Ravelex

General Hype => Main Talk => Topic started by: Gober on 27/07/07, 09:12

Title: Anak Singkong Belajar Disko
Post by: Gober on 27/07/07, 09:12
Kompas,  humaniora, 27 juli 2007

Anak Singkong Belajar Disko

Parfummu dari Paris

Sepatumu dari Itali

Kau bilang demi gengsi

Semua serba luar negeri

Manalah mungkin, kuikuti caramu

Yang penuh hura-hura

Aku suka singkong, kau suka keju o o o

Aku suka jaipong, kau suka disko o o o

Yang kudambakan seorang gadis yang sederhana

Aku... hanya... Anak Singkong...

(Sidosa a.k.a Masary a.k.a Arie Wibowo)

Dalam sejarah youth culture, sepertinya kita akan kesulitan untuk mencari komparasi atas gegap gempita revolusi flower generation pada tahun 60-an, sebuah gerakan kebudayaan yang mampu memengaruhi gaya dan ideologi secara massal di hampir seluruh penjuru dunia. Namun, diam-diam sebenarnya ada yang mampu menjadi pembanding. Mungkin kita tidak akan menganggapnya sebagai revolusi karena sifat penetrasinya yang halus dan tidak menggebrak secara radikal. Pelan-pelan tetapi pasti, memaksa manusia modern untuk mau tidak mau menghamba kepadanya.

KILL THE DJ


Komputer. Ya, ditemukannya komputer, yang berkembang hingga diciptakannya personal komputer yang lebih murah. Sejak itu teknologi digital dengan segala kemudahan yang dimilikinya terus-menerus menawarkan hal-hal baru kepada peradaban dunia untuk dikonsumsi. Hari ini, terutama untuk masyarakat kosmopolitan, bisa dikatakan hampir seluruh sendi kehidupan bersinggungan dengan gaya hidup digital. Bahkan, Anda bisa men-setting suara azan dari komputer atau handphone untuk mengingatkan waktu shalat sudah tiba.

Dalam dunia musik, berkat komputer, kemudian tercipta mesin-mesin elektronik yang memanipulasi suara, sampling, imitasi atas yang imitasi, yang kemudian melahirkan genre disebut elektronika. Grup musik Kraftwerk (Jerman/awal 70-an) adalah salah satu pionir dalam genre ini. Kemudian klub-klub malam dan dance culture mulai dihiasi suara-suara imitasi elektronika yang disebut disko.

Istilah rave party di kemudian hari muncul, bermula dengan cara underground, menggunakan tempat-tempat tidak lazim, mencoba mempertemukan manusia-manusia individual yang sibuk dengan rutinitas hidup dalam kehangatan yang humanis.

Rave di Indonesia


Di Indonesia, nama Jockie Saputra bisa dijadikan penanda waktu menjamurnya kultur kelab malam yang menghiasi kultur anak muda di Indonesia, yang kemudian menawarkan alternatif fashion baru di tengah sisa-sisa romantisme flower generation dan ideologi underground yang mendominasi wacana fashion anak muda Indonesia dekade 80-an hingga 90-an.

Akhir 90-an, di Jakarta, beberapa komunitas mulai menggelar acara-acara rave party underground di luar mainstream, taruhlah DJ Anton bersama Future Production sebagai salah satu contoh. Di Bandung, terlahir grup elektronik dengan nama Playaz, kemudian menyusul Elektrofux dan Mobil Derek. Di Yogyakarta, setelah melintasi melting pot yang penuh energi, komunitas elektronik musik bergeliat dan berujung digelarnya Parkinsound; Yogyakarta Electronic Music Movement (1999).

Sementara anak-anak yang masih kekeh dengan ideologi underground mengintip dari kejauhan, apa yang sedang menyerang fashion kita hari ini?

Gerakan musik elektronik dan dance kultur di Indonesia tahun 90-an menawarkan gaya dan fashion yang berbeda dengan generasi funky house 80-an. Pada tahun 80-an belum ada cukup wacana dan ideologi yang menyertai kehadirannya, tetapi bukan berarti tidak ada penggemar. Diskotek selalu penuh, apalagi di malam minggu dan nama Jockie Saputra tertera di spanduk.

Sementara generasi 90-an, dengan genre musik dan fashion yang lebih beragam, mulai mengusung wacana ideologi dengan spirit rave; celebrate for music, people, peace, love, and respect, yang terkenal itu, yang kemudian oleh Slank, entah sengaja atau tidak, menjadi judul album.

Periode berikutnya adalah lahirnya diskotek-diskotek dalam fashion berbeda dengan model diskotek-diskotek 80-an di berbagai kota besar di Indonesia. Menawarkan acara-acara reguler dan program-program spesial. Funky house dan fashion disco 80-an ditinggalkan untuk kemudian eksis di pinggiran bersama techno-dangdut dengan masa dan penggemarnya tersendiri, ini tidak berarti lebih sedikit, cuma jauh dari highlight publisitas— hingga kemudian hari ini mereka menggebrak eksistensinya dengan SMS dan Kucing Garong.

Profesi DJ menjadi primadona, ada yang benar-benar serius, tetapi lebih banyak yang karbitan. Event organizer dan sponsor mengalihkan perhatian pada hal baru yang disebut party ini. Masyarakat kita bingung dan bertanya apa bedanya dengan wedding party? Hakikat dan spirit rave itu sendiri kemudian ditiadakan atas nama pasar dan itu logika industri yang wajar.

Puncak dinamika dan aktivitas terjadi hingga tahun 2004, di mana hampir setiap bulan ada acara rave party out door. Bahkan, di peak session 2004, rentang Juni hingga September, dalam satu bulan bisa ada 4-6 acara rave party out door, dan bisa dikatakan semuanya dipadati pengunjung yang disebut raver. Venue yang dipilih biasanya di luar kota: pegunungan, pantai, dan tempat wisata yang lain.

Dalam situasi hectic dan latah macam ini, setelah menggelar Parkinsound 2004 yang tetap saya coba pertahankan dengan idealisme elektronika, saya menyampaikan kekhawatiran kepada teman-teman yang bergerak dalam bisnis rave party ini: tahun-tahun berikutnya akan sepi dengan acara-acara rave party out door. Alasannya, karena kita tidak bisa menahan diri, terlalu bersemangat, latah, hingga lupa kita berada di konteks sosial macam apa. Bayangkan dentuman sound system puluhan ribu watt di hampir setiap pekan hingga matahari terbit, di saat bersamaan masyarakat di sekitar venue sudah mulai pergi menggarap sawah atau ke pasar.

Demikian halnya dengan masalah perizinan. Perangkat kerjanya belum siap mengakomodasi industri baru yang disebut party ini. Surat pengaduan dan protes masyarakat diterima polisi karena gangguan rave party ini.

Prediksi itu benar-benar terjadi. Tahun-tahun berikutnya, terutama di Pulau Jawa, barisan DJ dan raver terkurung di klub dan diskotek. Sangat susah untuk menggapai sensasi out door seperti rentang 2002 hingga 2004.

"Where do you come from?"

Paris, musim semi 2002, di sebuah kafe di pinggir Sungai Seine depan Theatre de la Ville, saya ngobrol dengan Frie Lesyen, founder dan Direktur Kunsten Festival Des Arts Brussels. Perbincangan seputar identitas subyek dan obyek di zaman global. Sangat susah! Tidak cukup hanya bermodal semangat mendobrak nilai-nilai. Sekadar sensasi-sensasi murahan yang sering dijadikan pijakan karya khas anak muda tidak akan menjawab persoalan. Ini tentang hakikat dan alasan, bukan kesempatan.

