Loader

BUNG KARNO

Started by irvanvitaxx, 18/08/07, 20:17

Previous topic - Next topic
25/08/07, 14:54 #50 Last Edit: 25/08/07, 14:56 by irvanvitaxx
baca rada akhirnya deeehhh....gila amerikaaaa ......jago abis muka duaaa nyaa.... sama kaya peristiwa  kuba ....fidel castro.....dia ngebela pemberontaknya... gua baru tau jelasnya ....JAING juga yaaaa amerika...

Quote from: irvanvitaxx on 25/08/07, 14:54
baca rada akhirnya deeehhh....gila amerikaaaa ......jago abis muka duaaa nyaa.... sama kaya peristiwa  kuba ....fidel castro.....dia ngebela pemberontaknya... gua baru tau jelasnya ....JAING juga yaaaa amerika...

ya gitulah amerika..  *sht*


..Leave me here in my stark, raving, sick, sad little world..!

hmm bagusnya crita panjang itu dibikin skrip dialog trus dibikin film true storie dokumenter gtu base history, sponsornya minta ama holiiwood hehe x dikasih heheheh, bakalan lebih keren dari bournesupremaci/bourneultimatum ato mr bond 007 kayanyah heheheh

film JFK aja ada beberapa versi kan

irvan bekas guru sejarah ya? ::)
Illusion Visual Player

bukan guru sejarah....."tapi irvan yang tidak pernah melupakan sejarah" alaah....hehehehehhe,,,,,

.....seneng aja sama gini2an gua...hehehe,,,


Catatan A. Umar Said
 

SOAL G30S, BUNG KARNO

30 September. Bagi banyak orang, di masa yang lalu, tanggal ini dan hari-hari berikutnya, merupakan hari yang mengandung kenang-kenangan yang penuh kepedihan dan kegetiran. Bahkan, bagi sebagian bangsa kita, penderitaan yang diakibatkan buntut peristiwa G30S masih dirasakan sampai sekarang, lebih dari 37 tahun kemudian. Kekuasaan rezim militer Orde Baru di bawah pimpinan Suharto dkk, telah membikin peristiwa 30 September 1965 sebagai dasar serentetan pengkhianatan terhadap Bung Karno dan Republik Indonesia, dan sebagai sumber berbagai pelanggaran HAM secara besar-besaran yang dilakukan selama puluhan tahun.

Selama ini, sudah banyak yang ditulis – atau dibicarakan – tentang G30S serta buntutnya yang panjang. Tetapi selama jangka waktu yang lama ini, sebagian terbesar tulisan mengenai peristiwa ini, serta berbagai akibatnya, hanya menyajikan versi sefihak yang banyak diputarbalikkan atau dipalsu oleh para pendukung rezim militer. Oleh karena itu, perlu terus didorong lahirnya berbagai macam tulisan -atau kegiatan lainnya - tentang G30S serta akibatnya, yang memungkinkan kita bersama untuk meninjaunya dari banyak sudut pandang. Sebab, sekarang makin jelas bagi banyak orang bahwa G30S sebenarnya mengandung persoalan-persoalan yang rumit dan punya latar-belakang politik dan sejarah yang panjang dan berliku-liku. Jadi, masalah G30S bukanlah masalah yang sederhana. Dan, karenanya, makin banyak kalangan mempersoalkan berbagai aspek G30S adalah makin baik bagi bangsa dan generasi yang akan datang.


FAKTOR DALAMNEGERI DAN LUARNEGERI

Peristiwa G30S, seperti banyak persoalan besar lainnya, dipengaruhi berbagai faktor sejarah, dan faktor dalamnegeri dan luarnegeri. Di antara faktor-faktor itu terdapat faktor Bung Karno; yang merupakan lambang terpusat perjuangan nasional untuk kemerdekaan melawan kolonialisme dan imperialisme (ingat pidato Bung Karno "Indonesia menggugat" dan kumpulan pidato-pidato beliau dalam "Di bawah Bendera Revolusi"). Ada juga faktor-faktor PKI, sebagian golongan Islam dan Angkatan Darat. Di samping itu, ada faktor perang dingin, sebagai perkembangan internasional penting sesudah Perang Dunia ke-II. Saling keterkaitan berbagai faktor dalamnegeri dan faktor luarnegeri ini tercermin di Indonesia dalam peristiwa-peristiwa penting, antara lain (sekadar menyebutkan sejumlah kecil contoh-contohnya) : revolusi 45, Konferensi Bandung 1955, pembrontakan PRRI-Permesta, politik konfrontasi Malaisia, Trikora, perang Vietnam, masalah Taiwan, hubungan Indonesia-RRT

Di antara faktor-faktor dalamnegeri adalah naiknya prestise PKI sesudah pemilu tahun 1955. Kenaikan prestise PKI ini membikin tidak senangnya sebagian dari TNI-AD, dan juga sebagian negeri-negeri Barat. Sejumlah perwira-perwira TNI-AD, dengan mendapat sokongan Amerika Serikat (CIA) melakukan pembrontakan terhadap pemerintahan pusat di tahun 1958, dengan mendirikan Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia (PRRI) yang disokong oleh partai politik Masjumi dan PSI. (Ingat juga peristiwa penerbang AS Allan Pope yang ditembak jatuh di Ambon tahun 1958).

Bung Karno, yang waktu itu merupakan tokoh internasional dalam melawan imperialisme dan kolonialisme (ingat, antara lain : gerakan Non-blok, Ganefo, Konferensi Wartawan Asia-Afrika, Konferensi Internasional Anti Pangkalan Militer Asing) mendapat dukungan yang besar dari PKI. Berbagai politik Bung Karno jelas-jelas tidak menguntungkan kepentingan sejumlah negeri-negeri Barat. Politik negeri-negeri Barat tertentu ini punya pengikut juga di Indonesia, termasuk di kalangan Angkatan Darat dan sebagian golongan Islam.


