Loader
Menu

Show posts

This section allows you to view all posts made by this member. Note that you can only see posts made in areas you currently have access to.

Show posts Menu

Topics - dubyouth_rocker

#1
07.00 pm - 10.00 pm
   
There will be super secret guests joining us on stage! ;)

Also lots of great performances :

- Something wrong
- Jogja Hip Hop Foundation
- Armada Racun
- Cranial Incisored
- Serigala Malam
- Efek rumah kaca
- Burgerkill
- Jenny

and many more...
#2
Dubyouth @ Eclectic, Sutos - Surabaya.

Thursday, March, 24 2011

10 pm till .. i dont know :)

Be there and JUST DUB IT!
#3
Dub Invasion

Liquid Jogja
Wednesday, March 23 2011
10pm - droppp
idr 25.000,- + gifts

- Dubyouth feat. Yoyo Shaggydog (drums)
- Black Finit
- Dj Latex

http://listn.to/dubyouth_official

http://listn.to/BlackFinit
#4
FIRST TIME EVER,DUBYOUTH SHOW IN BANDUNG!

ALONGSIDE YOUR FINEST SELEKTAZ:

- JEROME (JAVABASS)
- DFMC (JAVABASS)
- MR.DMYC (JUNGLIZTA)
- JIE
- SCRATCHY (SCORE)

RUN DI RIDDIM AND PUMP UP DI BASS!!! BOOOOM!

#5
Setelah menunggu selama 7 jam di bandara Tegel di Berlin, akhirnya pesawat kami pun terbang dan mendarat dengan mulus di bandara Orly ,Paris. Cuaca cukup bersahabat (kata orang Perancis) buat saat itu yang hampir tengah malam, sekitar 10 c. Sempat berfoto-foto sejenak bak turis internasional, kamipun memutuskan untuk berherak ke apartemen yang ada di daerah Cite Industrielle, tempat kami tinggal selama di Paris bersama Chinese man beserta seluruh tim produksi mereka, dan juga dua orang MC dari California, MC Plex rock dan Lush-one dan satu DJ dari Cali juga, DJ Phillip Drummond.
Sampai di apartemen, kami disambut oleh Mateo, salah satu dari DJ/produser dari Chinese man. Ternyata sudah ramai di dalam, walau dari luar senyap. Apartemen ini termasuk berukuran cukup besar untuk standar Paris. Kamipun disambut dengan hangat oleh teman-teman kami dari Chinese man records, yang mana kami sudah pernah bertemu di Jogja,membuka show mereka, yang juga dari situlah awal dari keberangkatan Dubyouth ke paris. Malam itu kami menghabiskan waktu berbincang-bincang di balkoni apartemen, sedikit wine dan bir Perancis cukup menghangatkan malam dingin itu.

Setelah itu ada meeting untuk persiapan show keesokan harinya, semua tim berkumpul. Ternyata tim mereka cukup banyak juga, mulai dari manager,merchandise,visual,driver, semua ada bagiannya sendiri-sendiri. Mereka memang membawa tim cukup banyak dari Marseille(kota asal mereka) karena show ini merupakan salah satu yang terbesar buat Chinese man, sekaligus merupakan show terakhir di penghujung tahun 2009. Meeting selesai, kami memutuskan untuk tidur, untuk menebus kelelahan yang kami dapat setelah terbang selama kurang lebih 15 jam, dua orang MC California teman kami memutuskan untuk pergi ke sebuah club, karena kebetulan salah satu dj teman dari Chinese man, DJ Tchiky, main malam itu.

Paginya, cuaca berawan dan suhu dingin, apalagi bila angin berhembus..wah rasanya sampai ke tulang.. Langsung menyerang dapur, mengendus-ngendus seperti tikus,mencari kopi dan roti..dan tentu saja, mengepulkan asap tembakau nusantara. Ketika saya turun, ada seseorang yang mengetuk pintu, saya pun memutuskan untuk membukanya. berdiri seorang tua dengan paket kardus dan menyakan sesuatu dengan bahasa Perancis, hampir saja saya jawab dengan bahasa Jawa, biar sama-sama buntu sekalian hehe.. untung seorang teman terbangun dan berbicara dengannya, ternyata dia adalah seorang petugas paket yang mengantarkan vinyl(plat/piringan hitam) album Chinese man yang terbaru, fresh from the oven! Jadilah pagi pertama kami di Perancis itu, diskusi vinyl, rokok kretek dan kopi perancis. Teman kami bilang, kalian adalah orang pertama di bumi yang melihat dan memegang album Chinese man terbaru. Perfect!