Ujung dari perbincangan ini adalah sebuah pertanyaan sekaligus pernyataan yang membuat saya terdiam dan tidak mampu meneruskan perbincangan; "Sorry, in this global world people still ask you; where do you come from?"

Hari berikutnya, sepanjang hari saya memikirkan pertanyaan itu. Where do you come from? Seorang pemuda Prambanan, yang lahir dan tumbuh di antara candi-candi tanpa ritual, sayup- sayup mendengar gamelan, sinden, wayang, atau ketoprak, untuk kemudian menjadi memori bawah sadar sebagai irama dan melodi tanpa pemahaman karena sejak kecil belajar di madrasah dan pesantren.

Saya tahu, tidak ada yang salah dengan hal itu dan saya tidak sendirian. Tubuh saya hanyalah representasi dari begitu banyak anak muda di Indonesia segenerasi, yang hidup di antara persilangan peradaban dan kultur. Saya tidak betul-betul global dan kontemporer, sekaligus saya tidak betul-betul tradisional. Tapi, tidak kemudian dengan mudah menyebutnya sebagai 'hybrid' karena kata itu tidak berarti sama dengan 'karut-marut'. Pun demikian, saya tak pernah menyesali identitas ini. Ya, mari kita rayakan 'karut-marut' ini.

Dua hari kemudian saya menghadiri undangan konser di sebuah klub, menghadirkan Talvin Singh; seorang elektronika asal London dan pernah memberi kontribusi pada album artis terkenal, mulai dari Bjork, Massive Attack, hingga Madonna. Groove telah dimainkan, lantai dansa pelan-pelan pecah dalam beat Talvin Singh yang rendah tetapi sangat groovy, lalu semua berdansa, dalam energi memesona.

Kekuatan Talvin Singh adalah hybrid yang konkret dan kemampuannya dalam memainkan beberapa jenis musik, dari alat musik tradisional India, synthesizer, hingga scratching ala Battle DJ. Di situlah persoalan muncul bagi saya ketika Talvin Singh mulai memainkan scratching kata-kata; "Where do you... Where do you... Where do... Where do you come from?"

Yeah... seperti itu secara simultan dan berulang-ulang, di antara bebunyian synth pad, ketukan tabla, dan dentuman beat drum dan bas, membuat saya teringat dengan perbincangan tentang identitas subyek dan obyek tadi. Saya mulai melihat sekeliling. Orang kesepian di tengah keramaian dalam keterasingan yang agung.

Tubuh yang tidak jujur

Saat ini saya selalu berusaha menyempatkan diri untuk datang ke klub dangdut di setiap kota di Indonesia yang saya kunjungi, atau sesekali berkunjung ke tempat-tempat seperti Purawisata di Yogyakarta yang memang kandang dangduters sejati.

Di tempat-tempat seperti ini, kita bisa menemukan peluh keringat orang-orang yang berjoget mengucur bersama gerakan tubuh yang jujur, menumpahkan segala sumpah-serapah dan beban hidup dalam irama dan lagu yang tidak asing di telinga, yang didendangkan oleh penyanyi lokal pujaan. Lengkap dengan bau minuman alkohol.

Fashion bukan yang utama meski bukan berarti tidak peduli. Namun, kesempatan untuk berjoget lebih penting dari apa pun. Pendeknya, antara alunan musik, atmosfer, dan gerakan tubuh semuanya selaras dan mempresentasikan kejujuran. Spiritnya mirip dengan peristiwa pesta tradisional semacam tari-tari Ndolalak, Angguk, atau Ledekan. Itu pesta! Mau dikategorikan apa lagi?

Hal sebaliknya terjadi di beberapa diskotek dan klub-klub di kota-kota besar di Indonesia hari ini. Hanya sebagian kecil dari pengunjung yang benar-benar punya spirit beat dan groove electronica yang mendarah daging dan mampu menggerakkan tubuhnya dalam intuisi purba.

Selebihnya adalah tubuh yang menyimpan memori irama dan joget agrikultur khas Indonesia dalam balutan fashion kosmopolit. Tubuh-tubuh yang pura- pura berpesta; tubuh dan jiwa-jiwa yang sebenarnya baik-baik saja; tidak punya persoalan dengan rutinitas khas manusia modern yang memaksanya menjadi manusia multitasking dan individual, untuk kemudian diistirahatkan dalam kehangatan rave yang hakiki.

Barangkali kita termasuk manusia kosmopolitan yang hidup di kota besar dengan kesibukan dan rutinitas ekstra, yang membutuhkan kompensasi-kompensasi liar untuk menghilangkan stres. Namun, apakah sebenarnya tubuh dan mindset kita sudah tune in dengan groove dan party model dance culture semacam ini?

Bagaimana kita akan merasa terbebas dan berpesta jika semuanya masih terkendali, selalu berpikir dan melakukan koreksi, apakah gerakannya sudah cukup cool dan seksi, atau berjaga-jaga agar jangan sampai keringat terlalu kuyup membasahi tubuh dan melunturkan make-up, atau selalu resah karena salah kostum?

Begitulah kebutuhan diciptakan dan kebudayaan massa terbentuk. Situasi di mana tren dan fashion mengooptasi otonomi individu atas identitas dan karakter. Selalu seperti itu.

Dalam kasus disko dan party ini, bagi saya tidak ada yang salah atau benar. Juga tidak ada anjuran seharusnya bagaimana. Kita adalah anak-anak dari zaman yang berlari kencang; karya agung dari waktu yang terus melaju.

Kita adalah generasi anak singkong, dan kita boleh saja belajar disko dan berpesta! Namun, bagi kita, anak-anak singkong ini there's no DJ saved our life!

KILL THE DJ Founder of Jogja Hip Hop Foundation, Performance Fucktory, Parkinsound, Whatever Shop, United of Nothing
Title: Re: Anak Singkong Belajar Disko
Post by: dirtynumbangelboy on 27/07/07, 23:50
i always love parkinsound :)
Title: Re: Anak Singkong Belajar Disko
Post by: trenzey on 28/07/07, 14:28
Quote from: Gober on 27/07/07, 09:12

Bagaimana kita akan merasa terbebas dan berpesta jika semuanya masih terkendali, selalu berpikir dan melakukan koreksi, apakah gerakannya sudah cukup cool dan seksi, atau berjaga-jaga agar jangan sampai keringat terlalu kuyup membasahi tubuh dan melunturkan make-up, atau selalu resah karena salah kostum?


klo gw siyh perasaan klo udah jogedan kaga peduli lg mo keringet seember juga..apalagi mikirin gerakannya..yang penting asoyyy :P
Title: Re: Anak Singkong Belajar Disko
Post by: Mario 78 on 28/07/07, 16:26
 *bgs* UNCLE=Kita emang harus terus belajar Disco sampe pintar Joged_nya!
Title: Re: Anak Singkong Belajar Disko
Post by: awanikov on 28/07/07, 19:05
anti kemapanan !! joget ma sebebas bebasnya..
Title: Re: Anak Singkong Belajar Disko
Post by: trenzey on 28/07/07, 21:00
Quote from: awanikov on 28/07/07, 19:05
anti kemapanan !! joget ma sebebas bebasnya..

setuju!! setuju!! setujuu!! *bgs*
Title: Re: Anak Singkong Belajar Disko
Post by: irvanvitaxx on 28/07/07, 22:25
gua cuma bisa bilang ni tulisan keren bgt....gua suka  *bgs* *bgs*
Title: Re: Anak Singkong Belajar Disko
Post by: sraddha on 28/07/07, 22:34
nice!!!!
Title: Re: Anak Singkong Belajar Disko
Post by: sraddha on 28/07/07, 22:36
keren abis ni tulisan!!!
Title: Re: Anak Singkong Belajar Disko
Post by: BlackBolt on 29/07/07, 01:07
Quote from: irvanvitaxx on 28/07/07, 22:25
gua cuma bisa bilang ni tulisan keren bgt....gua suka  *bgs* *bgs*

setuju..emang keren..  *bgs* *bgs*
Title: Re: Anak Singkong Belajar Disko
Post by: kc on 29/07/07, 14:06
kereeeeeeeennn..
mudah di mengerti..
masuk akal..
dan apa adanya..

dan yang terpenting..
pake bahasa Indonesia!

