Loader

DJ Romy talk about Jakarta Clubbing scene at Suara Pembaharuan Minggu 30 July.

Started by 1945MF, 31/07/06, 00:32

Previous topic - Next topic
DJ Romy talk about Jakarta Clubbing scene at Suara Pembaharuan Minggu 30 July..
HOUSE MUSIC is not DRUG MUSIC , HOUSE is a CULTURE..
"THE ONE"

salute buat DJ ROMY,,, saya setuju klo clubbing scene tidak identik dgn drugs!!!! tp gw ngakak tnt opini beda clubbing scene kota-selatan,,,, hahahaha,,, opini yg tepat sekali!!!!!  :D :D :D

......Jangan terus-terusan melihat klub identik dengan drugs dong. Drugs itu kan biasanya ada di klub turung-tung-tung (Romy menirukan bunyi musik disko dangdut, Red) yang ada di kawasan "Kota" (Jakarta Kota, Red) sana. Mereka menambah pemasukan dengan menjual ekstasi. Kalau klub-klub yang ada di daerah Selatan (Jakarta Selatan, Red) yang tercipta justru adalah budaya pop. Yang datang pastilah anak-anak muda dengan gaya fashion dan lifestyle terkini. Jadi, jangan menggeneralisasi lah.

btw klo jd anggota DPR wuidihhhh,,, gw DUKUNG!!!!!! *ngebayang liat anggota DPR main DJ,,, wah, ntar rapat fraksi d club ya Om,,, hiuhihihihihi :D :D


http://www.suarapembaruan.com/News/2006/07/30/index.html




wealth is of the heart & mind, not the pocket

dim... link yang lo kasih bener ga sih? koq gue buka judul artikelnya "Hati dan Mata, Atiqah 'Sang Pelacur'"  huahaha... apa gue yang salah ya...


just keep your mind open and suck in the experience
and if it hurts.. you know what... it's probably worth it

wakakaka... dimsum ngasih link apaan tuhh? masih nyisa skipnya yahh dimm? atau nyisa hornynya? ahuahua...  ;D
u should feel what i feel
u should take what i take

yehhhh situ yg mabok,,, itu kan indeks nya,,, liat donk sebelah kirinya,,, trus kursor-in k bawah,,, nah cr deh d indeks,,, sed dah,,, udh terlampiasakan gw!!! hakahkahkahkaha ;D ;D
wealth is of the heart & mind, not the pocket

wakakaka... dimsum ohh dimsumm... udah terlampiaskan apaan nihh? ahuahua...  ;D
u should feel what i feel
u should take what i take

yeeee nyettt,,, jangan mikir yg gak-gak deh,,, udh terlampiaskan jumat kmrn,,, baca donk reviewnya,,, hahaha  :D :D, eh situ katenya UAS,, belajar!!!! bukannya posting!!!  :D :D
wealth is of the heart & mind, not the pocket

halah...halaahhhh...percaya dim...yg uda terlampiaskan jum'at kemaren...ahuahuahauaaa.....

*bener tuh om R jd biar dance culture kita ga dipandang sebelah mata....;)

WAHHH... PAPAKU HEBAT BANGETT....!! ;D

berarti 2009 kalo umurku udah cukup dan matang, boleh dong mengajukan diri... jadi kandidat menteri urusan diskotik..
( mentik)
hehehe

sukses terus ya mr. Rom,... lagu2 lo jawara kita2 di minggu ini... asli deeee......  ;)

dance music mmmm supaya sedap biasanya seh ni ada drugs nya juga ... it depends lah sama person nya..
sumtimes drugs bisa bikin appreciate sama dance music... sumtimes gak juga (pa lagi klo mix nya dj yg lg maen suck n gak sesuai dgn expectation) biasanya grendeng...better music lah drpd drugs ( walau .... ;D) gak bakal selesai deh ;)

trus selatan akh sama aja deh enak juga buat haceb

e ( anykind of drugs ) juga masuk budaya pop loh ;)

cheers

salute dj romy !!
saya suka sekaliiiiiiiiiiiiii... ;D ;D ;D

tapi.. bener juga sih kata danzadanzi..  ::)
whatever people say i am, that's what i'm not

setuju sob !!

ada DRUGS SCENES.. ada DANCE SCENES.. :)


salute..
tito simon

ROMY FOR PRESIDENT!!!!