MENGHANCURKAN PKI UNTUK MENGGULINGKAN BUNG KARNO

Dalam jangka waktu lama sekali (lebih dari 32 tahun), para pendiri rezim militer Orde Baru menyajikan kepada opini umum bahwa persoalan G30S adalah terutama berkaitan dengan PKI. Bahkan, nama resmi yang diberikan kepada peristiwa ini adalah GESTAPU/PKI. Tetapi, dalam berbagai kesempatan, pimpinan Angkatan Darat dan para pendukung Orde Baru lainnya menuduh bahwa dalam peristiwa ini Bung Karno "terlibat", atau tidak mau bertindak tegas, atau bahkan bersimpati kepada PKI. Selalu dikemukakan oleh mereka bahwa PKI adalah dalang G30S atau penggeraknya. Bahwa sejumlah pimpinan PKI terlibat dalam rencana sejumlah perwira-perwira militer untuk mencetuskan G30S ini telah diakui sendiri oleh para pemimpin PKI. Tetapi, tidaklah bisa dikatakan bahwa PKI sebagai partai secara keseluruhan ikut terlibat dalam G30S.

Sampai sekarang, banyak sekali hal yang bersangkutan dengan G30S yang masih tetap menjadi misteri atau masih merupakan pertanyaan yang belum terjawab secara tuntas. Misalnya : sampai di manakah kebenaran berita bahwa Dewan Jenderal mau mengadakan kudeta? Siapakah sebenarnya Syam Kamaruzaman itu? Apakah Suharto sudah mengetahui rencana G30S? Sampai di manakah CIA tersangkut dalam peristiwa ini? Apa sajakah peran Bung Karno dalam menghadapi G30S dan sesudahnya?


ARTI TERGULINGNYA BUNG KARNO DAN HANCURNYA PKI

Sedikit demi sedikit, dan berangsur-angsur, sebagian kecil dari pertanyaan-pertanyaan itu sudah mulai ada jawabannya. Meskipun masih banyak soal G30S yang belum jelas benar duduk perkaranya, tetapi satu hal sudah pasti, yaitu bahwa rezim militer Suharto dkk menjadikan masalah ini sebagai kesempatan untuk menghancurkan PKI dan melalui kehancuran PKI ini untuk kemudian menggulingkan Bung Karno. Dan hal yang sudah pasti lainnya, yalah bahwa hancurnya kekuatan PKI dan jatuhnya Bung Karno adalah merupakan "kemenangan" kubu imperialis, yang diketuai oleh AS.

Jadi, sekarang makin jelas bagi banyak orang bahwa dalam meninjau masalah G30S kita harus juga berusaha memperhitungkan faktor Bung Karno. Sebab, akhirnya, nasib Bung Karno terkait erat juga dengan peristiwa G30S ini. Para pendukung rezim militer Suharto memberi julukan "Gestapu Agung" kepada Bung Karno, dan kemudian digulingkan dari kedudukan beliau sebagai presiden. Beliau telah dikenakan tahanan rumah secara ketat, sesudah dijadikan sasaran demontrasi yang terus-menerus digerakkan oleh pimpinan Angkatan Darat. Bung Karno, panglima tertinggi ABRI, meninggal dalam tahanan Angkatan Darat sesudah mengalami berbagai siksaan batin dan jasmani.

Rezim militer Suharto dkk – yang didukung oleh Angkatan Darat dan Golkar sebagai tulang-punggung – telah bertindak secara amat kejam dalam menumpas kekuatan PKI. Dengan tujuan utama menyingkirkan Bung Karno dari tampuk pimpinan negara dan bangsa, maka Suharto dkk menghancurkan lebih dahulu kekuatan PKI. Sebab, jelas bahwa sejak akhir tahun 50-an dan permulaan tahun 60-an PKI merupakan kekuatan pendukung politik Bung Karno yang paling gigih ( ingat, antara lain : Manipol, Nasakom, Resopim, Trikora, Dwikora, Indonesia keluar dari PBB). Dan berbagai politik Bung Karno ini pada umumnya, atau pada pokoknya, adalah anti-imperialisme dan anti-kolonialisme. Karena itulah Bung Karno punya cukup banyak musuh, baik di luarnegeri maupun di dalamnegeri.


POLITIK BUNG KARNO ADALAH KIRI

Memang, sikap politik Bung Karno adalah pada pokoknya "kiri". Politik "kiri" yang dianutnya sejak tahun-tahun mahasiswa inilah yang membikin beliau seorang pejuang nasionalis yang besar. Kebesaran Bung Karno adalah berkat sikap politik beliau yang "kiri", yang anti-imperialisme dan anti-kapitalisme, yang pro-rakyat. Sikap inilah yang dipertahankannya sampai terjadinya G30S. Dalam rangka ini perlu dicatat diselenggarakannya Konferensi Internasional Anti Pangkalan Militer Asing –KIAPMA, permulaan Oktober 1965, di Hotel Indonesia Jakarta, yang dibuka oleh Bung Karno. Konferensi internasional ini penyelenggaranya adalah Indonesia dan sasaran utamanya adalah Amerika Serikat.

Jadi, dalam meninjau masalah G30S, di samping menyorotinya dari segi pertentangan antara segolongan Angkatan Darat dan PKI waktu itu, kita perlu sekali memperhitungkan di dalamnya juga faktor Bung Karno dan faktor internasional (baca: perang dingin), yang merupakan latar-belakang yang juga cukup penting. Berbagai aspek G30S punyai kaitan yang erat dengan perang dingin. Karena itu, hancurnya kekuatan PKI dan digulingkannya Bung Karno oleh Suharto dkk adalah peristiwa penting yang menggembirakan bagi negara-negara Barat.

Dari segi inilah kita dapat melihat mengapa dalam jangka lama rezim militer Suharto mendapat simpati, atau dukungan, atau bantuan – dalam berbagai bentuk dan cara – dari negara-negara Barat (terutama AS). Hancurnya kekuatan yang mendukung politik Bung Karno menyebabkan kemunduran besar dalam gelora perjuangan rakyat berbagai negeri melawan imperialisme dan kolonialisme. Itulah sebabnya, selama masa Orde Baru jiwa Konferensi Bandung menjadi loyo atau apinya jadi padam. Rezim militer Suharto dkk membikin akibat G30S sebagai sarana untuk menghapuskan arti penting dan bersejarah Konferensi Bandung. Ini wajar. Sebab semangat Konferensi Bandung adalah justru bertentangan sama sekali dengan tujuan politik rezim militer ini. Semangat konferensi Bandung banyak dijiwai oleh semangat "kiri" Bung Karno.


