Messages

bagi gua, tidak hanya music yang penting, tapi juga ambient yang lebih penting. ambient itu diciptakan oleh the journey of the music played by the dj dan atmosphere created by the crowd. Sabtu malem kemaren aku sama temen2 ke club monaco (apparently a john digweed pre-party). good music, tapi very stuck-up crowd (read : too many b-grade celebrities and their hangers-on) yang hanya menjadi posse. Melihat mereka2 itu sangat merusak mood. Jadi aku dan temen2 hanya spent little time dan langsung cabut ke jockey lounge di Mille's. a No-frill journey. But what a very good journey !

gua pikir crowd House tuh lebih sedikit yang 'neken' dibanding crowdnya prog/trance/tribal/techno,
jadi crowd House juga banyak beli minum.

Gua nggak tahu kenapa EO2 disini begitu stupidnya nggak nyediain area untuk house, dan malah bikin area hiphop/ RnB.

Oh ya, lagu "  Flippin'  " itu by Exacta feat. LXC

ada tribal version-nya.

untuk promoter/eo, biar bisa lebih professional.

contoh jelek yang tidak perlu diulang dan harus diperbaiki :

Acara Heineken Thirst di Ancol dengan promotor/eo Nepathya. Persediaan water bottled yang sangat minim dan kecil dengan harga club (30,000 !) sehingga jam 2-an air minum sudah habis dan banyak yang terpaksa harus keluar venue untuk beli air minum. Banyak orang tak dikenal yang akhirnya minta2 air minum ke gua dan teman2 karena mungkin duit abis atau air minum yang dijual panitia sudah habis. Ini adalah basic blunder. Untung nggak ada yang mati karena dehidrasi. Kalo acara rave di luar negeri hal ini nggak akan mungkin terjadi karena banyak acara rave yang air minum sudah gratis/murah/persediaan banyak. Nepathya bertindak sangat tidak professional dan bisa mengarah ke tindakan kriminal kalo ada yang mati/sakit. And they should have KNOWN kalo majority ravers yang dateng ke acara mereka pakai E.
untung saja Roger Sanchez more than made up for the crap job that Nepathya did.

Mudah2an di acaranya Digweed hal ini tidak bakal terulang.

Yang gua tahu sih ada yang lyricsnya dimulai dengan " Everyone is trippin', Boy, You got me flippin' "

itu judulnya " Flippin' " dari Dj Exacta. Coba deh download dari limewire.

Rhythm, Lyrics, Melody, dan Beatsnya PERFECT !!!

kenapa harus sexist ya ?

sok asik loe ahh...baru 3 bulan di indo.....kontiaw

Jangan asal nyolot gitu deh. Baca baik2 dong postingan dia.
Udah jelas si leo-boy-phils ini lagi NGGAK di Indonesia.
Dari login namenya yang ada "phils"nya sih dia lagi di Philadelphia (harusnya sih singkatannya Philly) atau The Phillipines ?

Thanks, admin !

kewl !

Carl Craig, Moby, Derrick May, Danny Tenaglia, Sasha (luv him! luv him! luv him! :grin: )

Gua rada heran kenapa sih pada ribut "house is dead", "trance is so yesterday", "electro is basi", dll dll.
Kalo emang elo2 pada suka music2 jenis tertentu, meskipun orang lain bilang ketinggalan jaman atau gimana kek, who gives a shit, yang penting elo bener2 suka sama genre itu.

kemudian juga, selera individual ataupun mainstream pasti akan evolve. Dulu yang dianggap underground mungkin sekarang nggak lagi. Nggak usah lah dipusingin dan dijadikan perdebatan. Jadi bahan diskusi sih oke2 aja gua rasa, sekaligus mengembangkan our understanding about electronic dance music.


I have been fortunate enough that I've been able to follow the development of electronic dance music since late 80s. Gua udah suka electronic dance music dari tahun 80-an dengan electro dan new wave nya. Gua pertama kali clubbing di Dome, Melbourne, 1992. Dan ke Rave pertama kali Happy Valley, 1993, Australia. Dan juga ke annual dance parties seperti RAW, Resurrection, Sleaze Ball, Love Parade, Tribal Gathering, etc. Sejak itu juga gua udah clubbing dan rave di banyak kota, mulai dari Fabric (London), Exit (Amsterdam), Avalon (Boston), Avenue/Limelight/Spirit (NYC), dll. Kesukaan gua juga berubah2. Pernah suka sekali sama Handbag House (Juan Atkins/Derrick May), terus suka Happy Hard (Gue pernah cium Moby in a rave party in Chicago - 1996 !!!   )  terus suka Gabba, terus suka trance, dst dst. My taste changed and evolved over the years.

Jaman orang pada suka Tiesto, gua enggak suka (dan tetep nggak gitu suka sampai sekarang . But it's fine. Menurut gua, asal ada choice, it does not matter who plays what. Toh kita sendiri yang tinggal pilih, iya nggak.
Yang parah memang kalo udah nggak ada choice lagi. Misalnya, semua DJ mainin House Kota gitu :grin:  atau semua DJ - ini menurut yang sekarang lagi di-alleged - mainin electro house atau tech house.
Tapi menurut gua sih Jakarta udah mulai mending and getting better in terms of variety of good DJs that play variety of good music, regardless of genres.

