indonesia apa aja di duitin..
Gk beres!

hahaha.. parah juga jadi BU BAR ;D
iyah sebagian masyarakat ngikutin para pejabat sana pada korupt.. hehe *sotoy
DANCE OR DIE!!!

gini nich indonesia
kalo dilahirkan kembali gw kaga mau jadi orang indonesia

iyah gitulah negara kita yang tercinta ini,.....kondisinya memang demikian jadi yah....uh..capee deh seperti kaya yang diatas...heuheuheuh

Quote from: nik on 05/03/09, 16:34
gini nich indonesia
kalo dilahirkan kembali gw kaga mau jadi orang indonesia
untung gw bukan indo :P

mau pemilu niii semua pihak sibuk caper . . . . . . . politik oh politik


mending chaos aja deh trus jual ni negara ke inggris ;D

Quote from: echaaaa on 05/03/09, 19:09

mending chaos aja deh trus jual ni negara ke inggris ;D

ngapain nyong Inggris katrok !! di negaranya sendiri aja ribet, orang inggris lagi pada strike gara2 ngga dapet pekerja yang di ambil sama POLAND bangsat
For every Skrillex, there is a J:Kenzo

www.soundcloud.com/dedosixteen


Quote from: dedoSixteen on 05/03/09, 19:19
Quote from: echaaaa on 05/03/09, 19:09

mending chaos aja deh trus jual ni negara ke inggris ;D

ngapain nyong Inggris katrok !! di negaranya sendiri aja ribet, orang inggris lagi pada strike gara2 ngga dapet pekerja yang di ambil sama POLAND bangsat

spynya Mi6 niiii  ::)

;D

Wah kasihan sodara gue.. dia ada saham disana..hmmmmm
"THE ONE"

hmm...di ganti yach??

coba nama yang udah familiar...

BURES PANG BAR...
pasti laku gila...heuehuehuehue
Apa aja Bolehlah...asal engga senggol2an...ntar nabrak..

Quote from: adhievizuale on 05/03/09, 23:23
hmm...di ganti yach??

coba nama yang udah familiar...

BURES PANG BAR...
pasti laku gila...heuehuehuehue

kocak...

kasian kak renisut.. hmmhh harus memulai dari awal lagi dong..

Jakarta - Keberadaan Buddha Bar di Menteng, Jakarta Pusat menuai banyak protes. Selain menggunakan nama dan ornamen Buddha, bar itu juga diprotes karena menggunakan bangunan yang notabene termasuk bangunan cagar budaya atau dilindungi.

Menurut rilis yang dikeluarkan Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Buddha Departemen Agama yang dikutip Sabtu (21/3/2009), pemanfaatan gedung bekas kantor Imigrasi DKI Jakarta itu berawal dari ide Sutiyoso saat menjabat Gubernur. Saat itu, Bang Yos, demikian dia biasa disapa ingin merenovasi dan memanfaatkan gedung tua di Jalan Teuku Umar No. 1 Jakarta Pusat itu.

Untuk mewujudkannya, diadakanlah lomba kepada masyarakat umum untuk dapat merencanakan, merenovasi, dan memanfaatkan gedung itu agar lebih baik. Kepada pemenang, nantinya akan diberi kesempatan untuk mengelola tempat itu sebagai bisnis yang berhubungan dengan pariwisata.

"Maka keluar pemenang pertama JF yang merupakan pemilik Tanah Abang Plaza dan pemenang kedua A, pemilik hotel Tugu, Malang, Jawa Timur," kata Dirjen Bimbingan Masyarakat Buddha Budi Setiawan dalam rilisnya.

Kedua pemenang akhirnya bersepakat untuk membuka usaha hiburan dengan nama Buddha Bar. "Pak JF akhirnya menghubungi pusat Buddha Bar di Paris untuk bisa membuka franchise di Jakarta dan juga mengusahakan izin-izin dan rekomendasi dari institusi yang berwenang," lanjut Budi.

Dari situlah, penolakan terhadap Buddha Bar mulai terjadi. Sekelompok massa mengatasnakaman mahasiswa Buddha sempat beberapa kali mendemo agar bar tersebut ditutup.

Bahkan Indonesia Corruption Wacth (ICW) mengendus adanya penyimpangan dalam pemanfaatan gedung cagar budaya tersebut. Mereka meminta KPK untuk mengusutnya.

Namun hal itu langsung dibantah oleh Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan DKI Jakarta Arie Budhiman. Menurutnya, proses penggunaan benda yang manjadi salah satu cagar budaya itu telah dilakukan dengan mekanisme yang benar. Dia juga menegaskan, gedung tersebut masih milik Pemprov DKI Jakarta.

"Kalau dikatakan pengalihan, jelas tidak, gedung masih milik Pemprov kok. Penggunaan itu dengan sistem sewa. Pasti mekanismenya sudah melalui proses yang benar," kata Arie saat berbincang dengan detikcom beberapa waktu lalu.

Arie juga menegaskan tidak ada yang salah dari pemanfaatan gedung bekas kantor Imigrasi tersebut. Asal tak mengubah bentuk secara fisik, pemanfaatan bangunan cagar budaya memang diperbolehkan. Pemanfaatan bangunan cagar budaya oleh pihak swasta justru dimaksudkan agar pemeliharaan bangunan tersebut tetap baik.

Lebih lanjut, Budi mengatakan, penolakan demi penolakan tetap terjadi. Menteri Agama Maftuh Basyuni pun menegaskan sebaiknya bar tersebut ditutup karena telah melukai perasaan umat beragama. "Jika tidak ditutup, dikhawatirkan nanti ada Islam Bar, Kristen Bar dan bar-bar lainnya," kata Maftuh dalam pertemuan dengan para tokoh agama di Jambi 11 Maret lalu.

Karena itu, Depag pun memohon kepada Gubernur DKI Jakarta untuk meninjau ulang izin tetap usaha dagang Buddha Bar. Serta meminta pemilik untuk mengganti nama merek usaha tersebut.

"Dari pembicaraan, JFsanggup menginformasikan keadaan ini ke pemilik pranchise Buddha Bar di Paris. DIa juga akan merencanakan nama baru pengganti Buddha Bar," kata Budi.

Tak Rekomendasi Usaha dengan Nama Buddha

Untuk menghindari polemik semacam itu, Depag pun mengeluarkan surat edaran No: DJ.VI/2/BA.00/168/2009. Surat itu berisi tidak memberi rekomendasi terhadap usaha dagang atau hiburan dengan menggunakan nama Buddha seperti Buddha Bar, Buddha Spa, Buddha Disc, Buddha Cafe dan lain-lain.

"Jika sudah, kita minta pemilik usaha mengganti nama tersebut," kata Budi.


taken from http://www.detiknews.com/read/2009/03/21/140537/1103016/10/kronologi-munculnya-buddha-bar-di-bekas-kantor-imigrasi
audio  - video - disco
I hear - I see  - I learn


Quote from: nik on 05/03/09, 16:34
gini nich indonesia
kalo dilahirkan kembali gw kaga mau jadi orang indonesia

hahaha.. se-desperate itu jadi orang Indonesia??
..HNN..

jgn salahin negaranya dong.....manusia dan pemerintahannya aja......

I love Indonesia n proud to be Indonesian.

btw, I love Buddha Bar. I love Buddhist ways of life....
Keep on dancing and on and on and on and so on!