Loader
Menu

Show posts

This section allows you to view all posts made by this member. Note that you can only see posts made in areas you currently have access to.

Show posts Menu

Messages - Discomfort

#126
enggak sih ren yg terlihat jelek cuma muke lo doang ;D pisyooooooo

jelas lah butuh balad bray, siapa juga yg mo ngetop sendiri. Lo cukup tau gw lah chyin..  ;) Diluar itu, gw rasa pada dasarnya kita nih lagi meraba "hewan" yang sama, cuma yang lo pegang gading, yg gw pegang belalai (Hewan apa coba?). Maksud gw adalah, tujuannya sama aja kok, cuma angle nya aja yg beda toh?
#127
Quoteintinya itu smua satu ksatuan yang harus harmonis..dan ada banyak cara untuk survive....dan kita ga harus melulu ngumpul jadi satu berembuk smaleman untuk sama2 support...bisa dngan gerilya sndiri2, yang penting satu pemikiran dan punya baseline..main gratis di acara2 teman2...itu hanyalah salah satu cara... banyak juga cara lainnya...dan mungkin temen2 lain sudah ngejalanin....jd knapa kayanya ini2 aja yang di bahas...

Respek? ya gw respek smua yang ada disini punya opini dan andil masing2...cuma dari 2 halaman ini...gw ga melihat ada nya saling respek antar sesama VJ maupun profesi nya sndiri......jadi ada baik nya kita juga berkaca & respek antar sesama,,,,sebelum judging others...klo Gini Gini Terus Aja Nih...ya ga maju2....

Yakiiinn mo majuuu? ;D

another PLUR


Sori bos? ini2 aja yang dibahas? Maksud lo soal  maen gratis di acara temen? Kapan emang gue bahas ini? Kayaknya baru sekarang juga gw angkat. Lagian itu gw angkat karena bos adi nuduh gw maen gratis ngerusak harga toh? Ya lo baca sendiri aja. Atau soal ngerembuknya? Soal ngumpul bareng2nya? Soal bagaimana kita suvive? Yang mana? Bisa diperjelas sedikit?

Trus apa pernah gw bilang bahwa apa yang orang laen perjuangin jadi gak ada artinya? Gak juga, ada apa tulisan gw yg ngeremehin pencapaian Yudhis dan Mocco misalnya yang udah jualan footage di VJloops dan mengharumkan nama bangsa? Salut2 aja gw mah. Yang gw gak setuju adalah ketika Adhie, yang setiap ada kegiatan bareng nongol aja jarang, keterlibatannya bisa di bilang gak ada, tau2 ngecap SCENE NYA ENGGAK KOMPAK sebagai akar permasalahan yang kita hadepin sekarang,  cuma karena merasa di serang oleh reply gue. Lantas apa sih yang dia lakuin untuk mengokohkan "kekompakan" itu sendiri? Pernah inisiatif apa mas Adhie ini? Dan gw jujur aja dari reply pertama aja udh gak ada niat utk nyerang Pak Adhie loh, yang gw komplain kan keadaan di mana scene VJ secara khusus dan scene EDM secara luas, berada dalam keadaan kritis, trus bukannya ada concern sama scene nya malah bawa talent luar melulu. Toh itu bukan dia juga yang bawa kan? Lantas kenapa musti tersinggung?

Balik lagi, concern gw adalah scene lokal secara keseluruhan, karena gak bisa kita, sebagai bagian dari sesuatu yang lebih besar lagi dari kita yakni scene EDM nya, gak perduli dengan apa yang kejadian sama si scene ini. Istilahnya, kuping sakit kaki juga ngerasa, karena toh badannya ya yg itu2 juga. ini sedikit quote dari tulisan lo sendiri bos:

Quotedya dibilangin ama orng malaysia..."if you wanna have great parties...go to indonesia..go to jakarta" (lagi2 ini kata kyle...jadi buat make sure...PM dya aja.. :p )
so that's proven bahwa scene disini (Indonesia) cukup di perhitungkan, setidaknya di mata asia...gatau scara party..atau scara musikalitas...gw ga pernah survey soalnya.. :p