Sekitar jam 1 siang, semua tim sudah siap untuk melakukan soundcheck. Kami disediakan sebuah van yang besarnya hampir seperti sebuah bus mini, sekaligus untuk mengangkut semua peralatan yang akan dipakai show malamnya. Perjalanan tidak begitu jauh dari aprtemen, sekitar 20 menitan. Mata kami tidak berhenti mengamati segala yang kami lewati, sesibuk lensa kamera dan video yang kami bawa. Sempat dimintai rokok oleh orang saat berhenti di lampu merah, hmm.. jadi teringat Indonesia

Sesampai di venue, kami bahu membahu menurunkan peralatan2 yang ada di van. Venue ini bernama Elysee montmartre, salah satu venue yang cukup bergengsi di Paris, sudah berdiri sejak abad 18,dulu sempat terjadi kebakaran disana, tapi sudah direnovasi dengan bagus dan tidak mengurangi keindahan bangunan aslinya. Kami sempat melihat poster-poster event yang ditempel disana, beberapa nama terkenal sudah pernah main di tempat ini, diantaranya ; Snoop dogg, Agnostic front, Biohazard, Death by stereo, dan masih banyak lagi.
Semua anggota tim pun mulai bergerak, mulai dari sound sampai visual dipersiapkan secara matang dan penuh perhitungan. Sebuah lcd dengan ukuran super jumbo bertengger dengan gagah di atas panggung untuk kepentingan visual, bass yang keluar dari subwoofer menggetarkan dada, ditambah pernak-pernik ala Cina yang memang menjadi ciri khas tersendiri dari Chinese man (meski sebenarnya mereka semua orang Perancis), menambah persiapan sore itu semakin sempurna. Perfeksionis habis!!

Saya pun mencoba dua lagu yang akan dijadikan kolaborsai untuk malam nya, ‘Washington square’ dan ‘Eight y cinco’, benar-benar tanpa latihan sebelumnya dan saya hanya mendengarkan versi aslinya saja dari cd Chinese man, Groove session vol.1.memang di Elysee montmartre, Dubyouth belum main, hanya saya saja yang didaulat untuk berkolaborasi bersama Chinese man. Malam itu ada dua show, di Elysee dan La trabendo, Dubyouth baru full show di La trabendo.
Karena kebiasaan jamming, semua berjalan dengan lancar, bahkan kami menemukan satu lagu baru di atas panggung! Saya menemukan reff/hook untuk salah satu lagu Chinese man yang tadinya hanya instrumental hip-hop saja, dan juga pada lagu penutup ini kami semua berkolaborasi , termasuk MC Flex rock dan MC Lush one. Semoga lagu ini jadi direkam di masa depan.

Sekitar 2000 orang malamnya memadati Elysee montmartre, tua, muda, pulang kerja, semua campur jadi satu. Ya, show malam itu sold out!
Chinese man membuka set mereka dengan sebuah show visual yang unik, menggabungkan film kungfu Shaolin lawas yang telah dimodifikasi sedemikian rupa sebagai provokasi penonton, dengan semacam pidato dari master kungfu.
Penonton sudah berteriak-teriak tidak sabar, suasana memanas.. begitu visual selesai, penonton langsung dihajar dengan irama-irama yang mematikan dari tiga orang dj dari Chinese man, Mateo,Sly dan Hi-ku. Mulai dari hip-hop,ragga,trip hop bahkan swing mewarnai set yang disuguhkan oleh para ‘kungfu sound master’ dari Marseille ini.
Penonton benar-benar gila malam itu, semua bergoyang mengikuti irama.. hampir tak ada orang yang malu-malu atau menyilangkan tangan di dada, semua focus mengikuti tempo sambil sesekali berteriak mamberi applaus. Apalagi saat mereka mengangkat tangannya secara bersamaan..wah.. mantap.Giliran saya untuk freestyle-pun tiba, sedikit nervous meskipun saya sudah tiga kali tampil di publik internasional, but the show must goes on! Wuzzup paris, indoboy is in da housssseee!!! Saya langsung menunggangi irama-irama dari Chinese man dengan raggamuffin freestyle, sambil sesekali memancing penonton untuk berteriak bersama dan mengangkat tangan mereka tinggi-tinggi.. respon yang bagus dari mereka! Saya tidak kebelet ke kamar mandi, tapi terus terang : MERINDING. Hilang sudah nervous tadi, berganti dengan semangat berkobar-kobar membawa nama Jogja dan Indonesia di negeri orang.
Singkat saja, kolaborasi kami membuat penonton di Elysee malam itu ‘pecah berkepin-keping’.