Naro jadi menteri pariwisata, gua jadi kepala dinas pariwisata jakarta ajah yah rom hehehe...

Jadi kalo mau bikin party ga ribet, langsung tanda tangan presiden.
One cigarette costs 2 minutes of your life. One bottle of beer costs 4 minutes of your life. One working day costs 8 hours of your life.

Ravelex.net - Administrator
Email : Admin[at]rvlx.net
Phone : 021-9996-7859 (office hour)
fax.: 021-7


Quote from: Gober on 31/07/06, 10:19
ROMY FOR PRESIDENT!!!!

Naro jadi menteri pariwisata, gua jadi kepala dinas pariwisata jakarta ajah yah rom hehehe...

Jadi kalo mau bikin party ga ribet, langsung tanda tangan presiden.

SETUJUUUUUUUUUUU PAMAAAAAAANNN.....yuuuukkk anak2 revelex jadi tim sukses ROMMY FOR PRESIDENT!!.... ;D ;D

Quote from: Gober on 31/07/06, 10:19
ROMY FOR PRESIDENT!!!!

Naro jadi menteri pariwisata, gua jadi kepala dinas pariwisata jakarta ajah yah rom hehehe...

Jadi kalo mau bikin party ga ribet, langsung tanda tangan presiden.

SETUJU BANGET

HIDUP PARTAI RVLX !!
;D

SALUTE DJ ROMY !!
DALTON's Family
---------------------
Dance Without Moving


fuLL saLut To Dj roMy N' fuLL suPPort if he'll be a member of parlementary in INdoNesia.....

jaraNg-jaRaNg Neeh ada dj yg jadi ANggota DpR Ri.....tetaPi Nge-dj Nye teteP di LakuiN doNg om roMy




QuoteDJ Romy = DJ Adalah Profesi

Dunia disc jockey (DJ) Indonesia mulai unjuk gigi. Pelan-pelan para DJ lokal mulai diakui keberadaannya, baik oleh masyarakat Indonesia maupun dunia internasional. Bahkan, dalam sebuah ajang pencarian DJ, wakil dari Indonesia mampu lolos hingga ke babak final dan bersaing dengan DJ-DJ dari berbagai negara di dunia.

Itulah yang membuat Romy H.R Soekarno alias DJ Romy optimistis bahwa dunia DJ Indonesia bisa berkembang lebih pesat. Jika dikelola dengan baik, dunia ini bisa menghasilkan pemasukan bagi negara karena menjadi daya tarik tersendiri bagi para wisatawan. DJ pun bisa menjadi profesi yang menghasilkan. Romy sudah membuktikannya dengan menjadi salah satu DJ papan atas Indonesia. Tiga albumnya juga laris manis hingga ia berani merilis sebuah pelat di Eropa.

Namun, ia mengaku miris dengan keengganan pemerintah menggarap sektor ini dengan lebih serius. Padahal, di negara-negara lain, dunia DJ berikut clubbing scene-nya mendapat dukungan pemerintah secara penuh dan terbukti sukses menjaring wisatawan mancanegara. Tentang hal ini, pekan lalu, Pembaruan berkesempatan mewawancarai cucu mantan Presiden Soekarno ini. Berikut petikannya:

Saat awal memulai karier, apakah Anda juga mengalami pahit getir sebagai seorang DJ pemula?

Wah itu sih enggak usah ditanya lagi. Seperti biasa, kalau kita baru nongol, kadang-kadang diremehkan. Jadi benar-benar dibutuhkan kerja keras untuk bisa survive. Saya harus bikin party sendiri dan cari lagu sendiri. Zaman dulu kan enggak segampang sekarang. Internet belum ada. Jadi kalo mau order pelat musik harus titip orang yang mau ke luar negeri.