Ketika scene lokal diperhatikan oleh pihak luar, itu atas hasil kerja siapa? Just the DJ? Just the VJ? nope, its because all of us Talents (DJ, MC, VJ, Live PA, etc), Label, Sponsor, and of course the crowd too. Maka otomatis ketika satu elemen aja melemah ( dalam kasus ini terutama apresiasi kepada talents lokal nya ), dan tendensi industri nya, ketika mengalami krisis ketertarikan crowd dengan jualannya, adalah mengimpor talent luar, ya jelas gue khawatir. Karena pesan yang gw tangkep adalah: LOCAL TALENTS ARE BECOMING MORE AND MORE EXPENDABLE IN THIS BUSSINES. Padahal kalo gak ada talent lokal, apa iya ada scene nya? Kalo kita putus kuping satu aja kita udh masuk kategori cacat fisik. Nah kalo scene udh kehilangan elemen lokalnya, itungannya cacat berat kali? sama aja orang pincang brod! Apa musti nunggu kejadian dulu baru react? Toh tendensinya udah ada, lo liat kan? The least we can do is brought up the issue, so the peoples who are involved in it, or anyone else who cared, would gave interest to it so we can solve it together. Kalo gak apa gunanya forum?

Kita musti belajar juga ama scene di luar scene EDM aja. Pernah denger istilah ronggeng? Konotasi yang lo dapet apa coba kalo denger kalimat itu? Negatif? Most people do show that reaction for the mindset they got over it. Padahal ronggeng itu ada dua, ronggeng gunung (yang maennya aja gak boleh di foto dan ada ritual2nya) dan ronggeng amen (Yg suka maen di pasar2 dan bisa diselipin duit di beha nya). Yang populer di kalangan umum, yang konotasinya negatif, itu ronggeng amen, dan orang taunya cuman itu. Akibatnya nama ronggeng secara keseluruhan yang jadi jelek.  Dari sini kita bisa belajar bahwa publik musti sadar; VJ disini tuh bukan cuman operator gambar yang maen di "kelab remang2", kita nih artists (dalam konotasi seniman ya, bukan rockstar/selebriti) juga, punya idealisme juga, punya kemampuan untuk bikin sesuatu yang worth seeing juga, punya opini juga, punya cara kerja tersendiri juga. Lo sempet bilang di posting sebelumnya bahwa VJ is a profession and not an artist. Agak kontradiktif menurut gw sih statement itu karena:

1. A profesional VJ must be an artist, for they must be able to communicate whatever messages they have through their art works(of course, in collaboration with other performers) isn't it? And only artists can show works that have passion in it.

2. Artist is also a profession, it doesn't mean that when you are an artist you must suffer and live poorly. We can be fulfilled artists, who can live by doing what they believe in. Tentunya bargaining harus terus terjadi, tapi sampai sejauh mana kita mau kasih? Itu yg musti diobrolin lagi.

Gw sadar bahwa gak semua orang mau susah2 jadi VJ seperti yang gw bilang di atas. Dan toh gw sendiri juga gak selalu jadi VJ, pernah juga kok cuman jadi sekedar operator video doang. Tapi apa kita mau kalau vj secara keseluruhan dicap sekedar operator? Tentu tidak toh? Tapi kan kenyataan di lapangan laen ya? Jadi ya gue nyap2 sekian lama di forum ini juga benernya sih cuma ingin ngerubah mindset orang aja. To make them aware of this fact.

Di luar itu, target gue (at least buat gw dan orang2 yang mau, yang gak mau sih terserah) is not merely surviving. We, as a talent, should be a master of our own house. Kalo mau survive2 aja mah, gak bakal tuh org luar bisa bilang kayak gitu. Kalo dibilang kita maen dengan konsep wah, apa iya itu konsep hasil dari rembukan kita? gak juga toh, rata2 sih terima jadi aja kitanya. Wong konsep wah itu sendiri ujung2 nya cuman modal duit dan semua orang yang punya duit bisa beli kok. Sebagai contoh, rave di sini ama di singapore, "wah" mana? Toh tetep Indonesia kan yg dibilang seru?. Dibilang perut kenyang, perut siapa yang kenyang? Kalo di bilang gak pernah diomongin secara baek2, coba, ada gak channel nya? Ada apa yang ngajak kita ngomong baek2 soal ini? Yang ada, pada banyak kasus apa2 diputuskan tanpa keterlibatan kita kan? Kalo iya apa bakal jadi masalah seperti yang kita omongin dari dulu2 itu? Lantas setidak baik apa sih cara gue mengangkat issue itu? Sekarang gini, kalo ada orang bediri di jalur yang akan dilalui sebuah truk yang ngebut slebor, lo bakal gimana? Teriak MAS AWAS TRUK dan ngegabruk si orang itu sebelum ketabrak truk, atau jalan pelan2 di belakangnya dan nepuk pundaknya secara halus dan bilang dengan sopan santun, "mas, permisi, itu ada truk yang..BRAKKKKKKK.. " modar manten my friend.