Kami juga berhasil menjual beberapa cd Dubyouth di stand merchandise Chinese man, tentu saja Chinese man yang malam itu berhasil menjual albumnya dengan jumlah cukup banyak malam itu.
Begitu selesai di Elysee, kami harus bergerak cepat membereskan peralatan untuk langsung meluncur ke La trabendo, karena after party akan berlangsung tepat jam 12 malam. Maaf, simpan jam karet anda bila berada di eropa..
Setelah menyempatkan diri sejenak untuk berbincang dengan beberapa fans yang euphoria dengan show di Elysee, van pun meluncur lagi, menembus keramaian akhir pekan di Paris menuju klub La trabendo, diikuti penoton dari Elysee yang masih kurang puas bergoyang.

Sesudah menurunkan peralatan, para kru Chinese man segera menyiapkan segala sesuatunya lagi dengan cepat. Saya heran, dengan kru yang mungkin sekitar tiga orang saja, semuanya sudah siap untuk digeber lagi. Sebelumya, terlihat juga sebuah band ska, La Ruda, yang sedang membereskan peralatan mereka di Trabendo, rupanya ada ska show malam itu sebelum after party kita.
Show di trabendo lebih santai daripada di elysee, karena ini adalah after party show. Tim visual Chinese man bisa beristirahat disini, karena malam itu Chinese man, DJ Tchiky, DJ Phillip Drummond akan bermain dj set back to back dari jam 12 sampai sekitar jam 6 pagi, plus Dubyouth dengan full set juga. Berkerat-kerat bir mulai memenuhi kulkas backstage, whisky-whisky berlabel nama-nama grup yang akan main pun dikeluarkan dari kotak peristirahatannya, kami mendapat satu Ballentine dengan selotip bertuliskan ‘Dubyouth’.

Show di klub berkapasitas 800 orang tersebut akhirnya sold out juga, benar-benar malam yang spektakuler! Set malam itu dibuka oleh DJ Phillip Drummond dari Freshcoast crew, California dengan set hip-hopnya, dan tanpa henti DJ Tchiky serta Chinese man crew sambung menyambung dengan set mash-up nya, hip-hop, reggae, dubstep,drum n bass, pokoknya komplit njerit kata orang Jawa. Kami mengawali set Dubyouth dengan satu nomor dub yang berjudul Exterminator dengan iringan trombone dari Yowie, plus permainan efek dari operator Chinese man yang sudah tahu betul apa yang kami mau, tanpa perlu menjelaskan panjang lebar. Crowd semakin menggila ketika kami memborbardir mereka dengan ‘Bomb da town’,’Get crazy’, sampai ‘Love to c ya dance’, meskipun mereka belum pernah mendengar lagu-lagu dubyouth sebelumnya.

Tidak ketinggalan, para tim produksi pun ikut bergoyang, karena mereka sudah ‘keracunan’ lagu-lagu Dubyouth yang dibawa Chinese man dari Indonesia.
Sesudah dubyouth, para DJ pun kembali menghantam bertubi-tubi penonton di La trabendo, memompa adrenalin tanpa henti sampai tak terasa pagipun akhirnya menjelang.
Beberapa penonton setelah pesta selesai menghampiri kami dan memberikan respon yang bagus, bahkan beberapa dari mereka membeli cd Dubyouth lebih dari satu. Merci!

Keesokan harinya, kami menyempatkan pergi ke menara Eiffel, Wah.. ternyata lebih indah dari yang saya lihat di film2 atau foto2, apalagi sekarang dilengkapi dengan light show setiap jam 8 malam.. fantastis. Kami juga sempat makan malam bersama dengan seluruh tim, pada kesempatan itu , kami juga berdiskusi untuk kemungkinan merilis album Dubyouth di Perancis dalam bentuk vinyl.