HIDUP ANAK SINGKONG!!!

Title: Re: Anak Singkong Belajar Disko
Post by: jazzymike on 29/07/07, 14:13
kalo eike sukanya keju.. gimana donk *piss*
Title: Re: Anak Singkong Belajar Disko
Post by: dgital3xy on 29/07/07, 14:19
performanceFCUKtory ... keren tuh jogja ,,
ni tulisan si JUKI" (parkinsound+performancefcuktory) bukan ya ???
pernah baca juga di trolleymagz (rip) tahun 2000 ,, top !!!
Title: Re: Anak Singkong Belajar Disko
Post by: Bedjo on 29/07/07, 15:26
Quote from: Gober on 27/07/07, 09:12
Hal sebaliknya terjadi di beberapa diskotek dan klub-klub di kota-kota besar di Indonesia hari ini. Hanya sebagian kecil dari pengunjung yang benar-benar punya spirit beat dan groove electronica yang mendarah daging dan mampu menggerakkan tubuhnya dalam intuisi purba.
HIDUP SoBERrrr........ *piss*   ;D  *piss*
Title: Re: Anak Singkong Belajar Disko
Post by: bavoooo on 29/07/07, 18:13
Quoteanti kemapanan !! joget ma sebebas bebasnya..

ini gue kurang setuju neh,gue pingin mapan soalnya  *piss* (no offens)
Title: Re: Anak Singkong Belajar Disko
Post by: walasok on 31/07/07, 11:28
 :)

dinamika anak zaman yang "terjebak" dalam globalisasi & perubahan nilai, namun tetap terus berusaha untuk memperjuangkan idealismenya..

mantappp.. *bgs*

this is how the scene should be.. ;)
Title: Re: Anak Singkong Belajar Disko
Post by: Ricco.Sepet on 31/07/07, 12:38
singkong keju enak lhoo... mix hehehehe ;D ;D
Title: Re: Anak Singkong Belajar Disko
Post by: Errie on 31/07/07, 13:08
bukan mau ikut2an tp ini tulisan emang keren.... mudah dicerna...
Title: Re: Anak Singkong Belajar Disko
Post by: KoJack on 31/07/07, 13:48
Quote from: Ricco.Sepet on 31/07/07, 12:38
singkong keju enak lhoo... mix hehehehe ;D ;D

@sepet : ..... dibandung...... dus kecil 5 rebu.......
                                  dus besar 7 rebu.....
beda di isinya......agak banyakan nyang 7 rb......
diatasnya ditambah...keju craft serut sedikit...
Title: Re: Anak Singkong Belajar Disko
Post by: lymbers on 31/07/07, 15:22
keren2 bener2 berisi banget tulisannya... meskipun gw cuman baca setengah (pusing baca kelamaan) maklum lah indra penglihatan gw jarang di latih... lebih sering indra pendengaran hehe... *piss* (bilang aja ga suka baca  ;D )
Title: Re: Anak Singkong Belajar Disko
Post by: BlackBolt on 31/07/07, 21:02
Quote from: KoJack on 31/07/07, 13:48
Quote from: Ricco.Sepet on 31/07/07, 12:38
singkong keju enak lhoo... mix hehehehe ;D ;D

@sepet : ..... dibandung...... dus kecil 5 rebu.......
                                  dus besar 7 rebu.....
beda di isinya......agak banyakan nyang 7 rb......
diatasnya ditambah...keju craft serut sedikit...

mantep..  :P :P
Title: Re: Anak Singkong Belajar Disko
Post by: lymbers on 01/08/07, 01:26
lah ini kok malah ngomongin makanan  ;D ;D wah itu singkong keju bisa delivery ke jakarta ga hehehe.... ;D ;D
Title: Re: Anak Singkong Belajar Disko
Post by: Ricco.Sepet on 02/08/07, 23:32
Quote from: KoJack on 31/07/07, 13:48
Quote from: Ricco.Sepet on 31/07/07, 12:38
singkong keju enak lhoo... mix hehehehe ;D ;D

@sepet : ..... dibandung...... dus kecil 5 rebu.......
                                  dus besar 7 rebu.....
beda di isinya......agak banyakan nyang 7 rb......
diatasnya ditambah...keju craft serut sedikit...
weheheh...tau aja..kemarin ke bdg ga sempet nyobain.. liat banyak malah wafer coklat/ chocolate stick gitu.. lagi musim yah di bdg?

"singkong keju".. campuran lokal dan internasional..tapi tetep dengan khas citarasa lokal *bgs*
Title: Re: Anak Singkong Belajar Disko
Post by: lymbers on 03/08/07, 01:17
singkong goreng kalo tau cara gorengnya bisa lebih enak dari kentang goreng Mcd lho... :P jadi pengen singkong goreng extra crispy nih... ;D produk lokal ga kalah lah (termasuk dalam musik) hehe... musik indo kalo tau cara gorengnya bisa lebih enak dari music eropa atau pun amerika (at least buat kuping lokal) *piss*
Title: Re: Anak Singkong Belajar Disko
Post by: BlackBolt on 03/08/07, 08:41
Quote from: lymbers on 03/08/07, 01:17
singkong goreng kalo tau cara gorengnya bisa lebih enak dari kentang goreng Mcd lho... :P jadi pengen singkong goreng extra crispy nih... ;D produk lokal ga kalah lah (termasuk dalam musik) hehe... musik indo kalo tau cara gorengnya bisa lebih enak dari music eropa atau pun amerika (at least buat kuping lokal) *piss*

musik klo di goreng jadi apaan? ;D
Title: Re: Anak Singkong Belajar Disko
Post by: SKY on 03/08/07, 11:36
Quote from: BlackBolt on 03/08/07, 08:41
Quote from: lymbers on 03/08/07, 01:17
singkong goreng kalo tau cara gorengnya bisa lebih enak dari kentang goreng Mcd lho... :P jadi pengen singkong goreng extra crispy nih... ;D produk lokal ga kalah lah (termasuk dalam musik) hehe... musik indo kalo tau cara gorengnya bisa lebih enak dari music eropa atau pun amerika (at least buat kuping lokal) *piss*

musik klo di goreng jadi apaan? ;D

jangan banyak2 vetsinnya yak.... bahaya katanya  ;D

tapi gw baru baca thread ini ni. keren banget isinya. paman emang TOP dah...  *bgs*
Title: Re: Anak Singkong Belajar Disko
Post by: lymbers on 03/08/07, 17:09
Quotejangan banyak2 vetsinnya yak.... bahaya katanya

wah kalo tante gw bikin singkong goreng ga perlu pake vetsin udah enak banget   :P  ...