Lantas utk soal respek, pernah apa gw disrespect elo? Ato kawan2 VJ laennya? Gw jelas akan disrespect those who doesn't respect me or the scene, thats just basic. Jadi kalau gue disrespect Adhie misalnya, ya itu karena dia juga gak respek ama scene dimana dia (mustinya ) merasa jadi bagian kok, which means including me. Udah dua kali loh sepengetahuan gue dia mendiskreditkan scene! Inget gak soal postingan dia di forum design apa tuh dulu? Lantas kenapa musti kayak gitu mulu defense nya? Gw orangnya reasonable kok Ren, gak bakal gw nggigit orang lewat kayak a njing gila tanpa alesan yang jelas. Jadi yaah, gw minta maaf deh kalau ada gambaran seperti itu, bukan maksud gue njing  ;D ( joke yaaaaahhh).

Jadi ya begbegbegbegitu loh boss. Reach for the sky friend, but aim for the stars, and please be aware of the fact, that we were nowhere close to the sky, not to mention the stars!

oh ya sedikit tambahan buat mas Adhie ya, if the business doing good, it doesn't automatically means good for the art. If certain business is based only on the principal of economy (spend less, earn lots) its even means that its not a sustainable business, which means that as a business, its not even the best of business. Meanwhile, the principal basis of art goes more than just spending and earning; it means spend as much as needed to earn more. Not to mention, that what we earn in arts is not always in the form of materials but also the immaterial. So if you do something for the sake of material earnings, its just another job. But if you put your passion to it, it became an art. So the best of art is business? Only if you treat your business as an art. Merely doing well doesn't cut it. Maybe its kinda hard for those whose concern are only $$$$ but please bear in mind that not all of us were like you.




#128
Tuh kan Die, labelnya juga gak enak kok digratisin mulu. Artinya kan balik ke gimana kita saling harga menghargai aja toh ya? balik ke respect brod. Duit mah nyusul kok kalo emang rejekinya.
#129
@ Angelus

EDM brod

@shissy

kalo masalahnya pendengarnya, reggae juga punya kecenderungan yg sama. Kalo kita nonton film semi doc "rockers" ( kalo gak salah link youtube nya ada, ntar gw coba pasang deh) reggae juga berangkat dari musik kalangan grassroots tadi. Tapi setelah di denger ama orang luar dan melalui proses sekian lama, akhirnya bisa diterima sebagai genre yg cukup punya prestis. Nah, kalo kata gw sih, mungkin karena di treat sebagai "segmented material" seperti ini lah funkot akhirnya berkembang jadi genre yg "katro"

gimana?
#130
@rendy


"industri visual di jakarta masih jauh lebih baik daripada di valencia spanyol tempat kyle lyons tinggal"

bisa dijelasin brod lebih bagusnya di mana?

Dan kalo boleh menambahkan, kalo iya pun lebih bagus, mestinya sih kita jgn berpuas diri juga. Kalo perlu jadi scene VJ terbaik di dunia.

Oh ya 1 lagi Ren, bagus itu bisa aja relatif memang, tapi jelek itu mutlak ;D
#131
hey, mafux sez i can upload this track for yall enjoyment, so enjoy!

http://www.megaupload.com/?d=ZS6X2MQD
#132
kayaknya musti di bedah nih, menurut temen2 kenapa ya funkot itu katro?
#133
Yacko & Soul ID & ELECTROFUX - Jangan Berisik (The Fux Wrong With You- ShutDub Remix)

http://www.megaupload.com/?d=ZS6X2MQD buat yg mau (dengan seijin bapak manfux sendir tentunya) Enjoy!
#134
Quoteso far meski banyak harga di bawah harga yang pernah saya bicarakan di facebook, hubungan saya dgn VJ2 yang selalu main atau bekerjasama dgn saya alhamdullilah baik2 saja kok....hubungan dgn clientpun baik2 saja...karena saya selalu mendahulukan keinginan client...kalau hanya mengandalkan ego pribadi hasilnyapun client akan bilang biasa saja dan besok cukup sekian dan terima kasih brai....hehehe..