Waktunya tiba untuk meninggalkan suasana romantis dan anggur Perancis yang hangat.. kami bangun pagi-pagi sekali untuk melanjutkan show berikutnya, Berlin. Mateo menyempatkan diri untuk bangun di pagi buta itu, melepas kepergian kami dengan senyumnya yang khas dan mata sedikit berkaca-kaca (entah karena masih ngantuk atau terharu).. kami berlima pun bergegas menaiki van menuju bandara..oya, rombongan kami memang bertambah, seorang teman dari Swiss yang kami kenal sewaktu di Bali, Stephan, secara khusus datang ke Paris untuk menonton pertunjukan kami, sekaligus menjadi pemandu dadakan kami selama di Paris dan Berlin. Menguasai beberapa bahasa, ahli membaca peta dan mampu melacak tempat dimana kami bisa mendapatkan sesuatu untuk menekan stress dan tetap tertawa sepanjang hari selama di eropa ; ) adalah segelintir dari beberapa keahliannnya sebagai pemandu kami, thanx Stephan!

Satu setengah jam terbang, kamipun kembali berada di bandara Tegel,Berlin. Disambut hujan, Stephan bergerak untuk mencari taxi yang berukuran besar agar semua bisa muat dan sekali angkut (ada banyak jenis taxi di Eropa, diantaranya sedan dan van).
Taxi bergerak menuju hostel yang sudah dipesan sewaktu di Paris, X-berger hostel. Kami harus tinggal di hostel ini satu hari, karena kami tiba satu hari lebih awal dari jadwal yang sudah ditentukan oleh panitia Worldtronic. Berlin bisa diibaratkan seperti Jogja, kota yang penuh dengan goresan seni, sepanjang perjalanan kami melihat graffiti-graffiti dan mural berukuran massif. Sepertinya tagging dan graffiti sudah menjadi kebiasaan sehari-hari di kota ini, bahkan tembok luar hostel tempat kami tinggal pun penuh dengan graffiti, yang kelihattanya sengaja dibuat oleh pemiliknya.
Setelah check-in, kami meletakkan barang-barang kami di kamar yang berukuran cukup kecil untuk kami berempat, Stephan memutuskan untuk menyewa kamar sendiri.

Kami mulai menjelajahi wilayah sekitar, seiring dengan rasa lapar yang mulai menyerang. Poster-poster pertunjukan band-band super keren internasional mewarnai sepanjang kaki kami melangkah, Reel big fish, Motorhead, Felix Da Housecat sampai Pet Shop Boys, you name it man!
Kami berhenti sejenak untuk berfoto di depan sebuah mural raksasa yang terdapat di sebuah gedung, melambangkan pertemuan seni antara berlin timur dan barat. Saking besarnya, kami bertanya-tanya bagaimana cara para seniman itu bisa menggoreskan karya yang sedemikian rupa. Kegiatan kami lanjutkan dengan penyerbuan ke toko-toko terdekat, mulai dari toko pakaian bekas, sampai ke toko vinyl/record shop, tidak kami lewatkan sedikit pun. D’met sempat membeli beberapa vinyl Bob Marley di sebuah toko, dan Hendi sempat bertukaran cd demo band-band teman kami di Jogja dengan sang pemilik toko yang ternyata suka juga dengan musik-musik cadas. Ah, ternyata ada restoran cina di seberang toko, serbu! Dengan pede-nya kami memesan sebuah masakan yang ada di menu, semacam mie goreng dengan potongan daging bebek, dan dua masakan vegetarian untuk Hendi dan Stephan. Ternyata, foto yang ada di menu mengecoh pandangan kami, karena kelihatannya foto tersebut diambil dari atas. Bukannya sepiring yang kami dapatkan, tapi SE-BASKOM! Ya, ternyata porsi makanan di Jerman adalah sekitar dua atau tiga kali porsi Asia..wah. Sisa dari makanan tersebut akhirnya kami bungkus dan kami hangatkan di oven hotel untuk makan malam dan makan pagi keesokan harinya… itupun masih sisa sedikit



Nantikan cerita selanjutnya yang melibatkan kecintaan kami terhadap Jagermeister!







#6
Sebelas penerbangan dalam sepuluh hari.. ya, saya sudah menghitung berkali-kali dengan Hendi, gitaris Something wrong sekaligus crew handal dari Dubyouth yang kali ini turut serta dalam tur mini ke eropa.. Hmm, kami merasa seperti pilot, guncangan-guncangan yang terjadi selama di udara sudah terasa (hampir) biasa jadinya.