Sekarang sih Alhamdulillah, pemasukan sudah oke. Tarif saya Rp 10 juta hingga Rp 15 juta sekali main. Nah, kalau ada yang bilang profesi DJ cuma hura-hura, salah besar. Dari nge-DJ, saya bisa menghasilkan pemasukan untuk keluarga.

Sekarang selain menjadi DJ, Anda juga menjadi produser dan mendirikan 1945 Music Factory. Mengapa Anda melakukannya?

Saya tak puas jika hanya menjadi DJ terus. Pada tahun 1997, saya dan beberapa teman lama berniat mendirikan sebuah event organizer. Saat bingung memberi nama, saya beri ide untuk menamainya 1945, mengambil tahun kakek saya memproklamasikan kemerdekaan RI. Nama itu kemudian ditambahi Sound Factory yang kemudian diganti Music Factory atau sering disingkat 1945 MF. Sekarang, 1945 MF menjadi DJ brotherhood, booking DJ, event organizer serta international DJ booking yang eksis di Kuala Lumpur, Singapura, Jakarta, Bandung, Yogya, dan Surabaya.

Bahkan nama 1945 MF juga menginternasional hingga ke London, Peru, Singapura dan Malaysia lho. Bukan disengaja sih. Mungkin ini disebabkan pertemanan kami yang solid banget. So far, anak-anak 1945 MF cukup kompak. Kalau ada yang pindah ke luar negeri dan tetap nge-DJ, biasanya ia akan tetap menggunakan nama 1945 MF. Di Kuala Lumpur pun nama kami sudah lumayan. Sebagian besar clubber sana sudah aware sama saya. Bahkan, KL sudah seperti rumah kedua bagi saya.

Apakah itu sebabnya Anda diundang untuk tampil dalam ajang musik amal terbesar di Malaysia?

Rencananya saya akan main pada 19 Agustus di sebuah acara amal untuk Yogya yang digagas pemerintah Malaysia. Acara ini akan dihadiri artis-artis internasional seperti Michelle Yeoh dan Jackie Chan. Siangnya akan tampil band dan penyanyi pop, sementara malamnya akan ada live DJ. Dari Indonesia hanya saya yang diundang. Mereka meminta saya untuk mengajak satu orang DJ untuk menemani saya. Rencananya saya akan bawa DJ Winky (Winky Wiryawan, Red) karena dia bukan sekadar DJ, tapi juga aktor dan selebriti.

Hingga kini Anda sudah menelurkan tiga buah album di Indonesia dan satu pelat di Eropa. Apa yang mendorong Anda untuk melakukan itu?

Saya ingin bisa go international. Album dalam bentuk pelat ini menjadi batu loncatan bagi saya untuk bisa nge-DJ di berbagai negara di Eropa dan Amerika. Saya sudah punya bukti bahwa saya bisa membuat lagu, bukan sekadar DJ ecek-ecek.

Dulu memang ada beberapa orang DJ dari luar negeri yang datang dan mendengarkan lagu-lagu ciptaan saya. Mereka berjanji akan mengedarkannya dalam bentuk pelat di Eropa dalam label miliknya namun tak jelas kabarnya.

Tahun lalu, teman lama saya, DJ Jackie Rivers, datang ke Jakarta. Kami sempat ngobrol-ngobrol tentang keinginan saya merilis album di Eropa. Waktu itu dia janji mau membantu namun saya tanggapi dengan pesimis. Tahu-tahu dia kasih kabar, dia bakal mengirimkan pelat promo yang berisi karya saya yang dirilis oleh label Reverse asal Italia. Enggak lama kemudian, pelat-nya datang ke rumah. Wah, inilah yang saya harapkan dari dulu. Pelat-nya sendiri sudah diedarkan di beberapa klub di Eropa sejak awal Juli.

Bahkan, saya sudah mendapat tawaran untuk main di empat klub di Italia, Inggris dan Belanda tahun depan. Doakan supaya berhasil ya!

Menurut Anda, bagaimana dunia DJ di Indonesia? Apakah Anda melihat banyak potensi?