niang: Makanya gw sih mending sekalian aja maen gretongan/low budget buat temen2 sendiri yang eventnya gue dukung chyinnn
nah kalimat kang niang inilah yang mengawali karir seorang VJ tak di hargai :)
karena akan di anggap loe temen gw...
lo kawan gw...cukup kasih gw botol gw main...

akhirnya....semua orang akan berpendapat sama...toh si A aja mau di bayar botol si B aja mau di bayar murah...ya toh???

hahaha.. jow.  Lo tanya deh label2 yg pernah gw kasi gratis.. lo tanya jerome dan sinto dari javabass, lo tanya Indra ama alvin microchip, lo tanya Messa basement house, lo tanya Dharma n anaka2 echosystem, lo tanya deh anak2 Common room, Openlabs, Souldelay, RNRM di bdg,  lo tanya lah tu semua yang pernah gue kasi gratis atau kalau ada budget nya pun minim. Alesan gue jelas ngasi gratisan, dan selalu pada saat penawaran gw nanya, ADA SPONSOR GAK? KALO  EVENTNYA DISPONSORIN MANA MAU GUE MAEN GRATIS? Kira2 aja lah. Jangan asal bacot lah cyiinnn  ;D Kalo lo mau dihargai orang ya lo musti ngehargain kerja keras elemen laen di scene yang lo terlibat dong. Gini deh di, daripada keselimpet ngomong yg elo gak tau, mending lo ngomong yg lo yakin bener2 tau aja daripada tengsin sendiri..nih ya gw kasi tau Di gw maen gratis cuma buat label yang eventnya GAK ADA SPONSORNYA AJA sebagai bentuk support gue buat scene lokal yang makin gak dapet nafas! Boro2 minta botol brod, minum aja gue beli sendiri. Nambahin duit sendiri buat setting juga sering kok. Karena apa? Karena gw support label dan scene nya! Kalo gak kita2 yang berhutang banyak sama scene ini yang mau dukung, lantas siapa? Bukan cuman ngomong FULL SUPPORT trus minta guest list! orang kalo udah gak ada idealismenya, setidaknya buat gue, apa yang ngebedain sama BABU? Segala diuber buat duit gitu? hahahahha.. Sekarang boro2 di bayar. Kalo sponsornya ada, duitnya ada, tapi eventnya gak sesuai ama idealisme gw, bisa aja gue tolak! karena, walaupun gue butuh duit, gue masih mikir 100 kali kalo tendensi ke scene nya gak bener. Kenapa? Yang punya duit mah banyak, ntar2 juga ada lagi yg punya duit yg laen, tapi kan scene EDM nya cuman 1 ini doang ya? Ntar scene nya mokat yang punya duit mah tinggal invest aja ke hal2 laen yg lagi hype, trus dieksploitasi aja lagi ampe kering. Makanya, daripada belain client, gw mending belain scene. Ya "rumah" ini kan rumah lo juga jow, "rumah" rame2.. masa lo mo jual buat keuntungan lo sendiri? Ntar yg laen tinggal di mana? Trus kalo udh gini yg belain ego pribadi siapa coba?