Kali ini, Dubyouth untuk pertama kalinya melakukan tur di eropa, tepatnya di paris dan berlin. Perjalanan panjang yang kami tempuh berempat ini (saya,D’metz,Hendi dan Yowi pada trombone) dimulai dari berkumpul di daerah Ngasem,Yogyakarta, dengan nafas sedikit terburu karena persiapan akhir yang cukup ribet, mulai dari membeli adaptor untuk efek yang akan digunakan disana, rokok yang melimpah, dan juga hal-hal kecil lainnya. Belum lagi ditambah kami harus berpikir dengan cepat untuk mengiyakan jalinan kerjasama dengan salah satu perusahaan clothing tepat pada detik-detik keberangkatan tersebut… tapi saya masih menyempatkan diri menyikat nasi padang sebelum selama sepuluh hari disuguhi roti roti dan roti.

Taksi pun meluncur ke bandara, diiringi gerimis yang mulai turun di sepanjang jalan, sampai di bandara sudah ada Lilik Shaggydog yang menunggu bersama seorang teman dari Surabaya yang khusus ke bandara untuk mengantar pakaian yang jumlahnya cukup untuk tiga kali lebaran. Setelah berpamitan, pesawat pun meluncur ke bandara Soekarno-Hatta, dan setelah disana untuk mengurus segala administrasi, kami lanjut lagi dengan penerbangan ke Kuala Lumpur. Disana kami hanya berhenti sekitar 30 menit, bercengkerama dengan ruangan merokok yang kelihatannya sengaja tidak diberi pembuangan asap, mengingatkan saya dengan kaliurang saat berkabut. Setelah bercanda ria dengan istilah-istilah yang ada pada bandara Kuala Lumpur(seperti ‘ruang ketibaan’),pemeriksaan-pemeriksaan oleh petugas bandara, perjalanan panjang pun dimulai… ya, 12 jam menuju Amsterdam bukanlah sebentar bagi kami anak-anak jogja yang terbiasa dengan beton trotoar atau kursi angkringan. Tapi, membayangkan suasana sesampainya di berlin atau paris menguatkan kami. Tentu saja, dibantu juga dengan wine,wiski cola dan hiburan-hiburan segar dari layar mini yang disediakan oleh maskapai penerbangan yang cukup mengobati kebosanan selama di udara.

Saat membuka mata dengan berat, sayup-sayup terdengar suara sang pilot yang menyatakan bahwa sebentar lagi kami akan mendarat di Sciphol Amsterdam. Wuah, akhirnya bisa sedikit menginjakkan kaki ke bumi,pikir saya. Di Sciphol, ruangan merokoknya lebih ‘kejam’ daripada di Kuala Lumpur, hanya kira-kira kotak seukuran akuarium ikan hiu yang juga tidak diberi pembuangan., berkali-kali kami dilirik karena aroma dari rokok yang kami bawa dari nusantara memang cukup menusuk untuk sebagian besar penduduk eropa.. kami hanya bias melihat ke atas sambil bersiul-siul, walau pada akhirnya tidak enak sendiri dan memutuskan untuk membuang rokok kami yang baru habis setengah. Kami juga memutuskan untuk menukarkan sebagian uang kami dengan euro di Sciphol Amsterdam.

Mari lanjut lagi. Kali ini penerbangan hanya ditempuh kurang lebih 1-1,5 jam ke Berlin, tidak terasa buat kami yang sudah dihajar 12 jam penerbangan, dengan belasan kali guncangan. Memang, penerbangan ke Paris ini cukup lama, karena sebenarnya dari Amsterdam ke Paris tidaklah begitu jauh (kalau dilihat di peta), tapi kami harus mengikuti jadwal penerbangan dari promotor utama yang mengundang kami, sehingga kami harus ke Berlin dulu baru ke Paris.
Kalau tadinya penerbangan yang memakan waktu lama, kali ini di airport Berlin kami harus menunggu penerbangan ke Paris yang cukup lama.. 7 jam.
Bedanya, di airport Berlin ini aturannya tidak terlalu ketat, sehingga kami dapat nongkrong sambil mengepulkan kretek dengan leluasa. Sebagian dari kami mengisi waktu dengan memainkan fingerboard, saya online memperbaharui status saya dan mengirim email. Duh.. tujuh jam.. foto-fotoan sampai gigi kering pun sudah kami lakukan.
Akhirnya penantian pun berakhir, penerbangan kami ke Paris pun tiba.. dengan wajah kuyu namun tetap penuh canda.. kami berangkat untuk nantinya mendarat di bandara Orly,Paris.

bersambung...