Quotemusik klo di goreng jadi apaan?

jadi crispy2 gitu kan enak tuh crush2  :P ... banyangin aja kalo musik renyah gimn hehe...
Title: Re: Anak Singkong Belajar Disko
Post by: BlackBolt on 03/08/07, 17:17
Quote from: lymbers on 03/08/07, 17:09
Quotemusik klo di goreng jadi apaan?

jadi crispy2 gitu kan enak tuh crush2  :P ... banyangin aja kalo musik renyah gimn hehe...

klo musik renyah jadi enak bwat didengerin..
Title: Re: Anak Singkong Belajar Disko
Post by: Discomfort on 04/08/07, 15:05
Kalau mau jujur, sebenernya gw gak gitu setuju ama tulisan ini.. kayaknya kok banyak prasangkanya ya? Kayak soal joget yg gak jujur itu.. judgemental bgt gak sih? Tau dari mana itu org dansa jujur apa enggak (namanya juga org mabok, ya pasti jujur lah..coba deh boong sambil mabok.. kalo sukses lo kayaknya mesin :)) ).. apalagi soal "where do you come from" ini.. Does that means if we come from indo we must "sound" like an indonesian? Indonesia yg mana? Indonesia yg ada di kepala bule2? Trus apa sih yg mendefinisi "Indonesian sound"? Must we be trapped in this "mooi indie exotica aesthetique" just to be accepted by "bule"? Bukankah lebih gak jujur lagi kalo misalnya, seseorang yg dari kecilnya besar dengan kaset2 breakdance dan metal tiba2 pas gede maksain bikin sesuatu yg "berbau" etnis? We are what we are sob.. can't force etnicity just because some bule wants us to be "original" (whatever that is)
Title: Re: Anak Singkong Belajar Disko
Post by: blinksatan on 04/08/07, 15:14
@Discomfort:iya nih....gw setuju ! macem yang nulis bule aja...dia sendiri etnisnya apa coba?
Title: Re: Anak Singkong Belajar Disko
Post by: Discomfort on 04/08/07, 15:29
Itu dia, dengan mudah dia bisa ngejudge DJ2 dan club goers sebagai org2 yg gak punya roots, sementara dia sendiri mengorganisir event electronic music dan JOGJA HIP HOP FOUNDATION.. OMG, where's the etnicity in that? Jujur saya blum pernah denger rilisan yayasan hip hop jogja ini, tapi kalau cuma sebatas pemakaian sample gamelan dan lirik bahasa jawa aja sih ya, etnisitas yang ditampilin juga gak jauh dari "carut marut" yang dia bilang.. Honestly, gw gak suka kalau udah maen claim2an kayak gini.. "gw yg paling original, gw yg paling indonesia" seakan2 diluar itu semuanya org2 kapiran yg gak punya roots.. Sekarang baliklagi deh gw tanya, apa sih yg di definisi sebagai "roots"? Kalo gw kasi contoh seperti di atas, ketika seseorang besar dengan input2 yang bisa dibliang bukan muatan lokal, apa dia bisa dibilang "root"less? Gak juga kan? Ya rootnya dia adalah apapun yg dia terima dari dulu kan? Balik lokal ataupun "interlokal"..
Title: Re: Anak Singkong Belajar Disko
Post by: olis on 04/08/07, 15:50
Tulisan yang bagus nih.... Aku juga bosan dengar music elektronik yang terkurung di club... Dari tahun 2005/06 tak ada lagi rave party. Entah kenapa.... Tapi tentu saja musik elektronik masih bisa disimak di rumah, di kamar, di mobil atau dimana aja pakai mp3 player portable. Dan ngga tau kalau msuik elektronik itu cenderung untuk party. Padahal di waktu santai juga bisa dinikmati.... Dan kayaknya masih banyak orang suka party tanpa perlu mengetahui tentang musik itu sendiri.... Bagiku tidaklah demikian. Saya berpikir secara musik....
Title: Re: Anak Singkong Belajar Disko
Post by: olis on 04/08/07, 15:52
Quote from: Discomfort on 04/08/07, 15:29
Itu dia, dengan mudah dia bisa ngejudge DJ2 dan club goers sebagai org2 yg gak punya roots, sementara dia sendiri mengorganisir event electronic music dan JOGJA HIP HOP FOUNDATION.. OMG, where's the etnicity in that? Jujur saya blum pernah denger rilisan yayasan hip hop jogja ini, tapi kalau cuma sebatas pemakaian sample gamelan dan lirik bahasa jawa aja sih ya, etnisitas yang ditampilin juga gak jauh dari "carut marut" yang dia bilang.. Honestly, gw gak suka kalau udah maen claim2an kayak gini.. "gw yg paling original, gw yg paling indonesia" seakan2 diluar itu semuanya org2 kapiran yg gak punya roots.. Sekarang baliklagi deh gw tanya, apa sih yg di definisi sebagai "roots"? Kalo gw kasi contoh seperti di atas, ketika seseorang besar dengan input2 yang bisa dibliang bukan muatan lokal, apa dia bisa dibilang "root"less? Gak juga kan? Ya rootnya dia adalah apapun yg dia terima dari dulu kan? Balik lokal ataupun "interlokal"..

Aku juga bingung...
Title: Re: Anak Singkong Belajar Disko
Post by: olis on 04/08/07, 15:55
Quote from: Discomfort on 04/08/07, 15:05
Kalau mau jujur, sebenernya gw gak gitu setuju ama tulisan ini.. kayaknya kok banyak prasangkanya ya? Kayak soal joget yg gak jujur itu.. judgemental bgt gak sih? Tau dari mana itu org dansa jujur apa enggak (namanya juga org mabok, ya pasti jujur lah..coba deh boong sambil mabok.. kalo sukses lo kayaknya mesin :)) ).. apalagi soal "where do you come from" ini.. Does that means if we come from indo we must "sound" like an indonesian? Indonesia yg mana? Indonesia yg ada di kepala bule2? Trus apa sih yg mendefinisi "Indonesian sound"? Must we be trapped in this "mooi indie exotica aesthetique" just to be accepted by "bule"? Bukankah lebih gak jujur lagi kalo misalnya, seseorang yg dari kecilnya besar dengan kaset2 breakdance dan metal tiba2 pas gede maksain bikin sesuatu yg "berbau" etnis? We are what we are sob.. can't force etnicity just because some bule wants us to be "original" (whatever that is)

Ada kok orang Indonesia terus ditanya tentang budaya sendir dan ga bisa jawab, mungkin banyak....
Title: Re: Anak Singkong Belajar Disko
Post by: Discomfort on 04/08/07, 16:12
nah ini dia, coba definisikan yg dimaksud dengan "budaya sendiri".. gw si bisa jawab kok..akar budaya gw adalah metalika, guns n roses, sepultura, dead kennedys, xes pistols, ministry, 80's breakdance tapes, kang ibing dan de kabayans, benyamin, kaset sanggar cerita, voltus, dan masi banyak lagi!
Title: Re: Anak Singkong Belajar Disko
Post by: Mario 78 on 04/08/07, 16:14
to>Discomfort=Masih Akang Niang yg gw kenal Dulu BGT tuh Penjelasannya= *bgs* Punya!
Title: Re: Anak Singkong Belajar Disko
Post by: si mbo on 04/08/07, 16:51
Quote from: Discomfort on 04/08/07, 16:12
nah ini dia, coba definisikan yg dimaksud dengan "budaya sendiri".. gw si bisa jawab kok..akar budaya gw adalah metalika, guns n roses, sepultura, dead kennedys, xes pistols, ministry, 80's breakdance tapes, kang ibing dan de kabayans, benyamin, kaset sanggar cerita, voltus, dan masi banyak lagi!