Tentu saja. Saat ini saya menjadi dewan juri untuk Heineken DJ Search dan saya banyak melihat bakat-bakat baru yang sangat potensial. Bahkan, saya bisa bilang DJ-DJ kita enggak kalah dengan DJ luar, seperti DJ Tiesto misalnya. Namun, karena clubbing scene memang berpusat di Eropa, kita sulit menginternasional. Kalau DJ-DJ dunia kan memang kebanyakan datang dari Eropa atau Amerika.

Dan yang paling saya sesalkan adalah keengganan pemerintah untuk mendukung dunia DJ dan clubbing scene lokal. Selama ini, dunia itu selalu dianggap sebagai dunia hura-hura. Padahal, kalau dikelola dengan baik, dunia ini bisa memberikan pemasukan yang tak sedikit.

Seperti yang dilakukan pemerintah Malaysia dan Singapura. Clubbing scene mereka dibanjiri pengunjung dari luar karena pemerintahnya mau mendukung lewat Departemen Pariwisata masing-masing. Bahkan, tiap tahun, ZoukOut (acara clubbing besar-besaran dari klub Zouk, Red) yang disponsori Singapore Tourism Board bisa menarik pengunjung dari seluruh Asia Pasifik.

Kenapa kita enggak bikin acara serupa di sini? Klub-klub kita enggak kalah dengan klub di luar. Kalau pemerintah mau mendukung clubbing scene lokal, pasti pemasukan negara akan bertambah karena pengunjung dari seluruh Asia Pasifik bisa datang.

Jangan terus-terusan melihat klub identik dengan drugs dong. Drugs itu kan biasanya ada di klub turung-tung-tung (Romy menirukan bunyi musik disko dangdut, Red) yang ada di kawasan "Kota" (Jakarta Kota, Red) sana. Mereka menambah pemasukan dengan menjual ekstasi. Kalau klub-klub yang ada di daerah Selatan (Jakarta Selatan, Red) yang tercipta justru adalah budaya pop. Yang datang pastilah anak-anak muda dengan gaya fashion dan lifestyle terkini. Jadi, jangan menggeneralisasi lah.

Sekarang, setelah Anda sudah berada di deretan teratas DJ Indonesia dan mulai menginternasional, apa harapan yang belum terwujud?

Saat ini saya tengah menggarap konsep pertunjukan Live PA bersama Tyo Nugros dan Once yang menggabungkan DJ dengan live music. Kami sudah mendapat tawaran untuk tampil di tiga kota di Malaysia Agustus mendatang.

Saya juga bercita-cita untuk membentuk band musik elektro pop ala Depeche Mode atau Pet Shop Boys. Sayangnya, musik Indonesia masih terpaku pada jenis yang itu-itu saja. Padahal saya ingin supaya konsep musik elektro pop itu bisa diterima di masyarakat. *

Pewawancara: Irawati Diah Astuti

QuoteBerhenti Nge-DJ Bila Jadi Anggota DPR
Kiprah Romy di dunia DJ bukanlah tanpa sebab. Sejak kecil, putra pertama pasangan Rachmawati Soekarnoputri dan Tommy Marjuki ini sudah dibekali pendidikan musik. Bahkan, saat berusia 17 tahun, Romy menjadi anggota sebuah band beraliran jazz. Ia menjadi penabuh dram dalam band yang beranggotakan teman-temannya sendiri, termasuk Tohpati, sang gitaris kondang itu.

Kala bersekolah di London, minat Romy beralih ke musik house yang tengah berkembang di sana. Sepulangnya ke tanah air, ia pun belajar nge-DJ secara otodidak dan berhasil menancapkan kukunya di dunia DJ lokal hingga kini. Sebagai bukti, ia telah menelurkan tiga buah album dan satu pelat di Eropa.

Menurut Romy, latarbelakang musiknya yang beragam mungkin adalah dasar untuk menjadi DJ dan produser. "Untuk membuat lagu musik house, seseorang tetap harus paham kunci musik dan bisa main piano. Bisa saja sih mengambil sampling dari musik-musik lain, tapi buat saya tidak sreg karena kalau enggak tahu do-re-mi-fa-sol-la-si-do, gimana mau bikin lagu?" tutur kolektor ratusan pelat hitam ini.