Trus apa hubungannya eksploitasi dan kesempurnaan performance? Nah tuh baru out of context. Lantas kalo mau sempurna musti eksploitasi dari talent bahkan scene nya? Gw gak ngerti maksud lo ke mana di sini, asli. Trus kayaknya respon gue gak meluas Di, kan gue bilang dari awal gue tulis eksploitasi juga konteksnya apa? Cari duit doang sambil gak peduli keadaan scene nya! Coba lo scroll down deh jow..  malah elo kan yg bilang perlu eksploitasi buat eksplorasi? Lah kok bisa? Ya jelas lah gw ngebahas tentang SCENE VJ INDONESIA wong jelas kok konteksnya; GUE VJ, GW ORANG INDONESIA, dan SCENE VJ dan EDM LOCAL DISINI NGAP2AN (kecuali lo en de geng kali ya di, secara lancar jaya), lantas buat apa bawa VJ luar, dibayar gede, kalo VJ di sini aja banyak trus gak jelas nasibnya? Lantas kenapa malah scene lokal yg lo serang? Lo bilang gak kompak lah, banting2an harga lah. Lah lo sendiri apa kagak pernah ngebanting harga? Setau gue sih disni ya di, client kek sponsor kek, mau nempel orang tu KALO HARGANYA CINGCAY. Ya gw gak tau sih dengan kasus lo, bukan urusan gue juga. Diluar itu sendiri gimana yang baru2 bisa tau mana yang banting harga mana yang enggak, kalo standarisasi harga aja gak ada? Wong ditawarnya aja murah mulu toh? Trus gimana bisa ada standarisasi harga, kalo skill nya gak di standarisasi? Nah Itu semua gak bisa jalan kalo gak ada asosiasi, gak ada wadah. Nah ntu si Hallay bikin milis AVI lo cela2.. support macem apaan tuh?

Gw sih benernya gak masalah lagi, mo talent siapa kek dateng ke sini dari neraka juga dateng2 aja lah. Tapi kan musti di inget lagi ya, bawa apa2 ke sini tuh implikasi ke scene lokalnya apa? Secara kalo gak ada scene lokal, mau bawa Malaikat Jibril disuruh ngedije juga gak bakal ngaruh secara gak bakal ada yang ngarti. Kan kasusnya sekarang gini ya Di? Lo ngeh gak sih? Talent2 lokal terbengkalai, gak dapet publikasi yang selayaknya dan regenerasinya mandek. Trus kalo ditambah serbuan talent2 luar lantas gimana tuh? Bubar maning maseeee... Ini yang lo bilang EDM akan berjalan dengan sendirinya? Kalo gak percaya lo liat aja deh scene EDM asia tenggara di luar Indonesia.. Nyaris mokat semua gara2 itu cooy.. makanya di asia tenggara nih, Indonesia tuh benteng terakhir.. masa mau dibiarin jatoh juga? Eh gw ingetin gitu lo malah nyerang scene lokal.. knape juga lo coyyyy...

ngarti kagak cyiinn? Apa lo ngartinya cuman $$$$ ?



#135
ah, I see you got that Wu-Tang rmx already, Interesting.. DLing as I write this..
#136
we will mate, all good things takes time ( and marketing of course ;D )
#137
jelaas gw akuin secara lo bapak vj indonesia gitu loh broooddd... tapi boleh loh dijelasin marketing yg baik versi bapak adi, jgn2 bapak marketing juga getohh..

trus kok jadi lari ke sana ya? Gw tau banget deeh secara pak adi ini kan deket banget ama Pt. CI yaaa, wajar lahhh.. masa iya gw nuduh elooo gitu diendorse pura2an. Trus elo jilatan2an, ngomongin org di belakang? Ah secara elo ini orangnya sangat bermartabat juga pasti jauuuh dari yg gini2ian. Ya tooh?

eh, bentar..tapi teori darimana tuh explorasi musti di exploitasi dulu? tau gak definisi exploitasi apaan?

nih dari wikipedia:

Eksploitasi (Inggris: exploitation) adalah politik pemanfaatan yang secara sewenang-wenang terlalu berlebihan terhadap sesuatu. Subyek eksploitasi hanya untuk kepentingan ekonomi semata-mata tanpa mempertimbangan rasa kepatutan, keadilan serta kompensasi kesejahteraan. [1]

