QuotePosted by: Dua Essensi
TANPA ADANYA BATASAN DAn KONTROL MAKA QT AKAN MENJADI
ANAK SINGKONG YG BLAJAR DISKO DAN MJD KORBaN IMPERIALIS GAYA BARU,imperialis yg selalu mlempar PROPAGANDa Modernitas LALU MEMBUAT ANAK SINGKOnG MJD "FREeTHiNKER" dgn BRAIN WASHiNG "APA ARTINYA DOSA ,BILa KEHIDUPAN KEDUA SUDAH DIANGGaP CERITA"
hmm.. agak OOT yah jadinya, kok malah ngomongin dosa dan alam baka? Tapi opini gw sih ya, batasan dan kontrol sebaiknya merupakan konsensus bersama, demi kepentingan bersama; bukan karangan sepihak yg dipaksakan demi kepentingan sepihak. Kalo gak ujungnya bakal jadi kayak gini;
Authoritarianism describes a form of social control characterized by strict obedience to the authority of a state or organization, often maintaining and enforcing control through the use of oppressive measures. (dicopy paste dari wikipedia)
Kalau udah jadi kayak gitu apa bedanya ama new imperialist yang memaksakan kultur demi kepentingan ekonomi golongan tertentu?
selain itu, apa salahnya kita menjadi free thinker? Ato menurut lo kita udh musti kayak "borg" yg punya collective conciousness? bebas sihhh..
@walasok
santai pak, gw si selalu terbuka untuk diskusi . You have the right for opinions concerning any matters, and so do I.. huhuhu.. Opini gw sih gini, itu bule bilang.. mereka sih disitu masih mempertanyakan "where do you come from" dalam melihat karya. Masalahnya, kita disini membuat karya itu buat siapa? Buat mereka? Apa kita musti jadi kaya orang jualan souvenir yang mau jual apa aja buat bule? Jangan juga kali ya? Kalau mau bikin karya yang memunculkan unsur budaya daerah, sah2 aja kok. Tapi kan gak usah juga jadi mendiskreditkan orang lain yang gak seperti itu, dengan ngecap mereka sebagai "anak singkong belajar disko"?
@lymbers
Quotemxd gw western abis di sini adalah kita lebih jago bhs ing daripada bhs daerah kita lebih preffer musik luar daripada musik lokal kita pake kaos tulisannya i love NY, pokoknya kita lebih sering ke arah luar daripada ke dalem...
Gw rasa sih gak semua org yg jago bahasa Inggris gak bisa bahasa daerah kok (FYI, sehari2 gw masi ngobrol pake bahasa sunda ama temen2 gw kok ). Dan kalaupun ada yg begitu, itu lebih karena faktor lingkungan dimana dia dibesarkan. Kalau soal preferences musik sihhhh, ya itu balik lagi lah ke masalah selera (orang benyamin aja pernah ngerilis lagu yg berirama funk dan blues kok)..dan itu sih, IMHO ya, gak bisa dipaksain kan?