SUHARTO BUKANLAH PAHLAWAN BANGSA

Dalam mengenang kembali berbagai peristiwa yang berkaitan dengan G30S tahun 1965, sudah tentu saja kita harus menggugat pembunuhan besar-besaran - dan segala macam siksaan yang tidak berperi-kemanusiaan – terhadap jutaan manusia tidak bersalah oleh militer dan para pendukung Suharto dkk . Menggugat masalah ini adalah kegiatan penting untuk mengingatkan bangsa kita supaya kebiadaban besar-besaran yang pernah terjadi di kalangan bangsa kita itu tidak terjadi lagi di kemudian hari. Bukan itu saja. Menggugat berbagai kejahatan Suharto sekitar peristiwa G30S ini juga perlu untuk meyakinkan banyak orang bahwa Suharto dkk bukannya "pahlawan bangsa" yang patut disanjung-sanjung seperti selama puluhan tahun itu.

Sekarang makin banyak bukti yang nyata bagi banyak orang bahwa Suharto bukanlah "bapak pembangunan", bukan pula Pancasilais sejati. Banyaknya cerita yang berbau busuk sekitar keluarganya (ingat : kasus Ibu Tien, Sigit, Tutut, Bambang, Tommy, Ari, Probosutedjo dll) meyakinkan banyak orang bahwa Suharto adalah seorang kepala keluarga yang tidak pantas dijadikan contoh bangsa. Selama lebih 32 tahun Suharto, yang mengkhianati Bung Karno ini, telah disanjung-sanjung oleh para pendukung Orde Baru.

Sudah terlalu lama G30S telah dijadikan dalih atau alasan oleh Suharto dkk untuk menyebar racun perpecahan, dengan indoktrinasi yang menyesatkan tentang Bung Karno dan pendukung utamanya (PKI). Indoktrinasi ini, yang dijalankan secara besar-besaran dan dalam jangka yang lama sekali, menimbulkan kerusakan mental yang besar sekali. Indoktrinasi lewat buku-buku di sekolah, lewat film dan televisi, lewat ceramah atau seminar dan bermacam-macam kursus, telah membikin "buta" banyak orang. Sampai sekarang, dalam masyarakat kita, masih banyak orang yang terpengaruh oleh indoktrinasi Orde Baru tentang Bung Karno dan PKI ini. Mereka ini terdapat di berbagai partai politik, badan pemerintahan, DPR/DPRD, ornop, kalangan agama (termasuk kalangan Islam).


GUNAKAN 3O SEPTEMBER UNTUK MENGGUGAT ORBA

Sekarang ini terbukalah kesempatan untuk menyajikan kepada bangsa Indonesia hal-hal yang selama ini ditutup-tutupi atau dipalsu oleh Orde Baru mengenai G30S. Kita semua harus berusaha membongkar, sejauh mungkin, latar-belakang peristiwa penting dalam sejarah bangsa Indonesia ini. Antara lain, kita harus membikin 30 September jadi hari menggugat berbagai kejahatan rezim militer Suharto dkk. Menggugat berbagai kejahatan rezim militer Suharto dkk ini adalah kewajiban kita semua. Ini perlu kita lakukan, demi pelurusan sejarah, demi rekonsiliasi nasional, demi persatuan bangsa, dan demi pendidikan generasi yang akan datang. Generasi muda kita, dan generasi yang akan datang, tidak boleh diracuni oleh segala pembusukan yang telah terjadi selama Orde Baru.

Dalam rangka ini pulalah tulisan kali ini menyambut adanya kegiatan-kegiatan di berbagai tempat di Indonesia untuk menjadikan tanggal 30 September sebagai hari untuk membongkar berbagai kejahatan Orde Baru terhadap peri-kemanusiaan. Di antara kegiatan-kegiatan itu terdapat pertemuan "Mengungkap Tabir '65 » di Jakarta (tanggal 29-30 September) yang diselenggarakan oleh Lakpesdam NU, Yappika, Elsam, SNB, PEC, Pakorba, LPRKROB, LPKP, JKB dll

Good choice of article..
"THE ONE"

eitss, penting bgt ni topik nya..  *bgs*
GOD BLESS OUR HIGH TIMEs

Quote from: dhAnty on 18/08/07, 20:33
SETUJU SM CASSIE!!!

salah satu org HEBAT dan LEGEND banget buat INDONESIA!

*bgs*

Legend???
Not only for Indonesia,,,but his the Legend in the World
Impossible is just a big word thrown around by a small men who find it easier to live in the world They've been given than to explore the power they have to change it. Impossible is not a fact. Its an opinion. Impossible is not a declaration. It's a dare

Quote from: Dree_DreamHouse on 26/08/07, 18:59
Quote from: dhAnty on 18/08/07, 20:33
SETUJU SM CASSIE!!!

salah satu org HEBAT dan LEGEND banget buat INDONESIA!

*bgs*

Legend???
Not only for Indonesia,,,but his the Legend in the World

setuju bgt bukan cuma legend di indonesia aja..


..Leave me here in my stark, raving, sick, sad little world..!

27/08/07, 13:53 #61 Last Edit: 27/08/07, 13:56 by Dree_DreamHouse
Quote from: irvanvitaxx on 20/08/07, 21:46
Quote from: MkG on 20/08/07, 21:28
Yah, BK itu orang hebat dengan visi jauh ke depan sayang dalam beberapa hal beliau kurang terkontrol jadinya ya...terjatuhkan.

Btw, ini thread ada lantaran "Gie" baru ditayangin (lagi) di tipi yah?


Quote
Dalam hal apa Bung Karno tidak terkontrol,,,?
Pada saat itu yang menjatuhkan bung karno bukanlah tidak terkontrolnya pemikiran-pemikiran beliau,tapi jatuhnya dia adalah karena ada unsur politik dunia yang takut akan kejayaan Indonesia pada masa itu,,,,dan takut akan salah satu pemikiran beliau bersama sahabat dekatnya John F Kennedy, yang pada akhirnya John F Kennedy juga jatuh.