jadi kalo mau eksplor musti jadi babu dulu gitu? ah yg bener ah brod..masa iya siiih? Lagian mau sampe kapan brood? Scene VJ udh diatas 10 taun loh disini.. mau GGAN  nih? Jadi Babu mulu? Tapi secara tidak langsung lo artinya mengakui dong kalo disini ekploitasi terjadi? Dan lo ok2 aja? lagian kalo hubunggannya  basic nya udh kayak gini, yg ada jadi proses saling mengexploitasi dong?  Dari yang paling atas, yang di tengah,sampe yang paling bawah. Apa ini bentuk hubungan kerja yg ideal? Ini masalahnya bray, sampe saat ini sih jarang banget gw ngeliat bentuk kerjasama di bidang visualisasi scene EDM yang gak eksploitatif. Rata2 kan kita masih juga tuh yaaa dipekerjakan secara tidak seharusnya. Lo sendiri bilang masih ada yg banting2an harga toh? Ya gimana pada gak dibanting kalo harga yg ada begitu2 aja ya? Lo enak lancar jaye job nya. Nah yg laen2? Makanya gw sih mending sekalian aja maen gretongan/low budget buat temen2 sendiri yang eventnya gue dukung chyinnn... atau bahkan bayar bikin event sendiri kalo perlu...cari duit mah dari yg laen aja lah yaaa, udh jelas2 madesu juga scene nya toh? heheheh

#139
Kayaknya gak ada hubungannya deh Di, kompak gak kompak mah yg bagus ya bagus aja. Emang microsoft ama apple kompak? Maju2 aja toh silicon valley? Pertanyaan gue kan KENAPA MUSTI BULE LAGI SEMENTARA TALENT LOKAL JUGA MAMPU? Kompak sama siapa? Definisi kompak ini apa? Disuruh gini nuruut, disuruh gitu nuruut, itu mah bukan kompak kali. Jangan disamain kompak sama mangut2 aja kalo dibawa ke yg gak bener, ya at least kalo nyadar ada yg gak bener coba di share, kalo konform emang gak bener coba dibenerin. Bukannya trus di cari celahnya supaya bisa jadi duit. Lapar sih lapar, tapi kan kita belum sampe makan kerikil toh? Lagian gimana mau kompak kalo diajak ngumpul aja sulit, ada apa2 sendiri2. Trus kenape juga musti usaha orang lo mentahin jow? Si Hallay mo bikin AVI kek, ada yg join ya bagus lah, kan kalo jalan elo2 juga yang seneng kan? Kok jadi kayak elo yg senep gitu sih?

Trus kalo etika marketing yang bagus itu gimana? Dengan pura2 diendorse brand tertentu misalnya? Jilat sana jilat sini, jelek2in orang di belakang, ato maen kubu2an misalnya? MISALNYA loh yaaa ;D

Trus bikin kontra sana sini tuh gimana bos? Kalo gw sih fair2 aja kalo ada yg gw gak suka gw ngomong di depan, gw bawa ke forum gw omongin. Supaya apa? Supaya gak jadi api dalam sekam diem2 tapi manyun gitu sih jooo...Supaya gak nyesel di kemudian hari trus mewek sambil bilang"aduh kok jadi gini ya, salah di mana ya dulu ya kita ya"...Supaya JELAS kalo ada masalah tuh. Yang jelas2 aja lah, apalagi kalo cowok.. ya gak sih?

Kalo soal duit sih semua juga butuh kali, dari awalnya juga itu bukan masalahnya? Tapi jujur aja gw mah, duit bisa dari yg laen. Duit mah bisa dicari, gampang jow. Ojo ngoyo mas, kalo kata orang jawa. Tenar? Ya elah tenar penting bener. Yang penting mah RESPEK yang seharusnya. Segala bentuk kerjasama kalau gak didasari respek ke pihak2 yg terlibat percuma cing. Yang berikutnya adalah PENCAPAIAN. Udah bikin apa nih kita? Cuman bikin duit doang sambil gak ngemajuin scene nya mah percumahh atuh coyy.. itu namanya exploitasi! Lantas sejauh mana perubahan yang kita buat?  Kalo udh bacot, bacot seperti apa yang kita keluarin? Menginspire apa? Ada pointnya gak? Apa cuma biar Kondang aja?