Saking kecanduan terhadap musik, Romy pun membangun sebuah studio di rumahnya yang asri di kawasan Jati Padang, Pasar Minggu Jakarta Selatan sehingga, kebanyakan waktunya pun dihabiskan di studio tersebut. Bahkan, sang istri, aktris dan model Donna Harun, pun kerap terlupakan.

"Tapi dia sih senang-senang saja karena saya gampang ditemui. Paling-paling kalau lagi enggak ada show, ya saya nongkrong di studio. Makanya, bagian rumah yang ini adalah rumah saya. Bagian Donna di sebelah sana," ujarnya seraya tertawa.

Karena membangun studio di rumah itulah, dua adik Romy, Dade dan Didi, terpengaruh selera musik sang kakak. Kini, keduanya juga menjadi DJ yang mulai diperhitungkan namanya di dunia DJ Indonesia. Tak hanya itu saja. Putra bungsunya, Muhammad Jihad (9) sudah mulai memperhatikan kala Romy sibuk berkutat di studio. Kadang malah ia ikut mencoba alat musik yang ada di ruangan itu.

"Saya sih enggak bakal memaksa. Kalau dia mau serius di dunia musik, bolehlah. Nah kalau anak saya yang gede (Muhammad Rizki Pratama, anak Donna dari pernikahan pertamanya, Red), lebih ikut ibunya. Dia sekarang sudah main sinetron segala," kisah pria kelahiran 4 Januari 1970 itu.

Kalau sedang tidak berkutat di studio atau di depan turntable DJ, Romy juga bisa ditemui di tiga tempat lain. Yang pertama adalah studio musik tempat dirinya bernostalgia memainkan musik-musik rock bersama teman-temannya. Yang kedua adalah Liquid Room atau Retro Club, dua klub yang menjadi bisnis sampingannya.

Sementara yang ketiga jauh hubungannya dengan dunia musik maupun DJ. Hingga saat ini, Romy masih tercatat sebagai Ketua Harian Yayasan Bung Karno yang membawahi berbagai yayasan lain. Salah satunya adalah Yayasan Pendidikan Soekarno yang mengelola Universitas Bung Karno, Jakarta.

Karena itu, jangan heran kalau Romy pun fasih diajak berbincang-bincang seputar pendidikan hingga politik. Sebagai keturunan dari keluarga politisi ulung, ia mengaku sangat peduli dengan iklim politik Indonesia. Tak heran jika ia pun berencana untuk mencalonkan diri menjadi anggota DPR tahun 2009 mendatang.

Lho, nge-DJ-nya gimana Rom?

"Kalau sudah jadi anggota DPR, terpaksa saya berhenti menjadi DJ. Waktu saya kan harus didedikasikan untuk masalah bangsa yang lebih penting. Mungkin nge-DJ akan dilakukan di waktu senggang saja," ungkapnya. [D-10]



Daku copy dari linknya suara pembaharuan, biar mudah bisa langsung baca...

@ Om Romy
Sukses terus om and makasih link lagunya "I Feel Silence" nya...... tuh kan saran daku gak didenger...
Om Redynya (1945MF SRBY) kapan dong diajak main di jakarta... ???



SIP...CLUBBING WITHOUT DRUGS...
Live PA itu Rockssss !!!!!

SIP..CLuBBing WiThouT DruGS...
kalo mas Romy mencalonkan jadi Anggota DPR...gw dukung
tapi kalo berhenti nge-DJ...jangan dong...(E-45 Live PA kapan main lagi, itu inspirasi gw bgt)
Thanx uda support n beri arahan ama S.O.Fex selama di Heinekken Thirst...
Live PA itu Rockssss !!!!!

Hehehhe...salute...duehh sama jawabannya !hihihi 8) 8)
Emang bener oom..kalo club di jaksel ga ada yang ngali...hihihihi ya gakk guys... ;)