Pengetahuan masayarakat Indonesia akan jatuhnya bung karno karena nasakomnya adalah mindset yang di buat oleh orang yang bertanggung jawab pada masa kepemimpinan sesudah Ir. Soekarno, Sehingga terjadilah sejarah yang di rekayasa.

Correct if im wrong bout this.


Baca : Dibawah bendera Revolusi


Dree
Impossible is just a big word thrown around by a small men who find it easier to live in the world They've been given than to explore the power they have to change it. Impossible is not a fact. Its an opinion. Impossible is not a declaration. It's a dare

Quote from: Bedjo on 25/08/07, 13:56
btw gosip2 yg bilang doi kembar gmn tuh?uaehuhuaeha........pa bnr B.K punya elmu perbanyak diri??

Gosip itu hanya di buat2
Impossible is just a big word thrown around by a small men who find it easier to live in the world They've been given than to explore the power they have to change it. Impossible is not a fact. Its an opinion. Impossible is not a declaration. It's a dare

27/08/07, 14:13 #63 Last Edit: 27/08/07, 14:26 by Dree_DreamHouse
Quote from: irvanvitaxx on 25/08/07, 14:39




TANGGAL 7 Desember 1957, pukul 19.39, Laksamana Felix Stump, panglima tertinggi Angkatan Laut (AL) AS di Pasifik, menerima perintah melalui radiogram dari Kepala Operasi Angkatan Laut (AL) Laksamana Arleigh Burke. Isinya, dalam empat jam ke depan gugus satuan tugas di Teluk Subic, Filipina, bergerak menuju selatan ke perairan Indonesia. "Keadaan di Indonesia akan menjadi lebih kritis," demikian salah satu kalimat dalam radiogram tersebut.

Kesibukan luar biasa segera terlihat di pangkalan AL AS. Malam itu juga satuan tugas dengan kekuatan satu divisi kapal perusak, dipimpin kapal penjelajah Pricenton, bergerak mengangkut elemen tempur dari Divisi Marinir III dan sedikitnya 20 helikopter. "Berangkatkan pasukan, kapal penjelajah dan kapal perusak dengan kecepatan 20 knots, yang lainnya dengan kecepatan penuh. Jangan berlabuh di pelabuhan mana pun," bunyi perintah Laksamana Burke.

Inilah keadaan paling genting, yang tidak sepenuhnya diketahui rakyat Indonesia. Perpecahan dalam tubuh Angkatan Darat, antara mereka yang pro dan kontra Jenderal Nasution, serta yang tidak menyukai Presiden Soekarno, mencapai titik didih. Pada saat yang sama, beragam partai politik ikut terbelah memperebutkan kekuasaan.

Kabinet jatuh bangun. Usianya rata-rata hanya 11 bulan. Paling lama bertahan hanyalah Kabinet Juanda (23 bulan), yang merupakan koalisi PNI-NU. Situasi memanas menjalar ke daerah, benteng terakhir para elite politik di pusat. Daerah terus bergolak. Pembangkangan terhadap Jakarta dimulai sejak militer menyelundupkan karet, kopra, dan hasil bumi lainnya.

Militer Indonesia yang lahir dan berkembang dari milisi berdasarkan orientasi ideologi pimpinannya, bukanlah jenis pretorian. Mereka tetap kepanjangan dari parpol, entah itu PNI, PSI, Masyumi, PKI, dan seterusnya. Terlalu kekanak-kanakan jika dikatakan tindakan sekelompok perwira mengepung Istana Bogor dan mengarahkan meriam pada 17 Oktober 1952 sebagai ekspresi ketidakpuasan semata, dan bukan percobaan "kudeta" terselubung. Demikian pula ketika Kolonel Zulkifli Lubis mencoba menguasai Jakarta, sebelum kemudian merencanakan pembunuhan atas Presiden Soekarno dalam Peristiwa Cikini, dengan eksekutor keponakan pimpinan salah satu parpol.

Bagi Gedung Putih, inilah saat tepat melaksanakan rencana tahap III, yaitu intervensi militer terbuka ke wilayah RI. Presiden Soekarno harus tamat segera. CIA di bawah Allen Dulles telah mematangkan situasi. Melalui jaringannya di Singapura, Jakarta, dan London, sebagaimana dikemukakan Audrey R Kahin dan George McT Kahin dalam bukunya yang sudah diterjemahkan ke bahasa Indonesia, Subversi Sebagai Politik Luar Negeri, agen-agen CIA berulang kali melakukan kontak khusus dengan Sumitro Djojohadikusumo, pencari dana untuk pemberontakan tersebut. Demikian pula dengan para perwira pembangkang seperti Kolonel Simbolon, Kolonel Fence Sumual, dan sejumlah perwira dan tokoh parpol lainnya.

Namun, ketika perintah menggerakkan elemen Armada VII dikeluarkan, keputusan itu tampak tergesa-gesa yaitu kurang dua jam setelah pembicaraan melalui telepon antara Presiden Eisenhower dengan Menlu John Foster Dulles. Itu sebabnya ketika gugus tugas AL di Teluk Subic bergerak, barulah kedua tokoh ini sadar atas alasan apa intervensi nantinya dilakukan.

Pemerintah Inggris, sekutu terdekat AS, sempat terperanjat dan menolaknya, sehingga kapal-kapal perang tersebut kembali ke pangkalannya. Namun, setelah lobi-lobi intensif, tanggal 23 Desember 1957 PM Harold Macmillan menyetujuinya dan membentuk kerja sama operasi untuk Indonesia.

***

PERTENGAHAN tahun 1958 Gedung Putih akhirnya harus mengakui kegagalannya "menegakkan demokrasi" dan "membendung komunisme" di Indonesia. KSAD Jenderal AH Nasution yang disebut AS sebagai antikomunis, bergerak di luar perkiraan. Ia menerjunkan pasukan para merebut Bandara Pekanbaru. Dari pantai timur, didaratkan Marinir untuk menggunting pertahanan pemberontak. Alhasil, Dumai yang merupakan ladang minyak Caltex, berhasil diamankan.