gitu loh pak Adi Kondang! heheheh
#140
iya gw tau kok brod, santey.. lagian di cela juga gak papa karena memang karon ;D tapi kalo bisa sih kasi opini gitu, biar diskusinya jalan. Terserah sih,  gak maksa kok gw ;D
#141
trus? ada respon laen selaen nyela funkot doang? Gampang itu mah cuy ;D
#142
Visual Jockey / Re: need help
14/12/09, 08:13
dvi to rca/svideo apa dvi to rgb?
#143
yah, mungkin lama2 forum VJ disini diganti aja namanya jadi forum babu... hahahahahhah
#144
Bener mas Sense, gw setuju bgt bahwa ini gak bakal jadi sebuah proses yang instant juga. Gak ada satupun genre di dunia ini yg kejadiannya instan juga kok, semua memang perlu proses dan gw  juga setuju bahwa ini tidak bisa dipaksakan. Tapi setidaknya kan sekarang agak lebih keliatan ya, kalau memang tertarik utk mengembangkan genre sendiri, kita musti berangkat dari mana. Sejauh ini ada dua yg signifikan keliatan di pembicaraan ini, yakni penggunaan laras lokal tadi, dan funkot. Untuk kasus Funkot, dari pembicaraan2 sebelumnya, yg gw tangkep sih ada semacem sentimen negatif terhadap funkot. Gw bisa ngerti juga sih, mungkin karena selama ini Funkot identik dengan supir truk jurusan pantura, jadi image nya cenderung "kampring" ;D. Padahal, sebenernya rata2 genre musik populis di mana2 berangkatnya dari grassroots. Mungkin cuma gimana masalah pengolahannya aja. Selain itu ya, mungkin juga jadi katro karena memang funkot memang dibentuk untuk mengakomodir kalangan yang emang gak banyak nuntut dari musiknya sendiri; yang penting godegh.. ;D (walaupun, gw rasa ini juga bukan monopoli penggemar funkot saja, toh banyak club yg katanya "selatan" secara musikalitas juga gak kalah "kampring" nya, walau ini ya memang subyektif sekali ya).. Yah, bebas sih benernya. Gw pribadi emang cuma pengen ngangkat topik ini karena ya concern aja. Scene yg katanya lokal sekarang di brondong talent luar, sementara dunia Internasional juga gak tau2 amat ttg kita karena ya itu tadi, ketidak adaan karakter yang konkrit, baik dari segi musik, maupun scene nya sendiri. CMIIW loh.. tolong dikoreksi saja, karena saya jelas2 bukan yang maha benar ;D
#145
Bener, ujung2nya memang musti nanya lagi roots kita apa. Lantas bisa dijawab gak apa roots kita? Ketika kita bilang "budaya Indonesia" kita gak bisa bilang misalnya tari kecak, apa batik. Karena pada dasarnya itu hanya "residu" dari budaya itu sendiri. Budaya akhirnya tidak segamblang dan segampang yang sering digambarkan secara umum. Kebudayaan, pada dasarnya, adalah sesuatu yang akan mempengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak. Itu kenapa gw bilang originalitasnya sendiri berada di karakter secara keseluruhan, dan kalau gw bilang, jerman itu begini, jepang itu begitu, ini hanya reduksi. Karena kalau kita musti secara detail membahas karakter dari musik2 yang berasal dari negara2 tersebut, akan keluar dari topik pembahasannya tadi, ya soal si genre musik elektronik Indonesia itu sendiri. 

Nah, balik lagi ke soal genre "original" Indonesia tadi ya, kalau kita bilang karakternya adalah "diversity" saja, batasannya akan rancu bukan? Soalnya, musik secara keseluruhan di dunia juga diverse. Gw gak bilang bahwa ini salah, tapi mungkin yaaa, batasannya musti dipertajam lagi. Mungkin sampai sejauh kita bisa bilang "funkot itu bukan house, dan house itu bukan trance, dan trance itu bukan electro, etc etc etc" . Ini gw tau bukan kerjaan sangkuriang; nendang perahu, tau2 jadi gunung. Mungkin malah temen2 produser di sini udah memulainya dari sejak kemaren. Mungkin ini masalah nunggu titik kulminasinya ntar di mana, but in the meantime, gw sebagai orang awam pengen tau aja; sudah sejauh manakah eksplorasinya? Mungkin hanya sesimple itu sih.

Kalau mengenai Hip-hop, sorry, lemme rephrase the line; Ketika orang jepang memfokuskan dirinya terhadap sesuatu, walaupun akarnya sesuatu yang asalnya dari amerika misalnya seperti hip-hop, pada akhirnya dia bisa menyumbangkan karakter tersendiri ke wacana hip hop itu sendiri. Karena, seperti yang kita ketahui, hip hop akhirnya tidak hanya menjadi sebuah genre musik saja, tapi juga sebuah budaya global.