#8
[ftp] Dubyouth is going to europe in november, the first two shows will be in paris (elysee montmartre & trabado), the second will be in in berlin (house of world culture). i just got this flyer from my good friend,mateo from chinese man records. check it out guys!

::WORLDWIDE::

myspace.com/dubyouth
#9
The Soundclash # 3 – Underground Sound .- The Report.

Di bawah jalan magelang, di sebuah café bawah tanah yang sesuai dengan namanya ; Bunker, Soundclash berlangsung lagi untuk ketiga kalinya.
‘Pesta suara’ ini dimulai jam 8 malam. Dimulai dengan penampilan Dj Death Beetle dari Principle Of South collective yang mencampurkan-adukkan musik elektronik dengan berbagai elemen, mulai dari sample puisi dari W.S Rendra sampai permainan kendang dari Sujud, ditambah dengan java street,beberapa track dubstep juga hiphop dan electro sampai keroncong! Semuanya di campur menjadi satu, seperti seporsi gado-gado yang pedas.

Malam pun semakin panas dengan penampilan dari Dj Holza yang menghajar dengan set mash-up-urban vibe-nya . Membombardir lantai dansa dengan hip-hop/r&b/reggaeton, dibumbui dengan scratch yang sesekali terdengar, yang mengakibatkan massa semakin panas, berkumpul di depan panggung dan terpancing untuk mulai bergoyang mengikuti irama, seiring bir dingin yang mulai mengalir deras.. Saking asiknya, panitia pun memutuskan untuk memperpanjang beberapa menit lagi untuk Holza.

Sekitar jam 10.30, tempo pun dinaikkan dengan tampilnya salah satu warrior dari Soundboutique ; Midijunkie. Memompa darah ke level yang lebih panas dengan set breakbeat-nya, dibantu MC Dena & Crew sebagai ’provokator’ lantai dansa malam itu.
Beberapa nona-nona yang tadinya hanya duduk manis sedikit malu kucing, akhirnya bangkit dan mulai menggoyangkan pinggulnya.

Dibayangi visual yang dikendalikan oleh Vj Brank Motion,berbagai irama sambung menyambung tanpa henti, tempo naik turun bak roller coaster, itulah yang dilakukan oleh Dj Dash yang melanjutkan pertempuran malam itu dengan set organic hip-hop lalu menuju puncak dengan dentuman drum dan bass yang bertubi-tubi ketika set bertransformasi menjadi jungle hardcore.. big up mi selecta.. tell dem Dj Dash!

Seperti yang sudah diprediksi, jumlah penonton akan memuncak di penghujung malam, terlihat juga sang bartender sudah mulai sibuk melayani permintaan.
Dj booth pun telah diambil alih oleh para Millenium Rudeboys, yes people,its Dubyouth Soundsystem inna di area. Bunker mencapai titik pengapnya saat mereka mulai meluncurkan irama2 yang mereka sebut ‘rootstronic’ secara sporadis. Terlihat Dj D’metz sampai harus membuka baju dan memperlihatkan otot2nya yang berkilap bersimbah keringat, dan juga Poppa Tee yang sampai2 harus membawa oxygen kaleng dari rumah.

Soundclash malam itu ditutup dengan penampilan salah satu pentolan dari Principle Of South dengan set dubstep/Miami bass/baltimore -nya. Ladies and gentleman, please give it up to Dj Latex! Dialah yang menjadi pemungkas malam itu, massa yang sudah dihajar habis2an dari jam 8 malam, dihabisi sampai mencium lantai malam itu oleh Dj Latex.
FYI, dia juga menyediakan sound system dan juga membuka kelas musik elektronik buat kamu yang mau belajar.

Akhirnya, sekitar pukul satu lebih sedikit, acara Soundclash # 3 pun rampung. Menyisakan berliter-liter keringat di lantai dansa bunker, berpuluh-puluh botol kosong dan berbagai cerita.. juga sedikit kekhawatiran akan isu sweeping yang akan dilakukan salah satu ormas ke tempat2 hiburan malam menjelang ramadhan..hehehe, wols mas!
Terimakasih kepada semua pihak yang telah memungkinkan acara ini terlaksana dan Sampai berjumpa lagi di soundclash-soundclash berikutnya! Big up to all the massive!