Pasukan Kolonel Akhmad Husein kocar-kacir, meninggalkan segala peralatan perang, termasuk senjata antiserangan udara yang belum sempat digunakan. Mereka tidak mengira serangan dadakan itu. Pesan rahasia dari Armada VII AS agar meledakkan Caltex tidak sempat lagi dipikirkan. Padahal inilah nantinya akan dijadikan kunci intervensi AS ke Indonesia. Dua batalyon Marinir AS sudah siaga penuh. Dalam tempo 12 jam, Marinir ini akan tiba di Dumai.

Sejak itu sesungguhnya tamatlah riwayat PRRI yang dimotori para kolonel pembangkang serta tokoh PSI dan Masyumi. Pentagon tercengang.

Pasukan PRRI makin terdesak, walaupun Sumitro Djojohadikusumo sebagai wakil PRRI di pengasingan tetap optimis. Kota demi kota berhasil direbut TNI hingga akhirnya para pemberontak hanya mampu melakukan perang gerilya terbatas. Bersamaan dengan itu dukungan rakyat kepada pasukan Kolonel Simbolon, Kolonel Zulkifli Lubis, Kolonel Akhmad Husein, Kolonel Dahlan Djambek, dan sejumlah perwira menengah lainnya, makin menciut. Bahkan terjangkit perpecahan intern.

CIA gagal membaca situasi. Atas rekomendasi CIA pula sedikitnya AS telah mengedrop persenjataan bagi 8.000 prajurit pemberontak. Ini belum mencakup meriam, mortir, senapan mesin berat, dan senjata antitank. AS juga melatih sejumlah prajurit Dewan Banteng dan Dewan Gajah, yang diangkut dengan kapal selam menuju pangkalan militernya di Okinawa, Jepang. Keunggulan dalam sistem persenjataan dan pendidikan militer, ternyata bukan jaminan superioritas dalam setiap pertempuran.

Penguasa Gedung Putih mulai patah semangat. Tanda kekalahan kelompok yang dibantu, yang disebutnya "patriot" sejati itu, makin jelas. Tetapi, CIA dengan intelijen AL AS, tetap memasok informasi keliru. Dalam laporannya, kekalahan pemberontak antikomunis akan mengguncang Malaya, Thailand, Kamboja, dan Laos. Ini sangat berbahaya. Atas pertimbangan itu, AS akhirnya tetap melanjutkan bantuan pada pemberontak, khususnya Permesta di Sulawesi Utara.

Belajar dari kekalahan PRRI di Sumatera, di Sulawesi Utara penerbang AS dan Taiwan memberi perlindungan payung udara bagi Permesta. Pesawat pembom malang-melintang memutus jalur transportasi laut. Ambon, Makassar, bahkan Balikpapan dihujani bom. Korban terus berjatuhan.

Namun, semua usaha ini juga menemukan kegagalan untuk menekan Jakarta. Ofensif dibalas dengan ofensif. Jenderal Nasution terus mengerahkan pasukan terbaiknya untuk merebut satu per satu pertahanan Permesta. Puncaknya ketika ALRI menembak jatuh pesawat pembom yang dikemudikan Allen Pope, warga negara AS, di Teluk Ambon pada 18 Mei 1958. Peristiwa ini tidak saja mengejutkan publik AS, tetapi juga masyarakat internasional. Apalagi Allen Pope mengaku bekerja untuk CIA. Kecaman terhadap agresi AS mulai mengalir.

Tanpa sedikit pun merasa bersalah, AS kemudian dengan gampang putar haluan. Dari membantu peralatan perang dan pelatihan pemberontak, serta menyebarkan informasi bohong mengenai ancaman komunis terhadap stabilitas Asia Tenggara jika pemberontak kalah, Gedung Putih kemudian memutuskan membantu ekonomi dan militer Indonesia.

Namun, kebijakan baru ini bukan berarti terputusnya hubungan dengan pemberontak yang disebutnya masih punya "masa depan" itu. Melalui jaringan CIA, sejumlah senjata ringan masih dipasok bagi DI/TII di Sulawesi dan Aceh, serta Permesta di Sulut. Presiden Eisenhower menyebutnya sebagai "bermain di dua pihak".

***

KEBIJAKAN bermuka dua ini, tanpa peduli apa dan berapa banyak korban jiwa dan harta benda.

Lantas di balik selubung bahaya ancaman komunisme, AS selalu berhasil memperdayai elite militer dan politik Indonesia.

Gambaran lebih jelas mengenai Indonesia dikemukakan Presiden Eisenhower dalam konferensi gubernur negara bagian AS tahun 1953. Ia mengatakan, sumbangan AS sebesar 400 juta dollar AS membantu Perancis dalam perang Vietnam bukanlah sia-sia. Jika Vietnam jatuh ke tangan komunis, negara tetangganya akan menyusul pula. "Kita tidak boleh kehilangan Indonesia yang sangat kaya sumber daya alamnya," ujarnya.

Bagi AS, di dunia ini hanya dikenal dua blok, yaitu komunis dan liberal. Di luar jalur itu dikategorikan sebagai condong ke komunis. Maka dengan kosmetik demikianlah bagi AS tidak ada ampun untuk seorang nasionalis seperti Soekarno. Tahap pertama operasi intelijen dengan membantu dana dua partai politik besar yang disebutnya antikomunis, agar bisa merebut suara dalam Pemilu 1955. Perolehan suara ini diharapkan akan mengurangi dukungan bagi Soekarno.

Perkiraan ini meleset. PKI yang paling tidak disukai AS dan dianggap loyal terhadap Soekarno, justru memperoleh jumlah suara mengejutkan, hingga menempatkannya di urutan kelima. Padahal tujuh tahun sebelumnya, atau tahun 1948, PKI sudah dihancurkan dalam peristiwa Madiun.

Peristiwa Madiun yang diprakarsai Muso tidak lama setelah kembali dari pengembaraannya di dunia Marxisme-Leninisme di Uni Soviet, mustahil dapat dipadamkan tanpa sikap tegas Bung Karno.