Wuih... Roots nya mantaaffff...  *bgs* *bgs* *bgs*

Title: Re: Anak Singkong Belajar Disko
Post by: olis on 04/08/07, 17:00
Quote from: Discomfort on 04/08/07, 16:12
nah ini dia, coba definisikan yg dimaksud dengan "budaya sendiri".. gw si bisa jawab kok..akar budaya gw adalah metalika, guns n roses, sepultura, dead kennedys, xes pistols, ministry, 80's breakdance tapes, kang ibing dan de kabayans, benyamin, kaset sanggar cerita, voltus, dan masi banyak lagi!

aku orang jawa tapi ga ikut tradisi jawa. yang islami aja.. :)
Title: Re: Anak Singkong Belajar Disko
Post by: dedoSixteen on 04/08/07, 18:52
anak singkong yang doyan keju !!! *piss*
Title: Re: Anak Singkong Belajar Disko
Post by: nickvan on 04/08/07, 21:53
salut...tulisanny bagus bgt sob  *bgs*
klo lg ujian bhs.ind dpt poin 10 tu sob  ;D ;D ;D



cheers  ;)
Title: Re: Anak Singkong Belajar Disko
Post by: DimsumonDLine on 05/08/07, 00:19
IMHO. menurut gw tulisan in sebuah metafora dmn penulis msh mencari suatu jati diri sbg panduan kehidupan dia,,,, tergantung org mempersepsikan makna dr tulisan tsb,,, well, everyone has their rights untuk mengeluarkan pendapatnya masing,,,,, ;)

gw bukan anak singkong, tp gw anak Indonesia yg hidup di jaman di globalisasi, gw suka kripik singkong tp gw demen makan keju dan minum susu, so whats wrong with that????

hidup ini luas bung,,,, (fyi, its my rights to sounding my opinion yaaa,,,, *piss* )
Title: Re: Anak Singkong Belajar Disko
Post by: Discomfort on 05/08/07, 01:09
awal2nya sih gw pikir juga gitu dim, tapi metafor2nya ujungnya kok jadi punya tendensi judgemental ya? Expecially bout the dancing part.. i mean, come on.. gw juga tau lah ada org2 yg emang dance buat diliat org laen.. but then so what makan bakso di pesawat? That doesn't mean that everyone is doing the same thing kan? and if they do, then so be it.. no harm done kok..
Title: Re: Anak Singkong Belajar Disko
Post by: lymbers on 05/08/07, 15:40
Quote from: Discomfort on 04/08/07, 15:05
Kalau mau jujur, sebenernya gw gak gitu setuju ama tulisan ini.. kayaknya kok banyak prasangkanya ya? Kayak soal joget yg gak jujur itu.. judgemental bgt gak sih? Tau dari mana itu org dansa jujur apa enggak (namanya juga org mabok, ya pasti jujur lah..coba deh boong sambil mabok.. kalo sukses lo kayaknya mesin :)) ).. apalagi soal "where do you come from" ini.. Does that means if we come from indo we must "sound" like an indonesian? Indonesia yg mana? Indonesia yg ada di kepala bule2? Trus apa sih yg mendefinisi "Indonesian sound"? Must we be trapped in this "mooi indie exotica aesthetique" just to be accepted by "bule"? Bukankah lebih gak jujur lagi kalo misalnya, seseorang yg dari kecilnya besar dengan kaset2 breakdance dan metal tiba2 pas gede maksain bikin sesuatu yg "berbau" etnis? We are what we are sob.. can't force etnicity just because some bule wants us to be "original" (whatever that is)

yah kalo gw sih ngeliat tulisan ini sebagai teguran aja untuk kita2 orang indonesia yg udah mungkin bisa di bilang
western abis... kalo menurut gw sih kita orang timur yg ke western2 itu ga salah... cuman yg gw tangkep dari tulisan ini adalah meskipun ke western2an itu ga salah tapi jangan sampai kita melupakan kalo kita orang timur jangan sampai kita kehilangan indentitas kita yg sebenarnya... menurut gw kita sebagai orang indonesia pada khususnya setidaknya mencintai musik indonesia ga harus jadi musisi etnis tapi setidaknya mencintai dan berusaha untuk mengenal lebih dalam mengenai bangsa kita yg sekarang udah jarang banget kita liat di media2 massa (lebih sering musik2 luar/musisi2 indo yg bergaya luar) kalo di tanya emang apa salahnya kalo kita anak hip hop... kalo menurut gw sih ga salah tapi sehebat2 EMINEM ngerap pun dia tetep kalah sama orang2 negro (at least buat orang2 negro sendiri) trus kenapa kita ga andalin sesuatu yg bener2 kita lebih kuasai dari orang2 lain... orang negro ngadelin hip hop n RnB, erorpa ngadelin trance n electronya, indonesia ngadelin musik gambang keromo mungkin hehe... tapi yg jelas indonesia punya banyak jenis musik... ga perlu etnis tapi setidaknya kita bikin ciri kita sendiri... sebenernya dengen gitu juga bisa jadi senjata kita buat bersaing di pasar musik internasional... kenapa ?? kalo di dunia usaha ada yg namanya differnsiasi produk artinya produk kalo mau laku harus punya ciri/perbedaan dari produk2 lain karena itu ngga harus kroncong bisa aja hip hop tapi hip hop yg pengen gw denger adalah hip hop indo yg beda dengan hip hop amrik yg beda dengan hip hop jepang...

emang sih kata orang jepang cara belajar yg paling cepat itu adalah dengan meniru tapi jangan sampe kita di cap sebagai bangsa peniru selamanya... ;)
Title: Re: Anak Singkong Belajar Disko
Post by: lymbers on 05/08/07, 15:57
nih gw punya teori kalo sebenernya cara kita berpikir, cara kita bergaya, cara kita melihat, cara kita hidup, bahkan selera kita semua itu di buat sama media... sebagai contoh kalo seandainya budaya clubing itu ga pernah di ekspos sama media gw yakin dunia clubing indonesia ga akan berkembang sepesat ini, begitu juga budaya2 luar lainnya kalo seandanya ga pernah di ekspos sama media indo bisa2 cw2 masih pada pake kebaya sekarang... iya ga sih... makanya menurut gw kalo mau nyalahin jangan salahin kita2 yg udah terpengaruh sama media tapi salahin media yg udah terlalu banyak mengekspos budaya yg bukan budaya kita... kalo mau memperbaiki jangan perbaikin kita dulu donk tapi yg pertama di perbaikin adalah medianya dulu... jujur aja kalo seandainya di bioskop ada film nicolasaputra jadi dalang mungkin profesi dalang bisa populer di kalangan anak muda ya ga sih contoh aja pas film AADC deh gara2 film itu ABG (termasuk gw) jadi demen banget sama yg namanya puisi perlajaran bhs indo yg tadinya cabut2an bisa pada masuk semua hehe... budaya paty sendiri bukan berarti ga ada di indonesia justru banyak banget upacara adat yg gokil2 yg sebenernya pada dasarnya party juga hura2 jadi mungkin buat para promotor2 party yg udah kebingungan cari konsep mungkin upacara2 adat bisa jadi inspirasi hehe... seru juga lho  *piss*
Title: Re: Anak Singkong Belajar Disko
Post by: Bedjo on 05/08/07, 16:21
Quote from: Discomfort on 05/08/07, 01:09
tapi metafor2nya ujungnya kok jadi punya tendensi judgemental ya? Expecially bout the dancing part.. i mean, come on.. gw juga tau lah ada org2 yg emang dance buat diliat org laen.. but then so what makan bakso di pesawat? That doesn't mean that everyone is doing the same thing kan? and if they do, then so be it.. no harm done kok..
mungkin si anak singkong sendiri kli lbh sering ngerasain org2 disekelilingnya melakukan dance buat mancing org lain atw bisa jg si anak singkong sendiri yg ngedance buat cari perhatian....tp balik lagi kita mana tau sie dance yg dia lakuin itu bener buat attrack org laen atw emang buat kepuasan dirinya sendiri!! piss out!!
Title: Re: Anak Singkong Belajar Disko
Post by: Bedjo on 05/08/07, 16:32
Quote from: olis on 04/08/07, 17:00
Quote from: Discomfort on 04/08/07, 16:12
nah ini dia, coba definisikan yg dimaksud dengan "budaya sendiri".. gw si bisa jawab kok..akar budaya gw adalah metalika, guns n roses, sepultura, dead kennedys, xes pistols, ministry, 80's breakdance tapes, kang ibing dan de kabayans, benyamin, kaset sanggar cerita, voltus, dan masi banyak lagi!

aku orang jawa tapi ga ikut tradisi jawa. yang islami aja.. :)

aku cingko tp ga suka ma cewe cingko... :-\  :-\  ;D   yang "biasa aja"  :-[ *piss*
Title: Re: Anak Singkong Belajar Disko
Post by: lymbers on 05/08/07, 19:50
baca tulisan gw di atas aja deh... cape tuh nulisnya  ;D ;D apa itu masih kurang menjelaskan??  *piss* apa justru tambah bikin bingung.... tau deh ;D ;D
Title: Re: Anak Singkong Belajar Disko
Post by: Discomfort on 06/08/07, 02:27
 
QuotePosted by: lymbers

yah kalo gw sih ngeliat tulisan ini sebagai teguran aja untuk kita2 orang indonesia yg udah mungkin bisa di bilang
western abis...