Oh ya, intinya sih gw cuma ngaja diskusi loh ya, bukan ngotot bahwa gw musti bener juga kok.
#146
maksud gue adalah, keoriginalan karakter. Jerman, seperti yang audi bilang, karakternya adalah kecanggihan teknologi. kalo kata gue, Jepang, walaupun keliatannya gak punya karakter yang signifikan, karakternya adalah di ketajaman fokusnya yang mencapai tahap "fetish". Ketika orang jepang memfokuskan dirinya terhadap sesuatu, walaupun akarnya sesuatu yang sangat amerika misalnya seperti hip-hop, dia bisa lebih "amerika" dari amerika.

Jadi secara singkat, original sendiri approachnya bisa macem2, bisa sound nya, bisa dari breaks nya misalnya, atau hal apapun juga. Mungkin harus diriset lagi lebih lanjut oleh kita, dan ini gak mungkin sehari jebret ketemu juga, of course perlu waktu.

Ini ada sedikit potongan dari bukunya Peter F. Druker (The Post Capitalist Society - Harper Business/1993 ) yang mungkin bisa sedikit menginspire kita2:

" Tomorrow's educated person will have to be prepare for live in a global world. It will be a "westernalized" world , but also increasingly a tribalized world. He or she must become a "citizen of the world"-in vision, horizon, information. But he or she will also have to draw nourishment from their local roots and, in turn, enrich and nourish their local culture.." 
#147
Quote from: Ricco.Sepet on 12/12/09, 23:25
Quote from: walasok on 12/12/09, 20:18
Quote from: Bopal on 12/12/09, 19:06
Quote from: ToM`s ~Hardcore~ on 12/12/09, 18:38
^
^
^

sukses kayaknya neh, hehee
8) :-* ;D ;D ;D

@ditter synan

begitulah fenomenanya
gw brkt rombongan, dan ternyata mereka males early coming, tanya kenapa?  :-\

sangat disayangkan, pdhl local talent kita sebegitu bagus reputasinya dari kacamata international dance scene, keep up guys  *bgs* *bgs* *bgs*

kali aja masih ada yang stuck di kantor.. kan itu masih hari jumat..

hehehe banyak yang masih pake batik n pantopel ;D ;D

Itu mah masi kerja kali Ric? ;D
#148
keliatan kan sejauh mana VJ diperhatiinya disini? ;D
#149
Hello producers, piye kabare?

Gw cuma pengen sedikit nanya nih. Kita kan tau ya, EDM di Indonesia udh cukup lama keberadaannya. Lantas setelah sekian lama, ada gak sih yg pernah nyoba bikin genre sendiri? Seperti misalnya ketika kita denger minimal tech, kita keinget jerman. Dubstep & Drum n Bass, kita inget Inggris. House, kita inget US, dsb dsb..

Nah, sekarang kalau mau keinget Indonesia, kita dengerin apa? Tung house? Cha - dut? Sebenernya ada gak sih genre EDM yg Indonesia banget? Gak usah original2 amat lah, gak ada kok yg ori2 amat. Minimal nya cologne juga owes a lot to detroit. House nya chicago juga owes a lot to soul n disco, DnB dan Dubstep awal2nya berangkat dari breaks, ragga, dub, dsb dsb.

Yang gue tau, kebiasaanya di luar adalah, ketika sebuah genre musik mulai jadi mainstream, pasti ada aja yang bikin sesuatu yang di luar mainstream itu, makanya progresi genre di luar kayaknya cepet bgt. Jadi yang regenerasi gak cuman talentnya, tapi juga genrenya terus bermutasi.

Gw gak bilang bahwa apa yang dibikin sama temen2 produser itu jelek ato kurang apa gimana (gw salut kok sama kalian2 yang gw perhatiin makin rajin produce dengan hasil yang keren2!), tapi gue jujur aja bingung ketika ada temen2 dari luar yang nanya " Is there any specific musical genre that represent local EDM scene here? "

Gw juga gak bilang ini adalah hal yang gampang, tapi sekedar memberi semangat aja, sebenernya yang paling susah adalah memulainya. Ketika bolanya sudah bergulir, dengan sendirinya sedikit2 gw yakin akan kebentuk kok.

So let the good times roll mate!  *bgs*  *bgs*
#150
gw mah gak mengeluh, cenderung udh give up sih.. hahahahaha