CIA tidak memahami ini. Bung Karno tetap dianggap condong ke blok komunis. Itu sebabnya setelah gagal mendanai dua partai politik dalam pemilu, CIA kemudian mencoba cara lain yang lebih keras, yaitu "menetralisir" Bung Karno.

Peristiwa penggranatan tanggal 30 November 1957 atau lebih dikenal dengan sebutan Peristiwa Cikini, misalnya, tidak bisa dilepaskan dari skenario CIA. Walaupun bukti dalam peristiwa yang menewaskan 11 orang dan 30 lainnya cedera masih simpang-siur, tetapi indikasi keterlibatan CIA sangat jelas.

Pengakuan Richard Bissell Jr, mantan Wakil Direktur CIA bidang Perencanaan pada masa Allan Dulles, kepada Senator Frank Church, Ketua Panitia Pemilihan Intelijen Senat tahun 1975, yang melakukan penyelidikan atas kasus tersebut, membuktikan itu. Ia menyebut sejumlah nama kepala negara, termasuk Presiden Soekarno, untuk "dipertimbangkan" dibunuh. Bagaimana kelanjutannya, ia tidak mengetahui. Bung Karno sendiri yakin CIA di belakang peristiwa ini. David Johnson, Direktur Centre for Defence Information di Washington, juga membuat laporan sebagai masukan bagi Komite Church.

Peristiwa Cikini yang dirancang Kolonel Zulkifli Lubis, yang dikenal sebagai pendiri intelijen Indonesia, bukanlah satu-satunya upaya percobaan pembunuhan atas Bung Karno. Maukar, penerbang pesawat tempur TNI AU, juga pernah menjatuhkan bom dan menghujani mitraliur dari udara ke Istana Presiden.

Presiden Eisenhower sendiri memutuskan dengan tergesa persiapan invasi ke Indonesia sepekan setelah percobaan pembunuhan yang gagal dalam Peristiwa Cikini. Ia makin kehilangan kesabaran. Apalagi peristiwa itu justru makin memperkuat dukungan rakyat pada Bung Karno.

Ketegangan Bung Karno dengan Gedung Putih mulai mengendur setelah Presiden JF Kennedy terpilih sebagai Presiden AS. Ia malah mengundang Bung Karno berkunjung ke Washington. Dalam pandangan Kennedy, seandainya pun Bung Karno membenci AS, tidak ada salahnya diajak duduk bersama. Kennedy yang mengutus adiknya bertemu Bung Karno di Jakarta, berhasil mencairkan hati proklamator ini hingga membebaskan penerbang Allan Pope.

Begitu Kennedy tewas terbunuh, suatu hal yang membuat duka Bung Karno, hubungan Jakarta-Washington kembali memanas. Penggantinya, Presiden Johnson yang disebut-sebut di bawah "todongan" CIA, terpaksa mengikuti kehendak badan intelijen yang "mengangkatnya" ke kursi kepresidenan. Pada masa ini pula seluruh kawasan Asia Tenggara seperti terbakar.

CIA yang terampil dalam perang propaganda, kembali menampilkan watak sesungguhnya. Fitnah dan berita bohong mengenai Bung Karno diproduksi dan disebar melalui jaringan media massa yang berada di bawah pengaruhnya. Tujuannya mendiskreditkan proklamator itu. Hanya di depan publik menyatakan gembira atas kebebasan Allan Pope, tetapi diam-diam diproduksi berita bahwa kebebasan itu terjadi setelah istri Allan Pope berhasil merayu Bung Karno. Sedang pengeboman istana oleh Maukar, diisukan secara sistematis sebagai tindak balas setelah Bung Karno mencoba menggoda istri penerbang itu.

CIA terus melakukan berbagai trik perang urat syaraf mendiskreditkan Bung Karno. Termasuk di antaranya Bung Karno berbuat tidak senonoh terhadap pramuria Soviet dalam penerbangan ke Moskwa. Jauh sebelum itu, Sheffield Edwards, Kepala Keamanan CIA pada masa Allan Dulles, pernah meminta bantuan Kepala Kepolisian Los Angeles untuk dibuatkan film cabul dengan peran pria berpostur seperti Bung Karno.

Dalam satu artikel di majalah Probe, Mei 1996, Lisa Pease yang mengumpulkan berbagai arsip dan dokumen, termasuk dokumen CIA yang sudah dideklasifikasikan, menyebut yang terlibat dalam pembuatan film itu Robert Maheu, sahabat milyarder Howard Hughes, serta bintang terkenal Bing Crosby dan saudaranya.

intinya kita lihat amerika adalah dalang dari semua rencana pembunuhan dan pengahancuran nama

baik

bung karno....





Setuju mantap lo tak,,,,,huahuahuaa

yang bertanggung jawab atas kematian bung karno adalah konsoliasi beberapa negara yang takut akan pemikiran dia akan penyatuan dunia menjadi satu negara,,,

Bush senior sangat bertanggung jawab dalam hal ini
Impossible is just a big word thrown around by a small men who find it easier to live in the world They've been given than to explore the power they have to change it. Impossible is not a fact. Its an opinion. Impossible is not a declaration. It's a dare

sadis dree tau banget nih ttg bung karno !!

tapi gosip punya gosip katanya klo menjelang 17agustus di istana bogor doi sering dateng gitu !!!
For every Skrillex, there is a J:Kenzo

www.soundcloud.com/dedosixteen

Bung Karno: Satu2nya presiden yang di ijinkan mendarat di Uni Soviet menggunakan pesawat US

Pada masa itu adalah masa diamana terjadi persaingan antara 2 negara super power yaitu Amerika dan Uni Soviet.
Pada masa itu apapun yang masuk ke wilayah perairan atau udara uni soviet berbendera atau bermerek amerika akan di hancurkan begitupun sebaliknya.

namun seorang Bung Karno lah yang berani berkunjung ke Uni Soviet menggunakan pesawat US Airforce dan mendarat dengan sambutan yang meriah di Uni Soviet.