Ma'af, tapi sejauh mana kita ini udh bisa dibilang "westen? Apa karena gw pergi ke club, denger/bikin musik elektronik yang "katanya" budaya barat, nonton film barat,serta aktifitas2 lain yg dicap "budaya barat" lantas secara otomatis gw udh jadi western abis? Gak semudah itu dong?  ;) Seperti juga ketika ada turis dari inggris misalnya, datang ke bandung, makan makanan sunda, nonton wayang golek, belajar jaipongan /  pencak silat.. ya tetep aja ujung2nya dia orang inggris, balik ke london makan fish n chips lg, nonton bola lagi. Intinya, sejauh2nya invasi kultur luar ke dalem sini, budaya yg udah netep lama dari kita lahir gak bakal ilang kok. Perlu bukti? walopun makanan dari luar segala jenis udh ada disini sejak lama, berapa banyak orang di ravelex sini yang belum ngerasa makan kalau belum kena nasi?  ;D Itu Indonesia bangeet..

Nah, balik lagi ke soal musik elektronik. Kalo kita perhatiin roots dari genre2 elektronik yg populer sekarang, larinya jelas2 (mengutip lirik lagunya Armand Van Helden) It began in africa.. belum unsur2 musik dari budaya lainya seperti India, Jamaican, and so on and so on.. singkatnya, musik elektronik yang kita dengarkan sekarang ini merupakan hasil percampuran dari berbagai macam kultur dunia. Lantas apakah ia masih bisa dibilang budaya western? Gak juga kan? Justru, setidaknya bwt gw, ini lah salah satu daya tarik musik elektronik. Dia gak punya penanda2 yang secara exact menunjuk ke satu budaya tertentu. Musik elektronik itu pada dasarnya sih "anak semua bangsa"  ;D

Ok, mungkin lo bakal nanya, kapan sih munculnya EDM yg emang bener2 berkarakter Indonesia? Gw si cuma bisa bilang, semua hal yang bagus memerlukan proses. Udah berapa lama sih EDM masuk sini? Udah berapa banyak sih musik elektronik yg bikinan lokal sini? Kalo pun udh banyak, berapa banyak yg dapet ekspose di media seperti musik pop pada umumnya? Sehubungan dengan point terakhir tadi, dalam proses pengembangannya, scene EDM sini juga perlu didukung oleh lingkungannya. Sekarang gimana bisa maju kalau belum apa2 udah dicap "anak singkong belajar disko", "musisi Indo bergaya luar", orang lagi enjoy2 mengapresiasi  musik elektronik dengan berdansa, tau2 dicap "gak jujur". Blum hambatan2 kayak respon negatif masyarakat, karena scene musik ini dibilang scene yg hedonistik lah, musik junkie lah ini lah itu lah.

Waduh, maap jadi berpanjang2 kayak essai. sorry kalau ada salah2 kata..
Title: Re: Anak Singkong Belajar Disko
Post by: lymbers on 06/08/07, 12:54
gpp sih bagus2 forum ini jadi agak berat sedikit gpp kan bagus jadi nambah banyak ilmu dan pemikiran2 baru... kalo di tanya western abis itu kaya apa bukan berarti kagak makan nasi lagi mxd gw western abis di sini adalah kita lebih jago bhs ing daripada bhs daerah kita lebih preffer musik luar daripada musik lokal kita pake kaos tulisannya i love NY, pokoknya kita lebih sering ke arah luar daripada ke dalem... kalo orang bule pas di indo mungkin di jaipongan tapi pas balik ke kampung sono kan balik lagi ber ballet2 ria... kalo sang anak singkong belajar disko mau di sini mau di sana tetep aja balet ga pernah belajar jaipong (perumpamaan)...

yg jelas kalo anak singkong pengen belajar disko gara2 media jadi kalo itu salah yg patut di persalahkan adalah media... iya ga?? (anycomment)
Title: Re: Anak Singkong Belajar Disko
Post by: AndrE ClayZ on 06/08/07, 17:45
Quote from: Errie on 31/07/07, 13:08
bukan mau ikut2an tp ini tulisan emang keren.... mudah dicerna...

setuju.....
Title: Re: Anak Singkong Belajar Disko
Post by: walasok on 07/08/07, 12:17
Quote from: Discomfort on 04/08/07, 15:05
Kalau mau jujur, sebenernya gw gak gitu setuju ama tulisan ini.. kayaknya kok banyak prasangkanya ya? Kayak soal joget yg gak jujur itu.. judgemental bgt gak sih? Tau dari mana itu org dansa jujur apa enggak (namanya juga org mabok, ya pasti jujur lah..coba deh boong sambil mabok.. kalo sukses lo kayaknya mesin :)) ).. apalagi soal "where do you come from" ini.. Does that means if we come from indo we must "sound" like an indonesian? Indonesia yg mana? Indonesia yg ada di kepala bule2? Trus apa sih yg mendefinisi "Indonesian sound"? Must we be trapped in this "mooi indie exotica aesthetique" just to be accepted by "bule"? Bukankah lebih gak jujur lagi kalo misalnya, seseorang yg dari kecilnya besar dengan kaset2 breakdance dan metal tiba2 pas gede maksain bikin sesuatu yg "berbau" etnis? We are what we are sob.. can't force etnicity just because some bule wants us to be "original" (whatever that is)

hehehe

cuma bisa senyum2 gw baca postingan lo ang.. *bgs*

nothing against your opinion, yang gw tangkap dari tulisan doi malah doi sebenernya dah berjuang dalam musik namun ketika berbicara dengan seorang expat malah doi dipandang sebelah mata hanya krn dia orang indonesia.. jadi di sini ga ada hubungannya "sounds indonesian or sounds bule"..
Title: Re: Anak Singkong Belajar Disko
Post by: Dua Essensi on 08/08/07, 17:32
TANPA ADANYA BATASAN DAn KONTROL MAKA QT AKAN MENJADI
ANAK SINGKONG YG BLAJAR DISKO DAN MJD KORBaN IMPERIALIS GAYA BARU,imperialis yg selalu mlempar PROPAGANDa Modernitas LALU MEMBUAT ANAK SINGKOnG MJD "FREeTHiNKER" dgn BRAIN WASHiNG "APA ARTINYA DOSA ,BILa KEHIDUPAN KEDUA SUDAH DIANGGaP CERITA"
Title: Re: Anak Singkong Belajar Disko
Post by: Discomfort on 08/08/07, 21:17
 