The Soundclash # 3 - Underground Sound - The Report (Eng.)

In Jogjakarta, beneath the Magelang Street concrete and asphalt, The Soundclash #3 was held in a small underground (read: under-the-ground) club, a location synonymous with the club’s name: Bunker. The ‘soundfest’ kicked off at 8 o’clock with the opening blast by DJ Death Beetle from the Principle Of South collective, combining sets with various elements from kroncong to java street to dub step to hiphop and electro. With the inclusion of some rare poetry samples by the legendary W.S.Hendra and percussion samples from Sujud Sutrisno, he sure knows how to mash-up your feelings like a plate of hot spicy gado-gado!

The night heated up as DJ Holza took over the booth, bustin’ up the scene with his mash-up urban vibe, pounding the dance floor with bouncy hiphop and r’n b and some extra hot reggaeton riddim. The dance floor started crowding and the heat was on when DJ Holza added some scratchin’ to his set. Cold beer was flowin like the Mississippi and the dancing sync-ed with the rhythm. Even the officials enjoyed the performance and decided to let up for a few more minutes of DJ Holza.

Around ten thirty, the tempo was upped even more by one of the Soundboutique warriors: Midijunkie. Pumpin up the blood to even hotter levels with his breakbeat set backed up by MC Dena and crew as dancefloor ‘Provocateurs’ of the night. Even the shyest ladies who stood out the previous sets, got up and ‘shook their thang’ during Midjunkie’s performance.

On the walls above, we were treated to the unique and eye’licious imaginations of VJ Brank Motion the man in charge of blurrin’ and blowin’ the minds of the audience with his visuals.

Meanwhile, the non-stop clashes weren’t about to let up, with DJ Dash on the decks delivering the blows with a mash-up set of organic hiphop that reached a crescendo of drum and bass booms transforming into the most brutal jungle hardcore. Showin’ no mercy, he turned the scene upside down like a rollercoaster… Big up ma selekta! Tell ‘em like it is, DJ Dash!

As predicted, the crowd maxed out at midnite and likewise the bartenders were run off their feet catering to the hoards. Meantime, DJ Tee of Dubyouth Soundsystem took over the booth and began breakin out his ol’ skool jungle set turning up the heat for Dubyouth’s main show. The crowd was goin’ wild! And the main show drove the scene to even crazier heights. With everybody singin’ along to Dubyouth’s massive tunes including ‘bomb da town’ and ‘love 2 c ya dance’, the floor was gettin hotter and hotter with the people sweating up a river; it was hard just to breath. No wonder the officials had prepared oxycans to handle the situation.

Later, the Soundclash night closed with a performance by one of the Principle of South dons… ‘Yeah People, Give it up to DJ Latex!’ Bringing 1000 pounds of heavy mixed dubstep, Miami bass and Baltimore style, no-one was getting’ out of there alive that night! He knocked the hell out of everyone. (Oh and FYI, DJ Latex also provides sound systems for parties and has opened DJ/production classes for electronic music, so if you’re seriously thinking of getting into the scene, you better join up soon.)

Finally at about one am, the Soundclash was over. With hundreds of litres of sweat spilt out on the dancefloor and heaps of empty bottles, there will be a lot of stories told about this night.
Thanx to all of you who came and supported the movement.
See you again at the next Soundclash.
Big up, respect and unity!





























You can also check this post at the official Dubyouth gear : http://www.hurley.com/stream/stream.cfm?pid=48

Yes people, this is how we do it. Worldwide!
#10
Danger sounds from the underground!

#12
REGGAE,HIPHOP,DRUM N BASS SESSION ON THE MALIOBORO STREET.

Feat :

DUBYOUTH SOUNDSYSTEM (DJ SET AND PERFORMANCE)
DJ DASH
DJ DEATH BEETLE
LATEX

SATURDAY 17 JANUARI,11 PM - THE END.
@ TROTOAR CAFE,MALIOBORO
FREE!

FROM THE STREET I'M COMING,TO THE STREET I MUST RETURN!

#13
Hi Dubfella.. Ada t'shirt dubyouth nih,old-skool original logo design.
Limited!

peace,cheers,cirr,birr

tee

#14
hello semua..salam kenal...baru gabung nih...