Dan perkataan yang membuat beliau diijinkan mendarat adalah
"Tidak akan pernah ada presiden dari Indonesia yang akan berkunjung ke Uni Soviet bila saya tidak di ijinkan mendarat"


Impossible is just a big word thrown around by a small men who find it easier to live in the world They've been given than to explore the power they have to change it. Impossible is not a fact. Its an opinion. Impossible is not a declaration. It's a dare

Quote from: dedoSixteen on 27/08/07, 14:15
sadis dree tau banget nih ttg bung karno !!

tapi gosip punya gosip katanya klo menjelang 17agustus di istana bogor doi sering dateng gitu !!!

Gosip aja tuh do,,,,,bisa2an orang2 yang terlalu fanatis aja sama beliau
Impossible is just a big word thrown around by a small men who find it easier to live in the world They've been given than to explore the power they have to change it. Impossible is not a fact. Its an opinion. Impossible is not a declaration. It's a dare

hmm..jadi gitu toh yg sebenernya......
Illusion Visual Player

27/08/07, 15:18 #68 Last Edit: 27/08/07, 15:58 by 1945MF
Quote from: Dree_DreamHouse on 27/08/07, 14:24
Quote from: dedoSixteen on 27/08/07, 14:15
sadis dree tau banget nih ttg bung karno !!

tapi gosip punya gosip katanya klo menjelang 17agustus di istana bogor doi sering dateng gitu !!!


Gosip aja tuh do,,,,,bisa2an orang2 yang terlalu fanatis aja sama beliau

Marhaenisme spirits always live on !!
"THE ONE"

28/08/07, 00:28 #69 Last Edit: 28/08/07, 00:30 by BlackBolt
Quote from: Dree_DreamHouse on 27/08/07, 13:53
Quote from: irvanvitaxx on 20/08/07, 21:46
Quote from: MkG on 20/08/07, 21:28
Yah, BK itu orang hebat dengan visi jauh ke depan sayang dalam beberapa hal beliau kurang terkontrol jadinya ya...terjatuhkan.

Btw, ini thread ada lantaran "Gie" baru ditayangin (lagi) di tipi yah?


Quote
Dalam hal apa Bung Karno tidak terkontrol,,,?
Pada saat itu yang menjatuhkan bung karno bukanlah tidak terkontrolnya pemikiran-pemikiran beliau,tapi jatuhnya dia adalah karena ada unsur politik dunia yang takut akan kejayaan Indonesia pada masa itu,,,,dan takut akan salah satu pemikiran beliau bersama sahabat dekatnya John F Kennedy, yang pada akhirnya John F Kennedy juga jatuh.

Pengetahuan masayarakat Indonesia akan jatuhnya bung karno karena nasakomnya adalah mindset yang di buat oleh orang yang bertanggung jawab pada masa kepemimpinan sesudah Ir. Soekarno, Sehingga terjadilah sejarah yang di rekayasa.

Correct if im wrong bout this.


Baca : Dibawah bendera Revolusi


Dree


gw setuju bgt nih..banyak bgt sejarah yg direkayasa..


..Leave me here in my stark, raving, sick, sad little world..!

BUNG KARNO

yang pasti....gak ada dia, kita mungkin belum merdeka

dan yg pasti.......gak ada bung karno, gak ada juga romy, dade & didi....hehehehehe ;)

BK, he always be a legend to us :)

Quote from: DIMDOK on 28/08/07, 11:25
BUNG KARNO

yang pasti....gak ada dia, kita mungkin belum merdeka

dan yg pasti.......gak ada bung karno, gak ada juga romy, dade & didi....hehehehehe ;)

BK, he always be a legend to us :)

Apa ciiih Buoooos,... he he he,..

BESOK TGL 29 INI ADA PERESMIAN PATUNG BK DI BANDARA SOEKARNO HATTA JAM 10 PAGI
( PATUNG PERTAMA YG BOLEH DIDIRIKAN LAGI OLEH PEMERINTAH / DI IJINKAN  ) .


NB: PAS PATUNG INI SELESAI DI BUAT/ SELESAI FINISHING, ADALAH PAS TGL 28 AGUST 07
...........................TGL 28 AGUST 07 ATAU HARI INI GERHANA BULAN................................
                       SEPERTI SEHARI SEBELUM BK MENINGGALKAN DUNIA INI
link:   www.1945mf.net -->


wah... phatt bros ama imor dateng dunk... ;)


28/08/07, 19:16 #73 Last Edit: 28/08/07, 19:39 by irvanvitaxx
Hubungan Indonesia dan Rusia (dulu Uni Soviet) sangat akrab pada pertengahan 1950-an dan 1960-an. Boleh dibilang, hampir seluruh persenjataan tempur Indonesia saat itu, terutama saat Trikora (Tri Komando Rakyat untuk pembebasan Irian Barat) dan Dwikora (konfrontasi dengan Malaysia) berasal dari Rusia. Hingga Bung Karno menyatakan, kekuatan militer Indonesia terbesar dan terkuat di Asia Tenggara.

Mesranya hubungan RI-Soviet waktu itu tidak dapat dipisahkan dari persahabatan akrab antara Soekarno dan Perdana Menteri Nikita Kruschev. Kruschev berbadan gemuk dan pendek. Kepalanya botak dan hanya sedikit ditumbuhi rambut yang sudah memutih.

Ada persamaan antara keduanya. Setidak-tidaknya ketidaksenangan mereka terhadap Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Bung Karno pernah mengecam PBB sebagai alat imperlias dan kolonial, dan kemudian Indonesia keluar dari organisasi dunia ini. Sedangkan Kruschev pernah membuat heboh ketika berpidato di Sidang Umum PBB. Sambil berteriak mengecam AS, ia kemudian melepaskan sepatunya. Lalu berulang-ulang diketokkan ke meja tempat berpidato.

PM Kruschev dan Presiden Voroshilov pernah berkunjung ke Indonesia, seperti juga berbagai delegasi Uni Soviet lainnya. Termasuk tim sepak bola, kesenian, kebudayaan, dan film yang berkali-kali berkunjung ke sini. Bahkan Yuri Gagarin, kosmonot pertama ke ruang angkasa, juga berkunjung kemari. Ketika Kruschev tiba di Indonesia, dari Bandara Kemayoran hingga Istana Merdeka yang jaraknya hampir 10 km, lautan manusia mengelukannya di kiri kanan jalan.