QuotePosted by: Dua Essensi

TANPA ADANYA BATASAN DAn KONTROL MAKA QT AKAN MENJADI
ANAK SINGKONG YG BLAJAR DISKO DAN MJD KORBaN IMPERIALIS GAYA BARU,imperialis yg selalu mlempar PROPAGANDa Modernitas LALU MEMBUAT ANAK SINGKOnG MJD "FREeTHiNKER" dgn BRAIN WASHiNG "APA ARTINYA DOSA ,BILa KEHIDUPAN KEDUA SUDAH DIANGGaP CERITA"

hmm.. agak OOT yah jadinya, kok malah ngomongin dosa dan alam baka? Tapi opini gw sih ya, batasan dan kontrol sebaiknya merupakan konsensus bersama, demi kepentingan bersama; bukan karangan sepihak yg dipaksakan demi kepentingan sepihak. Kalo gak ujungnya bakal jadi kayak gini;

Authoritarianism describes a form of social control characterized by strict obedience to the authority of a state or organization, often maintaining and enforcing control through the use of oppressive measures. (dicopy paste dari wikipedia)

Kalau udah jadi kayak gitu apa bedanya ama new imperialist yang memaksakan kultur demi kepentingan ekonomi golongan tertentu?

selain itu, apa salahnya kita menjadi free thinker? Ato menurut lo kita udh musti kayak "borg" yg punya collective conciousness?  ;D bebas sihhh..  ;)

@walasok

santai pak, gw si selalu terbuka untuk diskusi   :D . You have the right for opinions concerning any matters, and so do I.. huhuhu.. Opini gw sih gini, itu bule bilang.. mereka sih disitu masih mempertanyakan "where do you come from" dalam melihat karya. Masalahnya, kita disini membuat karya itu buat siapa? Buat mereka? Apa kita musti jadi kaya orang jualan souvenir yang mau jual apa aja buat bule? Jangan juga kali ya? Kalau mau bikin karya yang memunculkan unsur budaya daerah, sah2 aja kok. Tapi kan gak usah juga jadi mendiskreditkan orang lain yang gak seperti itu, dengan ngecap mereka sebagai "anak singkong belajar disko"?

@lymbers

Quotemxd gw western abis di sini adalah kita lebih jago bhs ing daripada bhs daerah kita lebih preffer musik luar daripada musik lokal kita pake kaos tulisannya i love NY, pokoknya kita lebih sering ke arah luar daripada ke dalem...

Gw rasa sih gak semua org yg jago bahasa Inggris gak bisa bahasa daerah kok (FYI, sehari2 gw masi ngobrol pake bahasa sunda ama temen2 gw kok  ;D ). Dan kalaupun ada yg begitu, itu lebih karena faktor lingkungan dimana dia dibesarkan. Kalau soal preferences musik sihhhh, ya itu balik lagi lah ke masalah selera (orang benyamin aja pernah ngerilis lagu yg berirama funk dan blues kok)..dan itu sih, IMHO ya, gak bisa dipaksain kan?



Title: Re: Anak Singkong Belajar Disko
Post by: lymbers on 09/08/07, 00:42
sip ;) lama2 cape juga yah ngomong serius mulu hehe... tapi bener2 gw dapet kok emang yg penting ikutin suara hati lu aja deh karena hati kita ga pernah boong iya ga sih.... mungkin gw ngomong kaya di atas karena suara hati gw yg ngerasa etnis indonesia itu harus gw dalemin... yah pokoknya seperti kata david guetta di lagunya "Winner of the Game"

No matter what people say, I'm gonna do it my way...
I'm strong enough and alive, I know that I can survive...
...And be winner of the game (we're all winners of the game)...

*tepuktangan* *tepuktangan* david guetta the best  *tepuktangan* *tepuktangan*


( :-\ mulai ga jelas yah)
Title: Re: Anak Singkong Belajar Disko
Post by: Dua Essensi on 09/08/07, 05:39
stp org pd akhirnya punya cara pandang masing2..postingan saya yg lalu hanya sbh opini,gk ada motif untk judge/justifikasi,no sara dan sori kalo postingan gw d atas OOT,Oke thnk yu..
Title: Re: Anak Singkong Belajar Disko
Post by: walasok on 09/08/07, 11:33
hehe

ini baru rvlx!! *bgs* *bgs*
Title: Re: Anak Singkong Belajar Disko
Post by: dirtynumbangelboy on 10/08/07, 23:00
I PREFER LESS TALKING MORE DANCING
:)
Title: Re: Anak Singkong Belajar Disko
Post by: Discomfort on 10/08/07, 23:27
Maksudnya? Gw banyak ngomong ya? Wah maaf masss.. gw pikir disini bisa diskusi, my mistake then..sorry  ;)
Title: Re: Anak Singkong Belajar Disko
Post by: lymbers on 11/08/07, 14:29
Quote from: dirtynumbangelboy on 10/08/07, 23:00
I PREFER LESS TALKING MORE DANCING
:)

;D ;D ;D dalem2 haha... sip  ;) keren juga di jadiin lagu "LESS TALKING MORE DANCING"  *piss* bikin ah ga perlu bayar royalti kata2 kan hehehe....
Title: Re: Anak Singkong Belajar Disko
Post by: wedhus on 11/08/07, 15:01
Barangkali kita termasuk manusia kosmopolitan yang hidup di kota besar dengan kesibukan dan rutinitas ekstra, yang membutuhkan kompensasi-kompensasi liar untuk menghilangkan stres. Namun, apakah sebenarnya tubuh dan mindset kita sudah tune in dengan groove dan party model dance culture semacam ini?


Tubuh dan mindsetku sudah tune in....so what....???



Bagaimana kita akan merasa terbebas dan berpesta jika semuanya masih terkendali, selalu berpikir dan melakukan koreksi, apakah gerakannya sudah cukup cool dan seksi, atau berjaga-jaga agar jangan sampai keringat terlalu kuyup membasahi tubuh dan melunturkan make-up, atau selalu resah karena salah kostum?


Gw orang modern yang selalu berpikir kedepan....pastinya semakin hari harus semakin bagus...koreksi tetep harus ada...kebebasan terletak pada apresiasi musik dan saling menghargai.


Title: Re: Anak Singkong Belajar Disko
Post by: MkG on 11/08/07, 18:53
Tulisan ini setelah dibaca- baca kok mengesankan kita orang Indonesia engga cocok sama budaya semacam ini yah? Kayaknya kita engga dibolehin ngikut trend lantaran bukan 'blood' kita yang oleh si penulis sepertinya itu yang serba tradisional. Mungkin doi kecewa karena idealismenya sendiri kali yee?

Overall, artikel ini bagus sih, secara penulisnya kayaknya lumayan kompeten cuma sayang kesannya jadi budaya party dan turunannya (rave, club etc.) jadi lagi-lagi dianggap sesuatu yang "salah" dan susah dimajukan karena engga ada dukungan. Kasihan mereka yang serius berkecimpung di dunia ini jadi mesti kerja dengan tingkat kesulitan 2x...(tapi tetep, kita support kok ;) )