So, let's support our DJs, and enjoy the music !

My .02 cents
P.L.U.R

disini ngetop banget techno..n skrg mulai bergeser ke house electro..
g sampe skrg blm tau ada komunitas techno atau house electro ga di indo..ada yg bisa bantu..?

Lho.. bukannya dari dulu techno itu ngetop di Berlin yah ?

Dear Admin,

Tiap kali saya open site ini, saya harus login username lagi. Karena saya selalu pakai desktop dan laptop sendiri untuk online, jadi saya usul agar ada option buat user seperti saya untuk tida selalu berulang kali login.

Saya untuk access internet memakai ADSL, jadi always on, tapi Ravelex selalu me-log out tiap kali saya inactive selama kira2 setengah jam. Ini sangat mengganggu karena saya harus terpaksa login lagi tiap kali saya ingin posting under my username.

Terima kasih !

My .02 cents

hahahaha. gua ketawa ngakak denger comments disini

Gua sih setuju dengan rata2 comments disini. Memang sih, tiap orang punya selera masing2, tapi sumpah, gua nggak ngerti kenapa orang bisa suka sama house kota/tung-tung. Gua lebih bisa ngerti kenapa orang suka keroncong

Gua pernah lagi on, terus denger musik house kota, langsung deh drop abis.

Kayanya sih music house pas baru mulai populer di Indonesia pada awal/pertengahan 90an dipengaruhi jenis house yang banyak populer europe/USA pada masa itu = happy hard, yang kemudian terus dipakai sebagai template untuk me-remix semua musik lokal, mulai dari pop dampai dangdut.

It's a good piece, but not too special. 7 out of 10.

Take it easy, Gober/Admin !
You've done really great job with this site and NOBODY hold you responsible for Marco V's cancellation !


cheers

club tertua di jakarta ?

nggak salah tuh.

Jockey Lounge (di Mille's) kalo weekend (jumat-minggu) buka sampai siang. Tadi malem (minggu malem) dj mumuch main di sana.

oohhh digweed!!!! im coming... :mrgreen:

oohhh digweed!!!! im coming too....

Sounds like an orgasm to me

But that's how I felt when I was fortunate enough to attend few parties in the mid 90s where Digweed were playing. Taking the journey that he expertly charted out for us, led me to whole-body orgasm !    

You guys won't at least be disappointed !

black heart n gober minyak itu tetep "i" yang gue suka dari dolo blom ada yang ngalahin gue aja mesennya sekarang sama orang dalem polri/kejaksaan

kok pemakaian "i" gue kaya makan kacang yang kloue itungin 1 jam setengan itu 1/2 pil lo banyangin aja klo lagi di stadium bisa sampe 12 jam apa gue perlu di netralisir kali yah

biasa aja tuh pak cik,,,,,gw neken 1 buat 2 jam doank,,,,,,

Sama, gua juga
untuk starternya, harus paling sedikit 1 1/2 biar naik kenceng, terus nambah 1 tiap 2 jam. rekor 15 pills dalam waktu 30 jam.
Tapi ya itu, abis pil ke-3, nggak bisa naik lebih tinggi, cuman jagain biar nggak terlalu drop.

DJ lokal ada nggak ya yang main Gabba/Gabber/Rotterdam ?

lagi kangen dance to gabba.

seperti banyak UU lainnya, UU tentang Narkotika dan Psikotropika (tahun 1997, ditandatangani Suharto), juga dipengaruhi politik.

2 contoh yang paling aneh :
1. Marijuana digolongkan sebagai narkotika golongan/kelas 1, yang hukumannya sangat berat. Kalo enggak salah, tertangkap membawa minimum jumlah marijuana dapat dipenjara selama 15 tahun. INi jelas2 dipengaruhi oleh usaha pemerintah untuk membatasi revenues GAM (Gerakan Aceh Merdeka) yang mengandalkan cultivation and selling of marijuana sebagai sumber revenues mereka. Juga ada tekanan dari industri rokok industri yang tidak mau industri mengecil gara2 orang2 lebih senang smoking weed daripada kretek.

2. Ecstasy/MDMA yang digolongkan sebagai Psikortropika kelas/golongan 1, sebaliknya Methamphetamine dan Crystal Meth digolongkan sebagai kelas 2. Ini jelas2 sangat tidak logis, karena physical/health effect MDMA terhadap badan manusia lebih ringan dibanding crystal Meth. Juga, MDMA tidak physically addictive, sedangkan crystal meth sering menjadi physically addictive.

sabtu malem aku ke musro. buka sampai jam 4.

kampus tutup. tapi private rooms-nya dan ruang2 karaoke tetep buka.

Tadi malem (friday night) gua sama temen2 ke redsquare. buka sampai jam 2. dan lagu2nya anthems gitu.
tapi saturday night katanya RnB.