Karuan saja hubungan mesra RI-Uni Soviet (US) membuat gerah AS. Kedua adidaya ini tengah bersaing untuk mempengaruhi dunia. Cindy Adams dalam buku Bung Karno Penyambung Lidah Rakyat memuat penuturan Bung Karno tentang memburuknya hubungan RI-AS. "Kepergiannya ke Paking (Beijing) dan Moskow pada 1957, oleh AS dinilai sebagai langkah salah," tutur Bung Karno. "Itulah asalnya mereka mulai mencap seorang maha pencipta Tuhan sebagai seorang komunis yang pekat," tambahnya.

Kala itu, Menlu AS John Foster Dulles dengan angkuh mengatakan pada Bung Karno, "Politik AS bersifat global. Aliran netral adalah tidak bermoral." Yang oleh Bung Karno dijawab, "Sebagai sahabat yang bijaksana dan lebih tua, Amerika memberikan kami nasihat itu bisa. Akan tetapi janngan mencampuri persoalan kami." AS kala itu juga mencap komunis terhadap tiap gerakan kemerdekaan dunia ketiga. Karena politik AS itulah, setidak-tidaknya turut membesarkan kekuatan Partai Komunis Indonesia di sini.

Lalu Bung Karno menuturkan bagaimana di US dia disambut besar-besaran. "Di Moskow 150 orang barisan musik menyanyikan lagu "Indonesia Raya" sebagai penyambutanku di lapangan terbang, sungguh pun aku datang dengan pesawat Pan Am (milik perusahaan AS). Pemandangan ini membuat mataku berlinang karena bangga. Bangga karena negeri kami mendapat penghargaan demikian."

Jenderal AH Nasution selaku menko hankam/pangab yang terlebih dulu berada di Moskow sebelum Bung Karno tiba dalam buku "Memenuhi Panggilan Tugas," jilid 6 menulis, "Bung Karno mendarat dengan pesawat Pan Am. Kemudian para pramugari Amerika yang cantik-cantik berseragam biru itu membuat jajaran di tangga pesawat." Maka PM Kruschev menggoda saya, "Jenderal alangkah manisnya gadis-gadis Indonesia." Terhadap kritik halus ini Pak Nas menyahut, "Ah PM telah pernah berkunjung ke Indonesia. Di sana tidak ada rambut-rambut yang pirang demikian."
Setelah kunjungan ke Moskow ini, berbagai gosip diembuskan oleh Barat terhadap pribadi Bung Karno. Termasuk majalah terkemuka Time,Newsweek, dan Life.

"Barat selalu menuduhku terlalu memperlihatkan muka manis kepada negara-negara sosialis. Oohh, kata mereka lihatlah Soekarno lagi-lagi bermain mata dengan Blok Timur, " kata Bung Karno. Oleh Bung Karno dijawab, negara sosialis tidak pernah mempermalukannya, seperti dilakukan Barat. "Kruschev mengirimkan jam dan puding dua minggu sekali, dan memetikkan apel, gandum, dan hasil tanaman lainnya dari panen yang terbaik."

Konon, Bung Karno juga pernah menerima hadiah sebuah pesawat Ilyusin dari US yang kemudian diberi nama Dolok Martimbang. "Jadi, apakah salahnya bila aku berterima kasih kepadanya. Siapakah yang tidak akan bersikap ramah, terhadap seseorang yang bersiakap ramah kepadanya? Apa yang aku ucapkan itu adalah tanda terima kasih, bukan komunisme. Pandirlah aku bila aku membuang muka, bilamana ia diberi begitu banyak," kilah Bung Karno.

Di antara bantuan US yang hingga kini berdiri dengan megah adalah Stadion Utama Bung Karno beserta kompleks Istora Senayan. Stadion ini pernah menjadi tempat pesta Asian Games IV dan Ganefo (Games of the New Emerging Forces) I. Ganefo diselenggarakan untuk mematahkan dominasi IOC (Komite Olimpiade Internasional) yang telah menskorsing Indonesia karena menolak kehadiran Israel pada AG ke-IV. Di stadion ini Bung Karno sering berpidato pada rapat-rapat raksasa yang dihadiri ratusan ribu massa.

Kala itu, kekuatan politik seperti Partai Nasional Indonesia, PKI, dan Nahdlatul Ulama saling bersaing dalam mengerahkan massa seperti yang terjadi pada hari ulang tahun PNI, PKI, dan NU. Bung Karno kurang berkenan bila –saat berpidato– stadion yang dapat menampung lebih 100 ribu massa itu tidak penuh.

kalau TUHAN kasi jalan untuk bangsa ini lebih kuat dan tidak butuh dengan bangsa amerika atau bangsa lainnya.....kita beri  suatu pelajaran buat amerikaaa........agar kita juga mendapatkan kemerdekaan yang sebenar-benarnya.....tuhan pasti adil , dia selalu membalas setiap perbuatan manusia baik yang buruk maupun yang baik....kita liat nanti apa yang akan terjadi dengan negara kapitalis tersebut yang seolah-olah menyebut dirinya sebagai polisi negara ...kalau mereka polisi negara mana keadilan buat PALESTINA, mana keadilan buat INDONESiA,,,,,mereka hanya bisa membuat propaganda,, membuat buat sesuatu yang tidak ada menjadi ada yang mengakibatkan bangsa tersebut hancur oleh karenanya.....SOEKARNO, FIDEL CASTRO, KRUSCEV.....berbagai Percobaan pembunuhan telah dilakukan oleh bangsa " SOK SUCI " tersebut....

"KAU BISA BUNGKAM MULUTKU TAPI KAU TIDAK BISA BUNGKAM HATIKU UNTUK INDONESIAKU "


28/08/07, 19:49 #74 Last Edit: 28/08/07, 19:52 by trenzey
@irvanvitaxx

setuju!!
mudah2an suatu saat ada lagi org2 yg punya kharisma seperti bung karno,,upaya bangasa kita bisa lebih kuat bahkan lebih kuat dari amerika dan bisa ngasi pelajaran buat amerika..
i need to fine a place where i belong..
and take me to a place called home..