Engga heran kalau di pikiran mayoritas orang luar, Indonesia itu masih serba etnik...
Title: Re: Anak Singkong Belajar Disko
Post by: dirtynumbangelboy on 12/08/07, 04:40
Quote from: Discomfort on 10/08/07, 23:27
Maksudnya? Gw banyak ngomong ya? Wah maaf masss.. gw pikir disini bisa diskusi, my mistake then..sorry  ;)
sensi bgt kaya pantat bayi ? HAHA

gak ngomongin lu kale
no.. there's no one mistaken! :)

no dude
what you did is nice (i like that!) 
dat is the true rvlx
gue suka orang2 kritis kayak elu
sebenernye gue mo nulis cuman lagi malas hihihi

the point is..
me-myself prefer just enjoy the music & dancing rather than trapped into idealism yg terlalu rumit

peace om *piss*
Title: Re: Anak Singkong Belajar Disko
Post by: lymbers on 12/08/07, 07:01
Quote from: dirtynumbangelboy on 12/08/07, 04:40
Quote from: Discomfort on 10/08/07, 23:27
Maksudnya? Gw banyak ngomong ya? Wah maaf masss.. gw pikir disini bisa diskusi, my mistake then..sorry  ;)
sensi bgt kaya pantat bayi ? HAHA

gak ngomongin lu kale
no.. there's no one mistaken! :)

no dude
what you did is nice (i like that!) 
dat is the true rvlx
gue suka orang2 kritis kayak elu
sebenernye gue mo nulis cuman lagi malas hihihi

the point is..
me-myself prefer just enjoy the music & dancing rather than trapped into idealism yg terlalu rumit

peace om *piss*

emang bener sih ada kalanya dimn kita juga harus bisa "just do it" jangan terlalu banyak berpikir ini itu yg malah kalo berlarut2 bisa jadi penghalang kesuksesan... (i dont mean for this topic. this topic is good to be discuss) ;)
Title: Re: Anak Singkong Belajar Disko
Post by: Discomfort on 12/08/07, 23:56
oow, ma'ap2.. tp gw sincerely minta ma'af lo itu, emang penyakit gw si susah ngerem kalo udh bahas2an.. sapa tau ada yg emang keganggu..huhuuuhuhuu

Title: Re: Anak Singkong Belajar Disko
Post by: lymbers on 13/08/07, 10:45
Quote from: Discomfort on 12/08/07, 23:56
oow, ma'ap2.. tp gw sincerely minta ma'af lo itu, emang penyakit gw si susah ngerem kalo udh bahas2an.. sapa tau ada yg emang keganggu..huhuuuhuhuu

GPP kale kalo di pemerintahan juga kan harus ada bagian oposisi biar pemerintahan bisa maju... sama juga dengan topik ini kalo bukan lu sapa lagi yg cukup bagus buat jadi oposisi hehe... ;) it's good to be care even sometimes too care is killing u hehe...
Title: Re: Anak Singkong Belajar Disko
Post by: dirtynumbangelboy on 13/08/07, 20:15
Quote from: Discomfort on 12/08/07, 23:56
oow, ma'ap2.. tp gw sincerely minta ma'af lo itu, emang penyakit gw si susah ngerem kalo udh bahas2an.. sapa tau ada yg emang keganggu..huhuuuhuhuu


siap cingko, gpp ah
emang menjadi galak itu menyenangkan

*piss*
Title: Re: Anak Singkong Belajar Disko
Post by: Kill The DJ on 05/01/08, 22:48
Here I am Kill The DJ. Ini kedua kali aku buka revelex. Yang pertama pada awal 2005 setelah dikasih tahu sinto javabass. Waktu itu kita bikin Manifesto di tahun baru 2004, tapi ada masalah dengan tsunami dan FPI. Sekarang dikasih tahu wartawan jawapos. Aku cuman mau bilang, terimakasih buat semua commentnya. Semuanya bener. Thanks
Title: Re: Anak Singkong Belajar Disko
Post by: kc on 06/01/08, 01:21
Quote from: Kill The DJ on 05/01/08, 22:48
Sekarang dikasih tahu wartawan jawapos. Aku cuman mau bilang, terimakasih buat semua commentnya. Semuanya bener. Thanks

wah ada anak rvlx yang wartawan jawapos?

singkat, jelas, dan padat !
Title: Re: Anak Singkong Belajar Disko
Post by: Jah bless on 06/01/08, 14:55
keren.. seru bacanya! eh mau nanya donk, Jockie Saputra siapa seh?
Title: Re: Anak Singkong Belajar Disko
Post by: FreddieThe13th on 08/01/08, 14:46
ck ck ck ... artikel yg manstabbb bgt ... (sory aniwe ... telat bacanya ...  *piss*)
sangat refleksionis ... apalagi "where do u come from" nya ... daleeemmm jooo ...
salute ...  *bgs* *bgs* *bgs* *bgs* *bgs*
Title: Re: Anak Singkong Belajar Disko
Post by: xesid on 17/01/08, 01:39
Quote from: Discomfort on 04/08/07, 15:05
Kalau mau jujur, sebenernya gw gak gitu setuju ama tulisan ini.. kayaknya kok banyak prasangkanya ya? Kayak soal joget yg gak jujur itu.. judgemental bgt gak sih? Tau dari mana itu org dansa jujur apa enggak (namanya juga org mabok, ya pasti jujur lah..coba deh boong sambil mabok.. kalo sukses lo kayaknya mesin :)) ).. apalagi soal "where do you come from" ini.. Does that means if we come from indo we must "sound" like an indonesian? Indonesia yg mana? Indonesia yg ada di kepala bule2? Trus apa sih yg mendefinisi "Indonesian sound"? Must we be trapped in this "mooi indie exotica aesthetique" just to be accepted by "bule"? Bukankah lebih gak jujur lagi kalo misalnya, seseorang yg dari kecilnya besar dengan kaset2 breakdance dan metal tiba2 pas gede maksain bikin sesuatu yg "berbau" etnis? We are what we are sob.. can't force etnicity just because some bule wants us to be "original" (whatever that is)

mmmmhhh.....interesting....
mgkn tulisan ini bukan meng-claim bro...
dr yang saya cerna dari sudut pandang diri penulis...mungkin ini adalah sebuah renungan ajah...
dimana pertanyaan "where do you come from?" mengingatkan penulis terhadap budaya original qta...
dimana qta berusaha dan berjuang untuk turut mengadaptasi sebuah dampak dari globalisasi budaya yang masuk di indonesia...
yahhh...yang namanya orang jg punya sebuah titik jenuh...dan ketika menemukan sesuatu yang baru qta penasaran klo misal cocok jg bisa menjadi cara & gaya hidup...
dan klo memang bs dapet soulnya ga akan jadi sebuah masalah....lain halnya apabila cuma sekadar menjadi hedon...itu mah pelarian...
yang pasti dalam dunia modern ini...apa pun life style qta...pendapat secara demokratis ada adalah menunjukkan kemajuan pola pikir qta d indonesia...yang pasti berpikir secara kritis atau objective jg merupakan hal yang memajukan bangsa ini...

@paman gober + penulis
interesting post....
menambah khasanah pemikiran qta...
merupakan renungan panjang...mgkn seumur hidup kaleee....
dan pasti ada hal positive dari makna tulisan itu....
you what???
i'm feeling so great after read the thread...
it will be inspiring...
thx..

*tepuktangan* *tepuktangan* *tepuktangan* *tepuktangan* *tepuktangan* *tepuktangan*
ayo joged....dansa...
Title: Re: Anak Singkong Belajar Disko
Post by: NinBo on 17/01/08, 22:44
hehe.. bagus bgt ni.. baik artikelnya maupun opini2nya.. ;)
Title: Re: Anak Singkong Belajar Disko
Post by: Ucil on 04/02/08, 04:41
very inspiring........in some parts gw setuju sama penulis artikel.....but for the most........gw suka banget cara pandang discomfort.....salute u both....
Title: Re: Anak Singkong Belajar Disko
Post by: raphael on 27/02/08, 13:24
hehehehehe akang niang ..... salut broo... gw juga agak gak sreg gmanaaaaaaa gitu sm tulisan blog ini  *piss*  *piss*  *piss*  *piss*  *piss*
Title: Re: Anak Singkong Belajar Disko
Post by: osha on 29/10/08, 00:00
gw interest ma artikelnya....
kerenn cuiyyyyy.....sdikit pencerahan..... :-X :-X
EhPortal 1.1 © 2015, WebDev